Minggu, 30 Januari 2022

KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (5)

 📒 KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (5)



✍️ 2 KUNCI SUKSES


Saat kita belajar sesuatu, untuk meraih sukses, ada dua hal yang harus kita perhatikan baik2: Target yang jelas & rencana yang efektif untuk meraih target.


Waktu itu, target kami belajar bahasa Arab adalah agar bisa baca kitab gundul. Sebab, kami rutin setiap pekan mengahadiri kajian kitab gundul. 


Namun saya menilai,

terget ini tidak didukung dengan rencana yang efektif. Mestinya, kalau kita ingin bisa baca kitab gundul, yang harusnya fokus dipelajari diawal adalah pelajaran Nahwu dan Shorof. Sebab, dua ilmu ini syarat untuk bisa membaca kitab gundul. 


Saya tidak tahu, kenapa dulu yang kami pelajari ilmu Nahwu dan muhadatsah. Ilmu Shorof tidak dipelajari. Padahal mestinya, ilmu Shorof ini yang mesti fokus dipelajari di awal. Pola2 kata harusnya dihafal di awal. Sedangkan ilmu Nahwu, bisa dipelajari perlahan saja, sambil menghafal tashrifan. 


Jadi waktu itu, kami belajar dua materi dalam sepekan: ilmu Nahwu dan muhadatsah. Ilmu Nahwu menggunakan buku panduan kitab al-Muyassar fi 'Imin Nahwi Jilid 1, sedangkan muhadatsah menggunakan buku panduan kitab Durus Lughah yang dari Gontor.


Dalam sepekan, kami belajar enam pertemuan. Sehari satu pertemuan, dari Senim hingga Sabtu. Tiga pertemuan belajar ilmu Nahwu bersama Ustadz Bukit, dan tiga pertemuan lagi belajar muhadatsah bersama Ustadz Wandi. Setiap pertemuan satu jam ba'da shalat Subuh.


Cara belajar ilmu Nahwu: ustadz membaca, menerjemahkan, dan menjelaskan isi kitab. Kami menulis terjemahannya langsung di kitab dan mengerjakan latihan.


Untuk mugadatsah, ustadz memberikan contoh2 percakapan singkat. Beliau jelaskan terjemah dan cara membacanya. Peserta kemudian mempraktikannya.


Awal belajar, semua peserta tampak semangat. Setiap hari yang hadir lengkap semua penghuni kos. Namun, lama kelamaan, peserta mulai berkurang. Mulai hilang satu persatu. 


Hingga akhirnya hanya meninggalkan satu orang yang belajar. Saya sendiri waktu itu yang masih bertahan. Yang lain, tidak  bisa ikut belajar dengan alasannya masing2.


Akhirnya, pembinaan bahasa Arab pun dibubarkan. Kami hanya belajar selama sekitar enam bulan saja. 


Lalu, apa yang saya lakukan kemudian?


Simak kisah selanjutnya...


@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar