✍️ MEMBUAT RINGKASAN
Sekali lagi saya ingatkan, dan saya akan terus mengingatkan kepada siapa saja yang ingin berhasil belajar bahasa Arab (khususnya di tingkat dasar), agar jangan pernah bosan melakukan muroja’ah. Jangan pernah berhenti melakukan muroja’ah. Muroja’ah itu penting. Bahkan sangat penting! Seseorang yang malas muroja’ah sulit diharapkan untuk berhasil.
Kemudian, saya ingin memberitahukan kepada Anda suatu hal yang penting juga.
Diantara sarana yang efektif untuk muroja’ah adalah dengan membuat ringkasan. Dengan adanya ringkasan, waktu muroja’ah bisa lebih dipercepat. Dengan adanya ringkasan, kejenuhan dan kemalasan untuk melakukan muroja’ah bisa dihindari.Coba saja bayangkan sendiri. Misalnya Anda baru saja menyelesaikan belajar kitab yang lumayan tebal. Kemudian Anda diminta untuk mengulang kembali kitab itu dari awal dalam rangka muroja’ah. Kira-kira apa yang terjadi?
Bagi orang yang punya semangat membara dalam belajar, tentu tidak jadi masalah. Namun, bagi sebagian orang yang semangat belajarnya masih naik-turun, bisa jadi dia akan merasa lelah duluan. Saat melihat ukuran kitab yang cukup tebal, mungkin dia akan merasa capek duluan sehingga malas untuk mengulangnya kembali dari awal.
Nah, hal ini tentu tidak akan terjadi jika dia punya ringkasan. Cukup dengan membaca ringkasan, maka dia bisa memuroja’ah pelajaran yang baru saja dia tamatkan.
🍂 Cara Membuat Ringkasan
Ada banyak cara tentunya untuk membuat ringkasan. Anda bisa berkereasi sendiri. Buatlah ringkasan yang menurut Anda bisa membantu proses jalannya muroja’ah nantinya.
Berikut ini beberapa saran dari saya. Semoga bisa bermanfaat.
✨Buat ringkasan perbab.
Setiap bab yang Anda pelajari, sebisa mungkin untuk membuat ringkasannya. Tulis saja ringkasannya di tempat kosong yang ada di pinggir setiap halaman. Jadi mirip-mirip catatan kaki atau catatan pinggir. Atau, bisa juga ditulis di sebuah kertas tersendiri.
✨Buat ringkasan berupa daftar istilah.
Untuk membuat ringkasan yang super ringkas, Anda bisa menuliskan daftar istilah-istilah saja. Tidak perlu Anda tuliskan definisi dan contoh-contohnya. Cukup istilahnya saja. Sehingga dengan ringkasan jenis ini, Anda mungkin saja nantinya memuroja’ah sebuah kitab tebal, namun hanya dengan membaca beberapa lembar kertas saja. Namun, meskipun Anda hanya membaca beberapa beberapa lembar ringkasan, hasil yang Anda terima tidak jauh beda dengan membaca kitab aslinya yang Anda ringkas itu.
Misalnya, pada sebuah bab, Anda mendapatkan materi tentang KATA beserta pembagiannya. Anda mendapatkan informasi bahwa definisi kata adalah begini dan begitu. Kemudian Anda disuguhkan contoh-contohnya. Setelah itu Anda diberitahu bahwa kata dibagi menjadi tiga: Isim, Fi’il, dan Huruf. Kemudian dijelaskan definisi dan contoh dari setiap bagian kata ini.
Maka, Anda cukup membuat ringkasan sebagai berikut:
👉KATA =====> ISIM, FI’IL, HURUF
✨Buat ringkasan berupa definisi dan contoh.
Bagi Anda yang merasa daftar istilah saja belum cukup, Anda bisa menambahkan definisi dan contoh-contoh.
Misalnya, Anda baru saja mempelajari materi tentang MAF’UL FIH dalam ilmu Nahwu. Anda mendapatkan penjelasan yang panjang lebar. Maka, Anda cukup membuat ringkasan sebagai berikut:
👉MAF’UL FIH adalah ISIM MANSHUB yang disebutkan dengan tujuan untuk menjelasan WAKTU atau TEMPAT dilakukannya suatu perbuatan.
Contoh:
شَرِبْتُ الْقَهْوَةَ صَبَاحًا أَمَامَ الْبَيْتِ
“Saya minum kopi pagi hari di depan rumah”
Banyak cara.
Namun, sekali lagi saya ingatkan, bahwa banyak cara untuk membuat ringkasan. Silakan Anda pilih cara Anda sendiri yang lebih enak menurut Anda.
Kalau menurut saya, ringkasan paling bagus adalah ringkasan yang paling ringkas dan paling mencakup. Misalnya, hanya dengan membaca selembar atau dua lembar kertas kita bisa mengingat kembali materi sebuah kitab dari awal hingga akhir.
Demikian saja, semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.
✍️MuhammadMujianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar