Sabtu, 26 Februari 2022

AKU & BAHASA ARAB (BAB 5): 2 HAL PENTING

 


BAB 5

2 HAL PENTING


Berdasarkan informasi yang saya dapat, ada dua hal penting yang harus dimiliki oleh orang yang ingin meraih sukses dalam belajar. Belajar apapun, tidak hanya bahasa Arab.


Pertama, punya kemauan kuat untuk bisa. Kemudian yang kedua, mengetahui cara yang efektif dalam belajar.


Kalau kedua hal ini ada pada diri seseorang, insya Allah, akan mudah baginya meraih kesuksesan dalam belajar. Sayangnya, kedua hal ini tidak ada dalam diri saya saat pertama kali belajar bahasa Arab di Wisma Al-Qudwah.


*****

Jadwal belajar bahasa Arab di Wisma Al-Qudwah hanya sekali pertemuan dalam sepekan. Itupun hanya satu jam. Belajarnya ba'da Subuh.

Kawan saya seorang guru bahasa Arab pernah berkata. Kata dia, kalau mau belajar bahasa Arab satu jam sekali pertemuan, paling tidak sepekan tiga kali pertemuan. Jangan kurang dari itu, kalau mau efektif belajarnya.

Ternyata, benar kata kawan saya ini. Selama sekitar setahun saya belajar, seakan tidak dapat apa-apa. Tidak ada ilmu yang nyangkut di kepala, kecuali amat sedikit sekali.

Kenapa bisa begitu?

Tentu banyak sebabnya. Diantaranya yang pertama, saya tidak punya motivasi yang kuat dalam belajar. Waktu itu saya belum mengerti, kenapa harus belajar bahasa Arab? Kenapa tidak bahasa Inggris saja, supaya bisa jadi bekal belajar di kampus?

Kedua, metode belajar yang menurut saya kurang efektif. Di awal, kita tidak diberi gambaran umum tentang arah pembelajaran bahasa Arab. Apa target yang ingin dicapai. Kemudian, waktu belajar pun sangat sedikit sekali. Satu jam dalam sepekan!

Waktu itu, yang kami pelajari hanya ilmu Nahwu. Buku panduannya berbahasa Indonesia, dan penulisnya juga orang Indonesia. Saya lupa siapa namanya. Ada kata “Syamsuddin”nya, kalau tidak salah.

Bisa dibilang waktu itu, materi yang diajarkan hanya masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Tidak ada yang nyangkut, kecuali sedikit.

Yang masih saya ingat, saat pengajarnya ditanya: "Apa itu huruf jar?"

Beliau menjawab: "Terima saja dulu istilah ini, nanti juga akan paham…"

Saat di akhir pertemuan, diadakanlah ujian. Hampir semua peserta nilainya jelek. Termasuk saya. Kalau tidak salah, waktu itu saya dapat nilai cuma 20. Yah, lumayan lah, daripada luh manyun hehehe...

*****

Saya hanya setahun tinggal di Wisma Al-Qudwah. Setelah itu, saya pindah kosan.

Kosan baru yang saya tempati lebih kecil. Hanya satu rumah yang terdiri dari lima kamar. Namun, di kosan baru ini, saya bertemu lagi dengan bahasa Arab. Bahkan di kosan baru ini, saya belajar bahasa Arab lebih intensif. Sepekan ada enam kali pertemuan.

Nama kosannya “Wisma As-Sunnah”. Lokasinya masih di sekitar pangkalan angkot. Tidak jauh dari Wisma Al-Qudwah.



Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar