Jumat, 04 Februari 2022

KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (24)

 πŸ“’ KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (24)



✍️ DAUROH BAHASA ARAB (2)


Sudah saya ceritakan bahwa pada tahun 2003, saya mengikuti dauroh bahasa Arab selama sekitar sebulan di daerah Gresik Jawa Timur. Pada tahun 2008, saya ikut lagi. Jadi, dua kali saya ikut dauroh di sana.


Apa yang membuat saya tertarik untuk ikut dauroh lagi?


Ceritanya begini...


Setelah mengikuti dauroh pertama, saya mulai berani mengajarkan bahasa Arab. Kebanyakannya majelis saya diikuti oleh mahasiswa IPB. Ada juga yang dari alumni.


Waktu itu, ada seorang kawan saya alumni IPB yang ikut belajar. Saya perhatikan, kawan saya ini sangat bersemangat mengikuti pelajaran. Meskipun lokasi belajarnya jauh dan diadakan malam hari, dia tetap rajin datang.


Saya berpikir waktu itu, sangat bagus sepertinya kalau dia bisa ikut dauroh bahasa Arab seperti saya dulu. Saya yakin, kemampuan bahasa Arabnya akan jauh meningkat.


Saya pun memotifasinya untuk bisa ikut dauroh selama sebulanan. Karena tidak ada yang menemani, saya pun tertarik untuk pergi bersamanya. Sekalian saya ingin muroja'ah lagi.


Berangkatlah kemudian kami berdua ke sana.  Kami berada di kelas yang sama, kelas lanjutan (takmili). Kitab yang dibahas masih sama dengan yang dulu, kitab Mulakhosh karya Fuad Ni'mah.


*****


Jadwal belajarnya masih sama seperti dulu. Cuma kelasnya saja yang pindah. Sebagian pengajar ada yang baru.


Seingat saya pengajarnya waktu itu:


πŸ“šUst. Aunur Rafiq hafizhahullah


πŸ“š Ust. Abdurrahman Buton hafizhahullah


πŸ“šUst. Ahmad Sabiq hafizhahullah


πŸ“šUst. Ma'ruf hafizhahullah


πŸ“šUst. Abu Muhammad hafizhahullah


πŸ“š Ust. Abu Humaid hafizhahullah


Metode pembelajaranya secara umum masih sama dengan yang dulu. Setiap hari belajar, kecuali hari Jum'at. Setiap pekan ada dua kali sesi muroja'ah yang dibimbing langsung oleh mudir pesantren Ust. Aunur Rafiq hafizhahullah. Selain muroja'ah, setiap dua pekan ada diadakan dua kali ujian. 


Waktu itu, saya sering dapat nilai 50 saat ujian pekanan. Tidak pernah lebih dari itu. Sulitkan soal ujiannya? 


Tidak juga. Nilai tertingginya memang 50 😁


Kawan saya begitu semangat mengikuti pelatihan. Meskipun sempat sakit, dia tetap masuk kelas. Rugi katanya kalau ketinggalan satu saja pembahasan.


Saat penutupan, kawan saya mendapat juara tiga. Adapun juara satunya adalah kawan dari kawan saya itu yang menemani dia ikut dauroh. Saya tidak perlu sebutkan namanya di sini. Rahasia 😁


Bersambung...



@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar