Senin, 31 Januari 2022

KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (11)

 📒 KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (11)



✍️ LATIHAN BACA ARAB GUNDUL


Teori tidak akan bermanfaat banyak jika tidak diiringi praktik. Terkadang, kita paham saat belajar teori. Tapi, saat praktik, kita masih kebingungan. 


Seperti mahasiswa pertanian

yang diajari teori cara mencangkok. Saat di kelas, mereka paham penjelasan dosen. Tapi, kalau sudah turun ke lapangan, mereka belum tentu bisa.


Sama halnya dengan bahasa Arab. Banyak yang bisa dengan mudah memahami kaidah Nahwu & Shorof. Namun, kalau diminta baca kitab, mereka tidak bisa. 


 Oleh karena itu, kalau ingin bisa baca kitab gundul, selain kita harus belajar Nahwu Shorof, kita juga harus rajin praktik. Kita harus sering2 latihan baca dan menerjemahkan kitab gundul.


*****


Setelah saya pelajari beberapa kitab Nahwu Shorof dasar, saya coba berlatih membaca tulisan bahasa Arab yang tanpa harokat (arab gundul). Karena tidak ada guru yang bisa mengajarkan, maka saya latihan secara mandiri.


Paling tidak, ada dua cara yang saya lakukan waktu itu:


Pertama, saya tulis ulang di buku  ayat atau hadits yang belum saya hafal. Saya biarkan tanpa harokat. Setelah itu, saya coba beri harokat dan analisa. Kemudian, saya cocokan dengan ayat & hadits yang sudah berharokat.


Jika nanti ada perbedaan, saya coba kaji, kenapa bisa begitu? Kira2 apa kedudukan kata itu dalam kalimat.


Kedua, saya berusaha cari kitab dua versi. Maksudnya, versi gundul dan versi berharokat. Saya beli dua-duanya. Kemudian, kitab yang gundul coba saya baca. Kalau ada harokat yang beda dengan kitab yang berharokat, maka saya coba kaji.


Ini yang saya lakukan dulu. Tentu saja, cara ini kurang efektif. Tapi, baru itu yang bisa saya lakukan. Dari pada tidak latihan sama sekali, ya nggak?


***


Sebenarnya menurut saya, cara latihan baca arab gundul yang efektif itu begini:


Pertama, kita cari buku berbahasa Arab yang ringkas yang kira-kira bahasanya mudah untuk dipahami oleh pemula. Kalau tidak tahu, coba kita cari tahu kepada orang-orang yang sudah mahir bahasa Arab. Biasanya kitab-kitab aqidah banyak yang ringkas. Kita bisa gunakan kitab2 ini.


Kedua, kita minta kepada orang yang ngerti bahasa Arab untuk menerjemahkan perkata dan menjelaskan semua kedudukan kata yang ada di dalam kitab yang kita jadikan sarana untuk berlatih.


Ketiga, kita baca berulang-ulang kitab kecil itu (setelah diterjemahkan dan dijelaskan kedudukan katanya) sambil kita ingat-ingat kaidah yang sudah kita pelajari.


Keempat, ketika selesai satu kitab, kita cari kitab lain lagi yang ringkas dan mudah kemudian lakukan langkah-langkah yang sama dengan poin-poin di atas.


Demikian kurang lebih cara praktis untuk bisa membaca dan menerjemahkan kitab berbahasa Arab. 


Atau, lebih ringkas lagi, kita datang ke ustadz, kemudian kita minta belajar baca kitab ke beliau.


*****


Dengan sering latihan, saya semakin lancar baca kitab gundul, walaupun banyak yang saya sukunkan harokat akhir katanya. Perbendaharaan kosakata saya pun semakin banyak.


Namun, karena ilmu Nahwu saya masih sangat dasar, saya merasa masih banyak hal yang belum saya ketahui. Sehingga, saya tertarik untuk terus mendalami ilmu Nahwu.


Bersambung...


@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar