Senin, 18 April 2022

AKU & BAHASA ARAB (BAB 24): PUSTAKA LAKA

 


BAB 24

PUSTAKA LAKA



Sepulang dari dauroh bahasa Arab di Gresik, saya mulai rajin menerjemahkan kitab-kitab ringkas berbahasa Arab. Sebagiannya saya tawarkan ke beberapa penerbit. Dari beberapa naskah yang saya kirim, hanya satu yang diterima dan diterbitkan.

Seingat saya, hanya satu penerbit yang mengembalikan naskah saya. Naskah yang lain tidak ada kabar sama sekali. Lewat sepucuk surat, penerbit memberitahukan bahwa mereka sudah punya tim penerjemah sendiri. Jadi mereka tidak menerima naskah dari pihak luar.

*****

Sekitar tahun 2005, saya dapat kabar bahwa membuat penerbitan buku itu mudah. Yang penting kita punya naskah, bisa layout sederhana, bisa buat desain cover, dan yang paling penting, punya uang untuk mencetak buku.

Saya pun kemudian tertarik untuk membuat penerbitan buku. Waktu itu,

naskah yang saya punya cukup banyak. Layout bisa saya lakukan. Desain cover bisa minta bantuan teman. Tinggal uang untuk nyetak buku yang belum ada.

Alhamdulillah, beberapa kawan ada yang siap bantu dana. Akhirnya, dengan dibantu beberapa orang kawan, lahirlah penerbit buku bernama PUSTAKA LAKA.

Empat buku saku berhasil diterbitkan. Semua hasil terjemahan saya. Berikut ini risalah yang pernah saya terjemahkan dan terbitkan:

  1. I’rif Nabiyyaka karya Qism ‘Ilmi Darul Wathan.

  2. Al-Wasa-il Mufidah lil Hayatis Sa’idah karya Syaikh As-Sa’di rahimahullah.

  3. Man Al-Faiz? karya Qism ‘Ilmi Darul Wathan.

  4. 'Adzhimul Ajri fil Muhafadzhoti 'ala Sholatil Fajri yang telah dimuroja'ah oleh Syaikh bin Jibrin rahimahullah.

  5. Kalimaat ilal Murobbi wal Murobbiyaat karya Syaikh Jamil Zainu rahimahullah.

Risalah satu dan dua digabung dalam satu buku. Jadi totalnya ada empat buku yang berhasil saya terbitkan bersama kawan-kawan.


Namun, qadarullah, penerbitan ini tidak berlangsung lama. Sebab modalnya kurang. Ditambah lagi, kalau dulu, menjual buku itu susah. Harus menawarkan ke toko-toko buku di berbagai daerah. Kebanyakan toko menerapkan sistem tempo dalam pembayaran. Beberapa bulan kedepan baru buku dibayar. Jadi, butuh modal besar kalau penerbitan ingin bisa terus jalan.

Tapi sekarang, keadaan sudah berubah. Sarana berjualan buku semakin banyak dan mudah. Kita tidak harus jualan buku secara langsung. Sekarang sudah jamannya orang jualan online.


Bersambung...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar