Jumat, 15 April 2022

AKU & BAHASA ARAB (BAB 18): SALAH BACA

 


BAB 18

SALAH BACA



Sebagaimana ilmu pada umumnya, bahasa Arab memiliki level-level. Secara umum ada tiga level: pemula, menengah, dan mahir. Setiap level ada kitab-kitab khusus yang bisa dipelajari.

Misalnya, untuk level pemula, kita bisa pelajari kitab Al-Ajurrumiyyah atau Al-Muyassar fi Ilmin Nahwi. Untuk level menengah, kita bisa pelajari kitab Qothrun Nada atau Mulakhosh. Untuk tingkatan mahir kita bisa pelajari kitab Alfiyyah atau Jami'ud Durus.

Waktu itu, saya tidak terlalu memperhatikan hal ini. Pokoknya, belajar saja. Ada buku panduan, itulah yang saya baca dan pelajari. Saya tidak pernah bertanya-tanya terkait buku panduan belajar yang bagus dan cocok untuk dipelajari.

Awal belajar, semua buku yang saya pelajari adalah buku-buku tingkatan pemula. Kebanyakan bukunya tipis-tipis, tidak terlalu tebal. Hampir semua berbahasa Indonesia, agar bisa dipelajari secara mandiri.

Hingga suatu ketika,

saat berkunjung ke toko buku, saya bertemu buku kaidah bahasa Arab. Dua jilid tebal. Judulnya: TERJEMAH ALFIYYAH SYARAH IBNU 'AQIL.

Masing-masing jilidnya sekitar 500-an halaman. Jadi totalnya sekitar 1000-an halaman. Harga perjilidnya waktu itu Rp. 22.000. Saya tidak tahu berapa harganya sekarang.

Iseng saya coba lihat-lihat isinya. Lembar demi lembar saya baca. Penjelasannya sangat lengkap. Akhirnya, saya memutuskan untuk membelinya. Waktu itu, yang saya beli buku cetakan ke-3 tahun 2000.

Kemudian, saya mulai pelajari buku ini. Sedikit demi sedikit saya coba baca dan pahami.

Anehnya, semakin saya baca, saya malah semakin bingung. Banyak istilah yang saya tidak pahami. Akhirnya, saya tidak jadi teruskan membaca dan mempelajarinya. Saya simpan dulu di rak buku.

Setelah beberapa lama kemudian, saya baru tahu kalau kitab Alfiyyah ini untuk tingkatan mahir. Sedangkan saya, baru berada di tingkatan pemula. Harus melewati tingkatan menengah dulu baru bisa mempelajari kitab ini. Pantas saja saya kesulitan untuk memahaminya.

Naah...

Dari sini kita bisa ambil pelajaran. Saat kita sedang belajar apapun, hendaknya kita pahami posisi kita di mana. Supaya kita tidak salah pilih buku panduan.

Sama juga seperti manusia. Waktu masih bayi, cocoknya tentu dikasih susu. Besar sedikit, bisa dikasih bubur. Kalau sudah bisa lari, barulah bisa makan nasi uduk sama semur jengkol.

Kalau baru lahir langsung dikasih semur jengkol, kira-kira apa yang akan terjadi? Bisa kelolodan, kalau kata orang Betawi :)


Bersambung...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar