Rabu, 24 Agustus 2022

HATI-HATI!


 HATI-HATI!


Kalau kita ingin memasuki sebuah kebun, kita ingin memanen buah-buahan yang ada di dalamnya, namun kebun dipenuhi oleh duri dan lubang-lubang tersembunyi (tertutup rumput), maka apa yang akan kita lakukan?


Pertama, tentu kita akan “membentengi” kaki kita dengan alas kaki yang kuat agar selamat dari tusukan duri. Kemudian, yang kedua, saat sudah masuk kebun, kita tentu harus berhati-hati dalam berjalan. Kita akan berusaha menghindari lubang-lubang yang ada di dalamnya.


Naah…


Sekarang, coba kita perhatikan. Dalam kehidupan dunia (yang kita sekarang ada di dalamnya), banyak sekali ranjau dosa dan duri maksiat. Wanita yang berpakaian tapi telanjang (mengumbar aurat) tersebar di mana-mana. Majelis ghibah (gosip) sudah menjadi hiburan. Transaksi ribawi menjamur. Alunan musik dan lagu pembangkit syahwat banyak terdengar. Dll… Dll…


Lalu, apa yang harus kita lakukan agar bisa selamat dalam menjalanI hidup di dunia ini?


Sama seperti tadi!


Ada dua hal juga yang harus kita lakukan: “membentengi diri” dan “berhati-hati” agar tidak terjatuh pada perbuatan dosa dan maksiat.


Membentengi diri dengan apa?


Dengan iman! Terutama keimanan kita yang benar dan kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir. Keimanan yang membuahkan rasa takut dalam berbuat dosa dan kemaksiatan. Sebab, kita yakin benar bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala melihat setiap gerak-gerik kita. Dimanapun kita berada. Meskipun kita berada di ruang tertutup sekalipun.


Kemudian, kita juga yakin bahwa kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita akan ditanya tentang amalan kita selama hidup di dunia.



*****


Kemudian, kita juga harus berhati-hati saat beramal. Sebisa mungkin kita jauhi tempat-tempat maksiat. Kita tutup jalan dan celah yang bisa mengantarkan kepada dosa.


Kalau misalnya kita tahu, di youtube banyak bertebaran video-video yang tidak layak ditonton, namun kita butuh mengakses youtube untuk mencari informasi penting, maka sebisa mungkin kita cari cara agar bisa terhindar dari godaan maksiat. Jangan kita scrolling dari atas sampai bawah. Cukup kita menuju kolom pencarian, kemudian kita ketik tema yang kita inginkan.


Misalnya, kita ketik langsung: kajian Ustadz Fulan, bahasa Arab Metode Fahimna, tips bisnis online, kiat mencetak anak shalih, tafsir surat al-’Ashr, penjelasan hadits arba’in, dll.


Hendaknya kita menjadi orang yang bertakwa!


Maksudnya?

Hendaknya kita menjadi orang yang waspada dan hati-hati dalam beramal. Tidak sembarangan bertindak. Sebelum melangkah, harus ditimbang dulu maslahat dan mudharatnya.


Dikisahkan, ada seorang shalih ditanya tentang arti takwa. Si orang shalih ini malah balik bertanya:


''Pernahkah engkau melewati suatu jalan yang banyak duri?


Ya, pernah”


“Apa yang engkau lakukan?''


''Aku akan hati-hati dalam berjalan supaya tidak menginjak duri?”


Nah, itulah takwa!''


Jadi, takwa itu adalah menjaga diri dan berhati-hati dari jatuh pada perbuatan dosa dan maksiat. Ada juga yang mengartikan bahwa takwa itu artinya adalah “takut”. Kita takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga rasa takut ini mendorong kita untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.



*****



Jadi kesimpulannya, agar kita selamat dalam menjalani hidup di dunia ini, kita harus menjadi orang yang beriman dan bertakwa. Tidak ada pilihan lain.


Kemudian, kalau kita ingin negeri kita ini berkah (mendapat banyak kebaikan), maka syaratnya adalah “iman” dan “takwa” yang ada pada penduduknya.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

(QS Al-A'raf [7]: 96)



*****


Terakhir, agar kita terhindar dari terjatuh pada perbuatan dosa dan maksiat, hendaknya kita perbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Kita bisa amalkan doa berikut:



اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِي، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّيْ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pada pendengaranku, dari kejelekan pada penglihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada hatiku, dan dari kejelekan pada maniku.”

(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)


Berlindung dari kejelekan pada pendengaran dan penglihatan maksudnya berlindung dari mendengar dan melihat hal-hal yang mengandung dosa, seperti: ghibah (gosip) dan melihat aurat yang haram untuk dilihat.


Berlindung dari kejelekan pada lisan maksudnya berlindung dari berkata-kata yang berbuah dosa, seperti: berdusta, ghibah, adu domba, dll.


Berlindung dari kejelekan pada hati maksudnya berlindung dari penyakit dan kotoran hati, seperti: iri hati, riya’, sombong, dan keyakinan-keyakinan yang menyimpang.


Berlindung dari kejelekan pada mani maksudnya berlindung dari kejelekan pada kemaluan, seperti berbuat zina, homoseksual, dll.


Semoga penjelasan ini bermanfat.


Dan, semoga kita diberi keselamatan di dunia dan akhirat.


#Dikutip dari buku “JANGAN BERHARAP PADA MANUSIA”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar