Senin, 18 April 2022

AKU & BAHASA ARAB (BAB 33): PELATIHAN BAHASA ARAB ONLINE METODE FAHIMNA (3)

 


BAB 33

PELATIHAN BAHASA ARAB ONLINE

METODE FAHIMNA (3)



Peserta PELATIHAN BAHASA ARAB ONLINE METODE FAHIMNA berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang dari luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura.

Usia mereka bervariasi. Ada yang baru berusia 20-an tahun, dan ada juga yang sudah lebih dari 70 tahun. Profesi mereka juga beda-beda.

Setiap angkatan, rata-rata yang ikut pelatihan sekitar 80-an orang. Tidak terlalu banyak. Sampai sekarang, masih sekitar segitu yang daftar.


Sekarang,

peserta yang daftar hanya membayar biaya pendaftaran SEMAMPUNYA. Adapun pelatihannya GRATIS. Setiap kenaikan tingkat ada pendaftaran ulang. Peserta dikenakan lagi biaya pendaftaran SEMAMPUNYA.

*****

Sampai saat ini, saya masih terlibat langsung dalam pelatihan. Untuk diskusi masih saya yang pegang. Saya yang langsung menjawab pertanyaan dari para peserta.

Saya belum bisa mendelegasikan hal yang satu ini kepada orang lain. Sebab, untuk menjawab pertanyaan, selain harus punya ilmu yang cukup terkait kaidah Nahwu Shorof, harus paham juga METODE FAHIMNA secara utuh. Dan hanya saya yang paham betul arah pembelajaran METODE FAHIMNA. Termasuk materi-materi yang diajarkan secara keseluruhan.

Kalau saya serahkan ke orang lain, takutnya dia tidak paham. Bisa jadi, semua pertanyaan peserta nanti akan dia jawab. Padahal materinya belum waktunya untuk dibahas. Jadi tidak sistematis nanti arah pembelajarannya.

Adapun untuk mengoreksi tugas pekanan peserta, sekarang saya dibantu oleh para Musyrif dan Musyrifah. Sebagiannya berasal dari peserta senior, dan sebagiannya lagi dari para alumni.

Kalau dulu di awal-awal mengadakan pelatihan, saya sendiri yang mengoreksi tugas peserta. Kadang dibantu istri. Untuk rekap nilai, saya dibantu oleh asisten saya yang kesehariannya membantu saya di kantor FAHIMNA PUBLISHING.

*****

Sebenarnya, lewat PELATIHAN BAHASA ARAB ONLINE METODE FAHIMNA ini, saya ingin melatih kemandirian peserta. Karena begini...

Saya yakin kita semua sepakat bahwa tak selamanya seorang murid itu akan membersamai gurunya. Suatu saat tentu akan berpisah. Suatu saat, si murid akan melanjutkan belajar secara mandiri.

Oleh karena itu, PROGRAM FAHIMNA, dari semenjak awal berusaha melatih peserta pelatihan untuk menjadi penuntut ilmu yang mandiri. FAHIMNA berusaha memberikan contoh, bagaimana caranya menjadi pelajar yang mandiri dan bagaimana caranya belajar mandiri.

Misalnya, dengan memotivasi peserta untuk mau mengerjakan latihan yang ada di buku panduan, kemudian mencocokan jawaban secara mandiri dengan kunci jawaban yang ada di bagian akhir buku. Kalau masih ada yang belum paham, bisa ditanyakan di grup diskusi.

Kemudian juga, setelah mengerjakan tugas pekanan dan mengumpulkannya ke Musyrif/ah, FAHIMNA menyarankan peserta untuk mengoreksi kembali jawabannya. Dibaca-baca lagi. Dikaji lagi. Jika dirasa ada yang harus diperbaiki, jawaban yang sudah dikumpulkan bisa direvisi.

Jadi, Musyrif/ah tidak memberitahu letak kesalahan jawaban peserta. Namun, pesertalah yang harus mengoreksi lagi. Sehingga dengan begitu, hal ini membuat peserta terbiasa untuk rajin muroja’ah. Dan perlu diketahui bahwa muroja’ah adalah salah satu kunci sukses luar biasa dalam belajar.

Kemudian, saat kunci jawaban latihan pekanan sudah keluar, maka FAHIMNA menyarankan peserta untuk mencocokan jawaban yang telah dikirim dengan kunci jawaban. Peserta juga bisa menilai sendiri jawabannya dengan berpedoman pada teknis penilaian yang diberikan. Jika nanti ada perbedaan dengan penilaian Musyrif/ah, maka bisa didiskusikan.

Naah...

Inilah diantara cara PROGRAM FAHIMNA membentuk peserta pelatihannya untuk menjadi pelajar yang mandiri. Agar kelak, setelah lulus, peserta sudah terbiasa belajar mandiri. Tidak lagi tergantung dengan guru atau pembimbing.


Mungkin, metode ini agak berbeda dengan program pelatihan di tempat lain. Tapi, yah demikianlah. Sebuah program pelatihan terkadang punya cara khusus untuk mengarahkan pesertanya menuju KESUKSESAN. Harap dimaklumi.



Bersambung...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar