BAB 12
BELAJAR OTODIDAK
Kalau sekarang, sangat mungkin bagi kita untuk belajar bahasa Arab secara otodidak. Otodidak yang saya maksud adalah belajar tanpa bimbingan guru secara langsung.
Kalau dulu, sarana belajar paling cuma buku. Adapun sekarang, selain buku, kita juga bisa belajar lewat audio dan video. Kita juga bisa belajar lewat artikel yang banyak tersebar di internet.
Kalau ingin bertanya kepada orang yang sudah mahir bahasa Arab, kita bisa gunakan sarana WA, SMS, email, FB, instagram, telegram, dll. Intinya sekarang, sarana belajar sudah sangat dimudahkan. Tinggal dimanfaatkan sebaik mungkin.
Kalau dulu,
saya belajar bahasa Arab otodidak hanya bermodalkan buku. Saya coba baca-baca sendiri buku panduan bahasa Arab yang saya punya. Alhamdulillah, bisa membuka wawasan saya terkait kaidah ilmu Nahwu dan Shorof. Tapi prosesnya lumayan lama.
*****
Waktu liburan panjang kenaikan tingkat dari tingkat dua ke tingkat tiga di IPB, saya coba pelajari sendiri buku-buku kaidah Nahwu Shorof yang saya punya. Kebanyakannya buku terjemahan.
Saya coba pelajari kitab Mukhtarat karya Al-Ustadz Aunur Rofiq hafizhahullah. Dulu kitabnya masih berupa fotokopian. Belum dicetak seperti sekarang. Saya coba baca dan pahami sendiri.
Kitab Nahwu lainnya juga coba saya pelajari sendiri. Diantaranya terjemah kitab Al-Ajurrumiyyah.
Selain Nahwu dan Shorof, saya coba pelajari juga kaidah meng-i'rob kata. Saya coba baca kitab Amtsilatul Jumal terbitan Gontor.
Alhamdulillah, dari beberapa pekan belajar intensif, mulai ada pencerahan. Apalagi setelah saya mengkaji buku Kitabut Tashrif.
Namun, pemahaman ilmu Nahwu saya masih ngambang. Dasarnya belum kepegang. Intisarinya belum tergambar di kepala. Tapi, alhamdulillah, sedikit demi sedikit saya sudah bisa baca kitab gundul dan menerjemahkannya.
*****
Saran saya bagi kawan-kawan yang ingin bisa bahasa Arab, carilah guru yang bisa mengajarkan bahasa Arab secara langsung. Jangan otodidak. Kalau bisa, mondok saja di pesantren 1-2 tahun.
Banyak manfaat yang kita dapat kalau belajar langsung bersama guru. Diantaranya, kita lebih terjaga dari kesalahpahaman. Belajarnya juga jadi lebih efektif. Kita akan ditunjuki jalan tercepat untuk sampai tujuan. Tapi dengan catatan, gurunya harus orang yang memang benar-benar paham dan bisa mengajarkan ilmunya dengan baik.
Setelah belajar kaidah Nahwu dan Shorof, saya pun mulai mencoba berlatih membaca dan menerjemahkan kitab gundul.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar