Rabu, 31 Agustus 2022

FAIDAH BAHASA DALAM LAFAZH BASMALAH (2)

 


 

FAIDAH BAHASA DALAM LAFAZH BASMALAH (2)


BACA BAGIAN 1 DI SINI


>>> FAIDAH 4

Lafazh “الرحمنtermasuk lafazh yang tulisan dan pengucapan beda. Meskipun huruf mim tertulis dengan harokat pendek, namun dibacanya panjang. Bentuk asalnya:



الرحمان



>>> FAIDAH 5

FAIDAH BAHASA DALAM LAFAZH BASMALAH (1)

 

 


 

FAIDAH BAHASA DALAM LAFAZH BASMALAH (1)



BASMALAH artinya adalah ucapan:

بسم الله الرحمن الرحيم

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”



Berikut ini beberapa faidah bahasa dalam lafazh basmalah:



>>> FAIDAH 1

Bentuk asal dari lafazh basmalah adalah:

باسم الله الرحمن الرحيم

Kemudian, karena sering digunakan dalam tulisan, untuk memudahkan, maka hamzahnya dibuang. Maka jadilah seperti ini:

بسم الله الرحمن الرحيم

Kekhususan ini berlaku hanya untuk lafazh basmalah.



>>> FAIDAH 2

Selasa, 30 Agustus 2022

SHIFAT MENYELISIHI MAUSHUF


SHIFAT MENYELISIHI MAUSHUF

Pada asalnya, SHIFAT harus sesuai dengan MAUSHUF (YANG DISIFATI) dalam empat hal:

  • I’robnya

  • Jenisnya

  • Kejelasannya

  • Jumlahnya



Contohnya:

جَاءَ الرََّجُلَانِ الصَّالِحَانِ

Telah datang dua orang laki-laki yang shalih



Namun, ada 4 KEADAAN shifat tidak sesuai dengan maushuf-nya. Berikut ini penjelasannya:

STIKER MOTIVASI DAKWAH

 


RP.1000

KLIK DI SINI

BACA TULISAN DI SINI

LOWONGAN MENJADI RESELLER

 

LOWONGAN RESELLER



✈️YUK, SHARE INFO INI✈️


❗LOWONGAN❗





Lowongan menjadi RESELLER buku2 terbitan FAHIMNA PUBLISHING.


🌹GRATIS pendaftaran

🌹Cukup share gambar.

🌹Tidak harus stok buku.

🌹Sambil berbagi ilmu.

🌹Bisa sambil nyantai di mana saja.

🌹Bisa sambil rebahan di rumah

🌹Bisa sambil momong anak



❓MAU❓


👉 Hub ADMIN FAHIMNA: 0895-3200-71061


🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


☝️Yuk, share info ini kepada orang2 sekiranya membutuhkan... Siapa tahu bisa membantu meringankan beban hidup mereka..🌹

 


JANGAN BERHARAP PADA MANUSIA! (SARAN)

 


S
ARAN


Setelah membaca buku ini, sangat disarankan bagi pembaca untuk meminjamkan atau menghadiahkannya kepada orang lain. Supaya mereka bisa mendapatkan manfaatnya juga.


Akan lebih bagus lagi jika buku ini diletakan di tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpul banyak orang. Misalnya: di ruang tamu, di ruang tunggu, di perpustakaan umum, di masjid, dll.


Harapannya, dengan begitu, kita mendapatkan banyak pahala karena telah menunjuki kebaikan kepada banyak orang.


Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”

(HR. Muslim).


Insya Allah, selagi amal shalih yang kita tunjuki lewat buku ini masih diamalkan oleh orang, kita akan terus mendapatkan pahalanya juga. Meskipun kita sudah meninggal dunia.


Semoga pahala mengalir akan kita dapat.


Semangat berbagi!


JANGAN BERHARAP PADA MANUSIA! (PENGANTAR PENULIS)

 

JANGAN BERHARAP

PADA MANUSIA

 

!

 


 

PENGANTAR PENULIS


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وأصحابه أجمعين

أما بعد

Alhamdulillah, kalau mau dihitung-hitung, hingga kini saya sudah menulis ratusan artikel. Sebagiannya biasa saya share di media sosial (khususnya di FB).


Dari sekian banyak artikel, saya pilihkan beberapa untuk saya kumpulan dalam buku ini. Saya pilih yang sekiranya paling bisa menginspirasi dan memotivasi untuk melakukan kebaikan (amal shalih).

JANGAN BERHARAP PADA MANUSIA! (DAFTAR ISI)

 

JANGAN BERHARAP

PADA MANUSIA

 

!

 


 

DAFTAR ISI

(KLIK DI SETIAP BAB)


SARAN

PENGANTARPENULIS

DAFTAR ISI

  1. Berhenti Sejenak (7)

  2. Niat Baik (11)

  3. Kekuatan Niat (1) (15)

  4. Kekuatan Niat (2) (18)

  5. Jangan Berharap pada Manusia! (21)

  6. Mencari Keutamaan (26)

  7. Jalan yang Lurus (30)

  8. Sambilan (34)

  9. Menunggu (37)

  10. Kebiasaan (40)

  11. Hati-Hati! (43)

  12. Uang Bukan Segalanya, Tapi… (48)

  13. Bersama Sampai Tua (53)

  14. Mama… Jajaan…! (56)

  15. Berbagi (61)

  16. Kemungkinan Terburuk (63)

  17. Kekuatan Fokus (66)

  18. Atas & Bawah (70)

  19. Target Harian (73)

  20. Bagaimana Mungkin? (76)

  21. Dakwah Dalam Diam (78)

  22. Takbiratul Ihram (82)

  23. Jangan Salah Baca! (85)

  24. Prioritas (87)

  25. Bertamu (90)

  26. Muhasabah (93)

PROFILPENULIS

 

BUKU BISA DIPESAN VIA WA: 0895-3528-86439 (TINGGAL KLIK)

BELIS VIA SHOPEE DI SINI & TOKOPEDIA DI SINI




 BUKU DIJILID KAWAT AGAR TIDAK MUDAH RUSAK

 

BAB 1: BERHENTI SEJENAK


BAB 1

BERHENTI SEJENAK


Ada sebuah nasihat yang sangat indah dari Hasan al-Bashri rahimahullah, salah seorang ulama dari kalangan Tabi’in. Beliau berkata:


“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati seorang hamba yang merenung sejenak (untuk berfikir) sebelum melakukan suatu amalan. Jika niatnya adalah karena Allah, maka dia melakukannya. Tapi, jika niatnya bukan karena Allah, maka dia mengurungkannya.”


Lewat nasihatnya ini, beliau mengajarkan kepada kita untuk memperbaiki niat sebelum beramal. Kita hadirkan dulu keikhlasan dalam hati. Ikhlas artinya kita beramal semata-mata demi mengharap balasan dan ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan dari selain-Nya.

BAB 2: NIAT BAIK


BAB 2

NIAT BAIK


Ada sebuah kisah menarik. Kisah ini berasal dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullah (hadits no. 2145).


Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu 'anhu berkisah: "Suatu hari Bilal datang menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dengan membawa kurma Barni (jenis kurma bermutu bagus). Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bertanya kepadanya:


"Dari mana kurma ini?"

BAB 3: KEKUATAN NIAT (1)


BAB 3

KEKUATAN NIAT (1)


Para ulama menjelaskan bahwa: "Amalan yang hukum asalnya mubah, jika diniatkan ibadah, maka akan bernilai ibadah dan bisa berbuah pahala".

Amalan mubah misalnya: makan, minum, tidur, olah raga, jual-beli, tamasya, dll. Jika dikerjakan, kita tidak mendapatkan pahala; dan jika ditinggalkan, kita tidak berdosa. Demikian kurang lebih pengertian “amalan mubah”.

Namun, jika amalan mubah ini kita kerjakan dalam rangka untuk kebaikan, maka kita akan mendapatkan pahala, insya Allah. Misalnya begini:

  • Kita niat makan dan minum agar kuat dalam melakukan ibadah dan amal kebaikan sehari-hari.

  • Kita tidur cepat di malam hari agar bisa bangun dini hari untuk tahajjud dan menghafal al-Qur'an.

  • Kita tamasya ke tempat-tempat yang indah agar pikiran kembali segar, sehingga lebih fokus dalam beribadah dan beramal rutin sehari-hari.

  • Kita beli dagangan tetangga atau teman untuk menyenangkan hatinya, sekaligus untuk membantu perekonomian keluarganya.

  • Dll.

Dalilnya adalah hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam:

BAB 4: KEKUATAN NIAT (2)


BAB 4

KEKUATAN NIAT (2)


Sebagai bentuk kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita, niat baik kita akan tetap diberi pahala meskipun tidak jadi kita lakukan.


Dalam sebuah hadits dikatakan:


فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ


“… Kemudian barangsiapa yang berniat untuk mengerjakan amal kebaikan, namun dia belum melaksanakannya, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Dan jika dia berniat untuk mengerjakan kebaikan, lalu mengerjakannya, maka Allah akan catat baginya dengan 10 kebaikan hingga 700 kali lipat, bahkan sampai berlipat–lipat banyaknya.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Luar biasa sekali, bukan!

BAB 5: JANGAN BERHARAP PADA MANUSIA


BAB 5

JANGAN BERHARAP PADA MANUSIA!


Manusia itu makhluk yang lemah. Manusia sering lupa. Banyak juga yang khianat, suka ingkar janji.


Makanya, jika kita tak ingin kecewa, jangan pernah berharap pada manusia. Jangan gantungkan hidup kita pada manusia.


Saya yakin, banyak diantara kita yang pernah merasakan betapa sakitnya berharap pada manusia. Saya sendiri dulu sering merasakannya. Waktu itu, saya belum sadar bahwa berharap pada manusia itu akan sering membuahkan kekecewaan.


*****

Pernah suatu ketika, saya mengirimkan naskah buku ke sebuah penerbit. Beberapa minggu kemudian, saya mendapat SMS dari pihak penerbit. Mereka menyatakan tertarik untuk menerbitkan naskah buku saya.

BAB 6: MENCARI KEUTAMAAN


BAB 6

MENCARI KEUTAMAAN


Kalau kita ingin jualan es, supaya laku, kapan kira-kira waktu yang tepat untuk menjualnya? Di pagi hari yang dingin atau di siang hari yang panas?


Tentu, di siang hari yang panas. Meskipun bisa jadi, kalau kita jualan es di pagi hari tetap saja ada yang beli. Tapi umumnya, kalau mau laku, jualan es itu ya di siang hari.


Kemudian, supaya kemungkinan lakunya besar, kita jualan esnya di pinggir jalan yang ramai atau di gang sempit yang jarang dilewati orang?

BAB 7: JALAN YANG LURUS


BAB 7

JALAN YANG LURUS


Setiap hari dalam shalat kita selalu minta ditunjuki ke “Jalan yang Lurus”.


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus”.

(QS. Al-Fatihah [1]: 6)


Namun, sudahkah kita mengetahui, apa itu jalan yang lurus? Apa itu shirathal mustaqim?


Para ulama bebeda-beda dalam menjelaskan pengertian shirathal mustaqim. Namun, penjelasan mereka tidaklah bertentangan. Penjelasan mereka saling melengkapi.

BAB 8: SAMBILAN


BAB 8

SAMBILAN


Sebagai orang yang beriman, kita tentu meyakini bahwa kelak akan ada masa penimbangan amal. Kelak, amal kita selama hidup di dunia akan ditimbang. Jika amal baik yang lebih berat, maka kita akan mendapatkan kenikmatan Surga. Sebaliknya, kalau amal buruk yang lebih berat, kita akan merasakan siksa Neraka, na’udzubillah.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ. فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ. وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ. فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ. نَارٌ حَامِيَةٌ


Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikannya); maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan; Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya; maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah; Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas”.

(QS. Al-Qari’ah [101]: 6-11)


Oleh karena itu, selagi kita masih diberi kesempatan hidup di dunia, kita perbanyak amal shalih. Kita kumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Semoga kelak, amal baik kita lebih berat dari amal keburukan.


*****


Banyak cara tentunya untuk bisa mendapatkan pahala berlimpah. Misalnya, dengan melakukan kegiatan “sambilan”. Maksudnya?

BAB 9: MENUNGGU

 


BAB 9

MENUNGGU


Menurut Anda, menunggu itu kegiatan yang menyenangkan atau menyebalkan?


Kalau menurut saya, tergantung. Tergantung apa? Tergantung cara kita menunggunya.


Misalnya begini…


Misalnya, kita belanja bersama istri di pasar. Karena kita sudah tahu istri kita itu bakalan lama kalau belanja, maka kita putuskan untuk membiarkannya belanja sendiri. Sedangkan kita menunggu saja di sebuah tempat.


Nah, kalau kita menunggunya di tempat yang bersih, indah, sejuk, dan nyaman. Kita duduk sambil ada yang mijitin. Kopi dan makanan ringan tersedia, tinggal ngambil. Kira-kira, enak nggak nunggu seperti ini?

BAB 10: KEBIASAAN


BAB 10

KEBIASAAN


Kira-kira enak mana: Kita tetap digaji full oleh perusahaan saat izin tidak masuk kerja; atau gaji kita dipotong karena tidak masuk kerja? Anda pilih mana?


Saya yakin, kita semua tentu pilih tetap digaji full. Ya, nggak? Ngaku aja deh… Hehe…


Ternyata, Islam memberi aturan seperti ini juga. Jika ada orang yang sudah biasa melakukan sebuah amal ibadah, namun suatu ketika dia terhalang dari melakukannya, maka dia tetap akan mendapatkan pahala. Meskipun dia tidak melakukannya.

BAB 11: HATI-HATI!


BAB 11

HATI-HATI!


Kalau kita ingin memasuki sebuah kebun, kita ingin memanen buah-buahan yang ada di dalamnya, namun kebun dipenuhi oleh duri dan lubang-lubang tersembunyi (tertutup rumput dan semak belukar), maka apa yang akan kita lakukan?


Pertama, tentu kita akan “membentengi” kaki kita dengan alas kaki yang kuat agar selamat dari tusukan duri. Misalnya, kita pakai sepatu bot atau yang semisalnya. Kemudian, yang kedua, saat sudah masuk kebun, kita tentu harus berhati-hati dalam melangkah. Kita akan berusaha menghindari lubang-lubang yang ada di dalamnya.


Naah…

BAB 12: UANG BUKAN SEGALANYA, TAPI...


BAB 12

UANG BUKAN SEGALANYA, TAPI...


Dulu, ada sebuah kata-kata yang begitu mempengaruhi hidup saya. Anda mungkin pernah mendengarnya juga. Kata-kata itu berbunyi begini:

"UANG BUKAN SEGALANYA,

TAPI SEGALANYA BUTUH UANG!"


Saat awal mendengar kata-kata ini, saya jadi berpikir begini: “Benar juga. Sekarang apa saja butuh uang. Kemudian, kalau punya banyak uang itu enak. Kita bisa hidup senang. Mau ngapain saja gampang. Mau beli apa saja bisa...”.

Maka, saya pun kemudian terdorong untuk mencari cara supaya bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu cepat.

BAB 13: BERSAMA SAMPAI TUA


BAB 13

BERSAMA SAMPAI TUA


Pernah suatu ketika, timbul pertanyaan dalam hati. Kenapa orang-orang tua dulu, rumah tangganya bisa awet. Mereka bisa bersama sampai tua. Hingga bercucu dan bercicit.


Sedangkan orang-orang jaman sekarang, saya perhatikan, banyak yang rumah tangganya tak langgeng. Hanya bertahan sebentar. Ada yang pacaran bertahun-tahun, begitu menikah, tak lama kemudian mereka bercerai.


Kenapa ini bisa terjadi? Kenapa orang tua dulu, meskipun banyak diantara mereka tak sekolah tinggi, tapi mereka bisa pandai mengemudikan bahtera rumah tangga? Beda dengan orang jaman sekarang. Padahal, orang sekarang banyak yang berpendidikan tinggi.


Entahlah, Saya tidak tahu jawaban pastinya. Banyak faktor tentunya.

BAB 14: MAMA... JAJAAN...!


BAB 14

MAMA... JAJAAN…!


Dahulu, ucapan ini begitu sering saya dengar. Ucapan ini berasal dari anak-anak tetangga di sekitar rumah.

MAMA... JAJAAN...!

Kadang suara ini terdengar di pagi hari. Kadang di siang dan sore hari. Suara ini berasal dari anak-anak kecil usia sekitar 2-3 tahunan.

Kadang mereka mengucapkannya berkali-kali. Seringnya sambil merengek-rengek. Jika tidak dikabulkan keinginannnya, mereka pun menangis sekencang-kencangnya. Mereka tidak peduli, apakah orang tuanya sedang punya uang atau tidak. Pokoknya jajan, titik!

BAB 15: BERBAGI


BAB 15

BERBAGI


Berbagi tak harus berupa materi. Memberi tak harus berupa uang dan makanan. Dengan informasi sederhana pun kita bisa berbagi dan memberi kebaikan untuk sesama. Dan, insya Allah, ini pun bisa membuahkan pahala, jika niatnya ikhlash karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Saya pernah mengalami sebuah kejadian. Waktu itu, touchscreen HP saya tiba-tiba saja tidak berfungsi. Sudah saya otak-atik bagaimanapun tak juga bisa. Akhirnya, saya coba cari solusinya lewat internet. Saya pun dapati sebuah video.

Saya lihat, video itu sudah ditonton ratusan ribu orang. Yang komentar juga banyak. Sebelum saya tonton video, saya coba iseng baca komentarnya dulu. Saya ingin tahu penilaian orang yang sudah menontonnya.

Mata saya pun tertuju pada sebuah komentar. Yang nge-like komentar ini juga banyak. Komentarnya berupa solusi mudah menghadapi masalah yang sedang saya hadapi.

Saya pun langsung mencobanya. Dan ternyata.… Alhamdulillaaah..… Berhasil!

BAB 16: KEMUNGKINAN TERBURUK


BAB 16

KEMUNGKINAN TERBURUK


Dalam hidup terkadang kita mengalami hal-hal yang di luar dugaan. Kalau itu hal yang menyenangkan sih masih mending. Tapi terkadang, hal-hal yang tidak kita harapkan itulah yang terjadi. Dan terkadang, kita merasakan sakit karenanya. Sakit sekali malah. Maka, untuk meredamnya, hendaknya kita bersiap diri.

Bersiap diri untuk apa?

Ya, bersiap diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk!

Misalnya, kita pulang kerja malam-malam. Pakai motor. Di tengah jalan, hujan turun dengan derasnya. Tiba-tiba ban motor bocor. Bengkel jauh. Kita pun mendorong motor sambil bermandikan air hujan.

Tiba di bengkel, HP kita bunyi. Ada tulisan”YAYANGKU” di layar HP.

BAB 17: KEKUATAN FOKUS


BAB 17

KEKUATAN FOKUS


Salah menempatkan fokus bisa membuat kita sengasara, bahkan celaka. Mau bukti?

Teman saya pernah nyemplung ke selokan gara-gara waktu jalan dia fokusnya ke layar HP terus. Pernah juga teman saya yang lain ketabrak mobil gara-gara waktu nyebrang dia hanya fokus ke satu arah.

Nah, percaya kan sekarang?

Namun sebaliknya, kalau kita bisa menempatkan fokus dengan tepat, insya Allah, kebaikan bisa kita dapat.


*****

Terkait fokus, saya teringat dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut:

BAB 18: ATAS & BAWAH

 


BAB 18

ATAS & BAWAH


Dalam Islam, kita disuruh melihat ke bawah kalau untuk urusan keduniaan. Kita lihat orang-orang yang lebih susah. Dengan begitu, kita bisa lebih mensyukuri karunia yang telah Allah Subahanahu wa Ta'ala berikan kepada kita.

Dalam hadits dikatakan:

اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

"Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, jangan melihat orang yang berada di atas kalian. Karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat yang telah diberikan Allah kepada kalian."

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Nah..

BAB 19: TARGET HARIAN


BAB 19

TARGET HARIAN


Kalau hidup punya target yang jelas itu enak. Langkah kita jadi terarah. Waktu dan tenaga kita tidak akan terbuang untuk hal-hal yang tidak jelas.

Beda kalau kita tidak punya target yang jelas. Kadang kita bingung mau ngapain. Akhirnya waktu, tenaga, dan pikiran sering terbuang percuma.

Mengingat pentingnya target untuk bekal meraih sukses, banyak motivator yang membahas tema ini. Biasanya, mereka akan mengajarkan untuk membuat target jangka panjang dan target jangka pendek. Target jangka pendek adalah hal-hal yang bisa membantu untuk meraih target jangka panjang.


*****

Sebenarnya, dalam Islam pun kita diajarkan demikian. Sebagai seorang Muslim, kita punya target jangka panjang dan target jangka pendek.

BAB 20: BAGAIMANA MUNGKIN?


BAB 20

BAGAIMANA MUNGKIN?


Pernah beberapa kali saya iseng nanya ke teman-teman. Mereka semua anak pengajian. Kalau di sekolah atau di kampus, mereka biasa disebut anak rohis atau aktivis dakwah. Ternyata hampir semuanya menjawab:

“Belum pernah!”

Pertanyaan saya sebenarnya sederhana: "Selama hidup ini, berapa kali ente menamatkan baca terjemahan al-Qur'an?"

Hayoo... ! Kalau Anda pernah berapa kali? Jangan-jangan belum pernah juga! Hehe...


*****

Kenapa saya iseng mengajukan pertanyaan seperti ini?