Minggu, 21 Agustus 2016

BELAJAR BAHASA ARAB ITU.....



Pertama kali saya belajar Arab adalah ketika masih tinggal di daerah Pogung, kampung di sebelah utara kampus UGM. 
 
Saat itu saya baru awal-awal mengikuti kajian rutin. Dalam kajian itu saya sering melihat teman-teman membawa kitab gundul. Saat itu saya berpikir “Kok enak ya, kalau kita bisa membaca kitab berbahasa Arab, bisa lebih memahami isi kitab aslinya, tidak sekedar membaca terjemahannya”. 

Mulailah tumbuh keinginan untuk belajar bahasa Arab, dan secara kebetulan ada informasi tentang program bahasa Arab di salah satu masjid di Pogung. Saya mendaftar program itu, dan ternyata program tersebut adalah program belajar bahasa Arab secara intensif. Pelajaran bahasa Arab diberikan tiap hari dan tiap hari ada dua kali pertemuan yaitu pagi dan sore. 

Saat itu saya bagaikan

AKU & KITAB FAHIMNA



Terlahir dari keluarga Muslim tidak serta merta langsung tau bahasa Arab. Tiga puluh tahun berlalu saya telah melalaikanya, dan sekarang saya sadar bahwa belajar bahasa Arab itu sangatlah penting untuk bisa memahami pedoman hidup saya dalam beragama, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Namun sebelum belajar bahasa Arab tentu harus belajar dulu kaidah-kaidahnya yaitu ilmu Nahwu-Shorof. 

Akhirnya saya terfikir harus kemana dan dimana saya belajar kaidah tersebut, dikarenakan waktu untuk belajar terbentur dengan kesibukan mencari nafkah. Hingga akhirnya saya menemukan solusi, yaitu mencari yang mengajarkan dengan sistem online. Setelah saya coba beberapa metode online, saya mengalami kesulitan karena keterbatasan dalam pemahaman. Hingga akhirnya saya gugur di tengah jalan karena yang saya dapati belajar Nahwu-Shorof itu sulit, rumit, njelimet. 
 
Setelah mengalami kesulitan,

Jumat, 19 Agustus 2016

SEKELUMIT TENTANG AKU & FAHIMNA



Jika ditanya tentang bahasa Arab, aku sudah mulai mengenalnya sejak tujuh tahun silam. Tepatnya saat kelas VII (kelas 1 MTs). Sudah lama, kan? Tentu iya, lama banget malahan. Namun bagiku, bahasa Arab hanya sekadar teori yang berlalu begitu saja. Tanpa ada sedikitpun kesan istimewa yang bersemai di hati.
Bahkan, saat MTs, bahasa Arab adalah pelajaran paling menakutkan dan paling MOMOK. Begitupun pelajaran-pelajaran lain yang ada TULISAN ARAB-nya. Mulai dari Qur’an-Hadits, Fiqh, dll. Ngeri kan kalau disuruh ketemu hampir tiap hari? Apalagi diriku tak bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar, karena aku hanyalah anak lugu lulusan SD, bukan SDI apalagi MI. Bayangkan saja seperti apa keadaanku saat itu. Kalau diibaratkan mungkin seperti air hujan yang menetes deras di atas genting. Detak jantungku berdenyut hebat karena saking takutnya. Benar-benar miris.

Namun, seiring berjalannya waktu,