Minggu, 30 Januari 2022

KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (6)

 📒 KISAH PENGALAMAN  HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (6)



✍️ SELEKSI ALAM


Dalam pelajaran biologi, ada istilah yang namanya "Seleksi Alam". Siapa yang kuat, dialah yang akan bisa terus bertahan hidup di alam ini. 


Dalam belajar bahasa Arab, ternyata ada juga yang semacam itu. Siapa yang kuat (serius, sungguh2, dan mau bersabar dalam belajar), maka dialah yang bisa bertahan untuk terus belajar sampai akhir. Tidak gugur di tengah jalan. 


Banyak yang mengalami "seleksi alam" di majelis2  pembelajaran bahasa Arab. Awal belajar, peserta yang hadir banyak. Tapi, lama kelamaan peserta berkurang satu demi satu. Hingga akhirnya hanya menyisakan beberapa orang saja. 


Seorang ustadz ada yang berkata:


"Saya pernah ngadain pelatihan bahasa Arab. Awalnya yang datang 50 orang. Akhirnya tinggal lima orang...".


Saya sendiri juga pernah ngajar bahasa Arab. Awalnya yang datang lumayan banyak. Tapi akhirnya, tinggal dua orang yang belajar sampai selesai.


Hal ini terjadi juga di Wisma As-Sunnah. Awalnya, semua penghuni kos rajin hadir di majelis. Tapi, akhirnya, tinggal saya sendiri yang ikut belajar.


*****


Banyak faktor tentunya yang menyebabkan peserta tidak bisa belajar sampai akhir. Bisa disebabkan faktor pelajarnya yang memang kurang serius dalam belajar & belum merasa butuh dengan bahasa Arab.


Bisa karena faktor gurunya yang kurang menguasai materi & tidak bisa menjelaskan materi dengan baik dan menyenangkan. Bisa juga karena faktor metode yang digunakan kurang pas. Termasuk juga faktor pemilihan waktu belajar yang tidak tepat. 


Kalau saya perhatikan waktu itu, menurut dugaan saya, penyebab peserta banyak yang berhenti belajar adalah karena tiga hal:


Pertama, peserta yang belum merasa butuh dengan bahasa Arab. Sebab, kala orang sudah merasa butuh dengan bahasa Arab, tentu dia akan berusaha sebisa mungkin untuk meraihnya. Apa saja akan dikorbankan untuk mendapatkannya.


Kedua, waktu belajar yang kurang pas. Kalau menurut saya, bagi mahasiswa yang setiap harinya ada kuliah dari pagi, maka sebaiknya belajarnya malam hari, selesai aktifitas kuliah. Kalau pagi ba'da Subuh, kadang ada yang harus menyiapkan bahan kuliah. Banyak juga yang ingin tidur lagi sebentar supaya bisa ke kampus dengan segar, nggak ngantuk di kelas.


Ketiga, tidak ada penjelasan di awal tentang target yang ingin dicapai dan cara mencapainya. Waktu itu, kita belajar-belajar saja. Kita hanya menerima apa yang diajarkan. Tidak ada gambaran di awal tentang arah pembelajaran bahasa Arab yang sedang kita jalani.


Ini hasil kesimpulan saya pribadi. Entah menurut kawan2 saya.


Dulu memang yang paling terasa ketika tugas praktikum semakin banyak. Setiap pekan ada laporan praktikum yang harus dikumpulkan. Jadi, konsentrasi belajar dan waktu untuk muroja'ah semakin berkurang. 


Waktu itu, ada satu kawan saya satu kos yang tidak ikut belajar, bukan karena dia malas atau sibuk. Tapi, karena dia sudah punya dasar bahasa Arab. Sehingga dia bisa belajar secara mandiri. 


Tapi intinya, waktu itu majelis bahasa Arab hanya berlangsung sekitar setengah tahun. Tinggal menyisakan saya sendiri waktu itu.


Entahlah, kenapa saya waktu itu jadi sangat tertarik untuk bisa bahasa Arab. Rasanya gimana gitu kalau bisa baca kitab gundul. Ada kepuasan tersendiri.


Karena sudah tidak ada lagi majelis bahasa Arab di kos, saya pun mencoba belajar dengan cara saya sendiri. Saya coba belajar secara mandiri.


Mau tahu bagaimana cara saya belajar?


Tunggu cerita berikutnya😄


Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar