Jumat, 25 September 2020

PAK TUA INGIN BISA BAHASA ARAB

 


PAK TUA YANG INGIN BISA BAHASA ARAB


Minimal ada tiga pengalaman yang saya punya terkait dengan bapak-bapak tua yang ingin bisa bahasa Arab. Saya akan sampaikan ketiga-tiganya dengan ringkas. Sekaligus nanti kita akan ambil faidahnya.


๐Ÿ‚Pengalaman Pertama


Pengalaman pertama terjadi saat saya mengikuti dauroh bahasa Arab selama sebulan lamanya di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur. Kejadiannya sekitar 17 tahun yang lalu. Waktu itu saya ikut kelas lanjutan. Kitab yang dijadikan panduan pun kitab tingkat lanjutan. Waktu itu kitab yang digunakan adalah Kitab Mulakhosh karya Syaikh Fu’ad Ni’mah yang beisi ilmu Nahwu dan Shorof.


Kalau saya tidak salah ingat ada seratusan lebih jumlah peserta dauroh seluruhnya. Pesertanya beragam, baik usia, pendidikan, maupun pekerjaan. Dari sekian banyak peserta, ada dua orang yang usianya sekitar 60 tahunan. Rambut dan jenggotnya sudah memutih. Namun, meskipun tua, mereka tetap semangat mengikuti dauroh dari awal hingga akhir.


Lima tahun kemudian saya ikut lagi dauroh bahasa Arab di sana. Saya ikut lagi kelas kanjutan. Dauroh waktu itu saya jadikan sarana untuk mengulang kembali ilmu bahasa Arab yang sudah saya pelajari selama ini.


Tak diduga, saya bertemu lagi dengan kedua bapak tua itu. Wajah mereka tampak lebih tua. Namun, semangat mereka untuk belajar bahasa Arab tetap membara.


Saya mendengar kabar dari kawan-kawan yang tinggal di pondok pesantren tempat terselenggaranya dauroh bahwa salah satu dari dua bapak tua itu memang rutin setiap tahunnya belajar bahasa Arab. Namun, hingga saya ikutan lagi dauroh, bapak itu belum juga bisa baca kitab. Dugaan saya karena faktor usia. Sehingga daya tangkap otak sudah mulai melemah. Namun meskipun begitu, bapak-bapak tua ini tetap bersemangat belajar bahasa Arab. Saya tidak tahu, apakah mereka kini sudah bisa bahasa Arab atau tidak. Semoga saja sudah.


๐Ÿ‚ Pengalaman Kedua


Pengalaman kedua saya terjadi beberapa bulan yang lalu. Tiba-tiba saja ada seorang yang suah cukup berumur (Sekitar 50-an tahun lebih seingat saya) yang menelpon saya. Dia katanya tertarik untuk ikutan pelatihan bahasa Arab jarak jauh yang saya asuh. Namun, dia mengeluhkan usianya yang sudah senja. Dia ragu apakah bisa mengikuti pelajaran dengan baik atau tidak.


Waktu itu saya jawab “Insya Allah bisa”. Sebab kesuksesan belajar itu tidak tergantung pada usia. Seperti cerita salah seorang kawan. Katanya, ada bapak-bapak tua yang baru mulai belajar bahasa Arab di usia 60-an tahun. Kemudian dengan kesungguhannya belajar, akhirnya selama sekitar 2 tahun dia sudah bisa bahasa Arab.


๐Ÿ‚ Pengalaman Ketiga


Pengalaman ketiga saya terjadi beberapa tahun lalu. Seminggu sekali saya diminta mengajar bahasa Arab dasar di sebuah perumahan. Semua pesertanya bapak-bapak tua. Perkiraan saya usia mereka sekitar 50-an tahun. Bahkan ada yang sepertinya sudah berusia sekitar 60-an tahun. Terlihat dari rambut dan jenggotnya yang sudah memutih dan dia juga sudah pensiun dari pekerjaannya.


Agak berat juga sebenarnya ketika mengajar mereka. Bahkan sempat membuat saya bingung. Kalau mereka saya suruh menghafal tashrif, mereka tentu akan keberatan karena sudah tua. Namun, kalau mereka tidak menghafal tashrif, sulit rasanya untuk bisa meraih target yang ingin dicapai. Paling-paling saya hanya memberi arahan kepada mereka setiap kali belajar. Disamping mengajar secara pelan, saya juga memberikan masukan tentang apa saja langkah yang seharusnya mereka tempuh jika ingin bisa bahasa Arab.


๐Ÿ–Š️ Memetika Faidah


Dari ketiga pengalaman saya ini, saya bisa memetik beberapa faidah berikut:


1. Ternyata tidak sedikit orang-orang tua yang barus sadar akan pentingnya bahasa Arab. Sehingga merekapun kemudian tergerak untuk belajar bahasa Arab di usia yang tak lagi muda. Beberapa waktu lalu saya didatangi oleh sepasang suami istri. Mereka katanya sedang mencari tempat-tempat kursus bahasa Arab. Mareka baru tergerak untuk belajar bahasa Arab setelah anak sudah besar-besar.


2. Kisah di atas mestinya bisa menyadarkan para pemuda yang saat ini belum tergerak untuk bisa bahasa Arab. Selagi muda dan selagi otak masih bisa digunakan dengan baik untuk memahami dan menghafal, hendaknya pergunakan untuk belajar bahasa Arab. Kalau saat ini –misalnya- usia kita 30-an tahun, Insya Allah kalau kita mau bersabar dengan sehari belajar hanya satu jam, dalam waktu satu tahun, dua tahun, atau tiga tahun ke depan kita akan mengalami perubahan yang luar biasa. Insya Allah kita akan bisa bahasa Arab.


Akan banyak manfaat yang akan kita dapat dengan kita bisa bahasa Arab di usia muda.  Diantaranya yang terpenting, kita bisa beribadah dengan lebih indah dan berkualitas lagi. Tidak asal-asalan. Terutama ibadah yang berkaitan langsung dengan bahasa Arab, seperti sholat, dzikir, doa dan tilawah al-Qur’an. Sehingga dengan ibadah yang indah dan berkualitas itu, kita berharap Allah Subahanahu wa Ta’ala akan mau menerima ibadah kita. Dan kitapun berharap bisa meraih ridho dan Surga-Nya.


3. Bagi yang sudah merasa tua janganlah putus asa. Teruslah semangat belajar. Insya Allah, kelak kita akan diberi kemudahan. Ingat selalu kata pepatah Arab “Man jadda wajada”, barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil!


Kalaupun kita belum berhasil menguasai bahasa Arab (karena mungkin faktor usia yang tidak bisa diajak kompromi), jika niat kita ikhlas dalam mempelajarinya, insya Allah kita akan mendapatkan pahala yang besar dengan niat ikhlas kita itu. Jadi, jangan pernah putus asa!


Nah, tunggu apa lagi sekarang? Mumpung uban belum bertabur di kepala. Saatnya kita belajar bahasa Arab! Semoga kita senantiasa mendapat kemudahan dari-Nya. Amiin.


Wallahu a’lam.


✍️Muhammad Mujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar