Selasa, 30 Agustus 2022

BAB 20: BAGAIMANA MUNGKIN?


BAB 20

BAGAIMANA MUNGKIN?


Pernah beberapa kali saya iseng nanya ke teman-teman. Mereka semua anak pengajian. Kalau di sekolah atau di kampus, mereka biasa disebut anak rohis atau aktivis dakwah. Ternyata hampir semuanya menjawab:

“Belum pernah!”

Pertanyaan saya sebenarnya sederhana: "Selama hidup ini, berapa kali ente menamatkan baca terjemahan al-Qur'an?"

Hayoo... ! Kalau Anda pernah berapa kali? Jangan-jangan belum pernah juga! Hehe...


*****

Kenapa saya iseng mengajukan pertanyaan seperti ini?

Ceritanya waktu itu, waktu saya masih kuliah, teman sekamar saya pernah nanya tiba-tiba. "Ente pernah berapa kali namatin baca terjemahan al-Qur'an?"

Saya waktu itu tidak bisa jawab langsung. Saya terdiam sejenak. Seingat saya, tidak pernah sekalipun meniatkan untuk membaca rutin terjemahan al-Qur'an dari awal sampai akhir. Kalau khatamin al-Qur'an – alhamdulillah - sering. Terutama di bulan Ramadhan. Tapi kalau namatin baca terjemahannya, sepertinya belum pernah.

Teman saya, kemudian berkata lagi:

"Orang non Muslim saja ada yang mau membaca terjemah al-Qur'an sampai selesai... Banyak yang kemudian dapat hidayah karena baca terjemahan al-Qur'an....".

Semenjak itu, saya jadi tersadar. Benar juga kata teman saya ini. Mestinya kita orang Islam yang harusnya lebih semangat baca terjemahan al-Qur'an. Bukankah al-Qur’an itu pedoman hidup kita? Bukankah al-Qur’an itu penunjuk jalan ke Surga? Bagaimana mungkin al-Qur'an jadi petunjuk kalau artinya saja kita tidak tahu???

Para ulama menjelaskan bahwa perbuatan berpaling dari al-Qur`an itu ada beberapa bentuk. Diantaranya adalah tidak merenungi dan tidak memahami, serta tidak mencari tahu maksud yang diinginkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.


*****

Memang, membaca terjemahan al-Qur’an saja tidak cukup. Kita juga harus baca tafsirnya. Namun, untuk langkah awal, membaca terjemahan al-Qur’an bisa jadi modal bagi kita untuk memahami dan mentadaburi kandungan ayat-ayat al-Qur’an.

Semoga kita termasuk Ahli Qur’an. Dan, semoga kita kelak mendapatkan syafa’at dari al-Qur’an. Amiin ya Rabbal ‘aalamiin…


أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Maka apakah mereka tidak merenungi Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”.

(QS. Muhammad [47]: 24).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar