Kamis, 03 Februari 2022

KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (21)

 📒 KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (21)



✍️ PUSTAKA LAKA


Setelah mengikuti dauroh bahasa Arab selama hampir sebulanan di Gresik, ilmu Nahwu Shorof saya semakin meningkat pesat. Baca kitab pun semakin lancar.


Waktu itu, saya rajin menerjemahkan kitab2 ringkas berbahsa Arab. Sebagiannya saya tawarkan ke beberapa penerbit. Namun, hampir semuanya ditolak tanpa kabar. 


Seingat saya, hanya satu penerbit yang mengirim kembali naskah saya, sambil memberitahukan bahwa penerbit sudah punya tim  penerjemah sendiri.


Kemudian, sekitar tahun 2005, saya dapat kabar bahwa membuat penerbitan buku itu mudah. Yang penting kita punya naskah, bisa layout sederhana, bisa buat desain cover, dan yang paling penting, punya duit untuk mencetak buku.


Saya pun tertarik untuk membuat penerbitan buku. Waktu itu naskah yang saya punya banyak. Layout bisa saya lakukan. Desain cover bisa minta bantuan teman. Tinggal duit untuk nyetak buku yang belum ada.


Alhamdulillah, beberapa kawan ada yang siap bantu dana. Akhirnya, dengan dibantu dua orang kawan saya, lahirlah penerbit buku bernama PUSTAKA LAKA. 


Empat buku saku berhasil diterbitkan. Semuanya hasil terjemahan saya. Berikut ini risalah yang pernah saya terjemahkan dan terbitkan:


1. I’rif Nabiyyaka karya Qism ‘Ilmi Darul Wathan. 


2. Al-Wasa-il Mufidah lil Hayatis Sa’idah karya Syaikh As-Sa’di rahimahullah. 


3. Man Al-Faiz? karya Qism ‘Ilmi Darul Wathan. 


4. 'Adzhimul Ajri fil Muhafadzhoti 'ala Sholatil Fajri yang telah dimuroja'ah oleh Syaikh bin Jibrin rahimahullah.


5. Kalimaat ilal Murobbi wal Murobbiyaat karya Syaikh Jamil Zainu rahimahullah.


Namun, qadarullah, penerbitan ini tidak berlangsung lama. Sebab modalnya kurang. Ditambah lagi, kalau dulu, ngejual buku itu susah. Harus menawarkan ke toko2 buku di berbagai daerah. Kebanyakan bayarnya tempo sekian bulan. Jadi, butuh modal besar kalau penerbitan ingin bisa terus jalan.


Tapi sekarang, keadaan sudah berubah. Sarana berjualan buku semakin banyak dan mudah. Kita tidak harus jualan buku secara langsung. Sekarang sudah jamannya orang jualan online.


Bersambung...


@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar