Selasa, 30 Agustus 2022

BAB 18: ATAS & BAWAH

 


BAB 18

ATAS & BAWAH


Dalam Islam, kita disuruh melihat ke bawah kalau untuk urusan keduniaan. Kita lihat orang-orang yang lebih susah. Dengan begitu, kita bisa lebih mensyukuri karunia yang telah Allah Subahanahu wa Ta'ala berikan kepada kita.

Dalam hadits dikatakan:

اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

"Lihatlah orang yang berada di bawah kalian, jangan melihat orang yang berada di atas kalian. Karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat yang telah diberikan Allah kepada kalian."

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Nah..

Kalau kita bisa melakukan hal ini, insya Allah, kita akan melihat diri kita berkelimpahan rezeki. Kita akan dapati diri kita ternyata mengungguli banyak orang, baik dalam hal rezeki, kesehatan, dll. Sehingga hidup kita akan damai dan sejahtera, jauh dari keluh kesah.

Ini akan kita dapat kalau kita fokus pada nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ada pada kita.

Misalnya...

Saat bangun tidur, kita lihat di samping kita masih ada istri kita. Kita bisa berkata: "Alhamdulillah masih punya istri... Si Fulan belum lama ditinggal mati istrinya.. Sekarang dia masak dan nyuci baju sendiri.....".

Saat pagi cuma bisa sarapan nasi dan tempe, maka kita bisa berkata: "Alhamdulillah, pagi ini masih bisa makan.. Di daerah konflik dan musibah, banyak orang yang susah untuk nyari makan... Ada yang sampai ngantri panjang untuk dapat jatah makan .. Bahkan ada yang harus ngorek-ngorek tempat sampah dulu untuk nyari sesuap nasi....".

Saat hujan turun dengan derasnya, kita bisa berkata: "Alhamdulillah masih punya tempat bernaung yang nyaman... Masih banyak orang yang hidup di kolong jembatan, di pinggiran kali, di gubuk kardus...".

Saat melihat tukang jualan mikul dagangannya di siang hari yang terik, keliling komplek. Kita bisa berkata: "Alhamdulillah... Saya bisa nyari duit tanpa harus panas-panasan... Bisa sambil rebahan kerjanya....".

Saat melihat petani lagi nanam padi di sawah, kita bisa berkata: "Alhamdulillah.. Saya bisa makan nasi tanpa harus capek nanam padi dulu....".

Demikian.

*****

Intinya, kalau kita bisa fokus pada kenikmatan-kenikmatan yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita, maka apapun yang kita lihat dan alami bisa membuat kita menjadi hamba yang selalu bersyukur.

Beda kalau kita salah fokus. Bisa gelisah terus kita nanti. Melihat teman punya motor baru, kita meriang. Melihat teman punya rumah baru, kita kelabakan. Melihat teman punya istri baru, kita.... Silakan lanjutkan sendiri... Hehe...

Nah...

Ini kalau masalah keduniaan. Tapi, kalau sudah berkaitan masalah akhirat, kita harus berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Kita harus tanamkan prinsip: "Kalau mereka saja BISA, maka saya juga harus BISA! Bahkan saya harus lebih baik lagi!"

"Kalau teman saya yang pekerja bangunan, siang hari panas-panasan, capek keringetan ngangkat barang-barang berat.... Tapi dia tetap bisa menjaga shalat lima waktu tepat waktu di masjid dengan berjama'ah.... Selalu hadir di pengajian saat hari libur (padahal mestinya bisa buat istirahat)... Sebelum tidur selalu rutin baca satu juz al-Qur'an..... Maka saya mestinya harus lebih bisa lagi..... Karena saya tidak secapek dan seberat dia kerjanya..... Bahkan saya mestinya harus bisa lebih baik dari dia....".

Naaah... Demikian.… Paham kan maksudnya?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ

"... Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan...".

(QS. Al-Baqarah [2]: 148)


Semoga bermanfaat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar