Sabtu, 02 Agustus 2025

BUMBU2 KEHIDUPAN

 


✍️ Catatan Akhir Pekan


📒 BUMBU2 KEHIDUPAN


Beberapa tahun lalu, kalau tidak salah sebelum pandemi, saya duduk mendengarkan ceramah di sebuah masjid. Ceramah singkat. Sekitar tujuh menitan.


Dalam ceramahnya, Si Penceramah menyinggung fenomena yang terjadi di tengah2 masyarakat. Terutama di tempat dia tinggal. Kata dia:


❌ Sesama tetangga tidak saling kenal

❌ Kalau ketemu di jalan tidak saling sapa

❌ Ada juga yang kalau ketemu malah buang muka


DLL (Dan Lupa Lagi 😁)


Terus terang, saya tidak kaget dengan apa yang beliau sampaikan. Sebab memang kenyataannya demikian. Saya sendiri, pernah beberapa kali mengalami perlakuan seperti ini.


Diantaranya:


❌Pernah kejadian, dari jauh saya sudah siap2 untuk menyapa, tapi ketika dekat, orang itu malah buang muka.

❌Pernah juga kejadian, dari jauh saya sudah siap2 memberi senyuman, tapi ketika dekat, orang itu malah menatap sinis seakan ingin mengajak berkelahi.

❌ Pernah juga kejadian, saya sudah menyapa duluan, orang itu malah malah balik badan dan pura2 tidak dengar.

❌Pernah juga kejadian, saya sudah beri salam dan ajak jabat tangan, alhamdulillah, dijawab. Tapi, wajahnya cemberut, tanpa ada senyum sama sekali.


DLL (Dan Lupa Lagi 😁)


Tapi, pernah juga saya mengalami yang sebaliknya:


🌹Pernah ketemu orang, dari jarak, jauh dia sudah melambaikan tangan 🖐️ dan memberi senyuman 😁

🌹Pernah juga ketemu orang, selalu dia yang memulai salam dan mengajak jabat tangan.

🌹Pernah juga ketemu orang, dia selalu cium tangan. Padahal usianya jauh lebih tua dari saya.


DLL (Dan Lupa Lagi 😁)


Jadi, yaaah.... Begitulah kenyataannya. Sudah umum di masyarakat kita. Sampai2, ada seorang ulama yang datang ke Indonesia mengkritisi sikap kurang baik di sebagian masyarakat kita:


"Gimana negeri kalian mau berkah, kalau ketemu di jalan saja susah untuk menyebarkan salam".



💦 BUMBU KEHIDUPAN

Menyikapi hal ini, saya menganggap semua itu adalah bumbu2 kehidupan. Ibarat bumbu masak, tentu tidak satu rasa, bukan? Ada yang manis, asin, asam, dll. Macam2 rasanya.


Nah, begitu juga dengan bumbu2 kehidupan. Tentu, tidak semuanya manis. Ada yang tidak manis. Semua harus kita terima dengan lapang dada. Saya anggap semua itu sebagai "bumbu makanan" yang membuat kita menjadi semakin dewasa dalam menjalani kehidupan. Sekaligus untuk melatih kesabaran.


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,


الْمُؤْمِنُ الَّذِى يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الْمُؤْمِنِ الَّذِى لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ


“Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka.” (HR. At-Tirmidzi: 2507).



💦 MENGHIBUR DIRI

Saya pribadi, kalau mendapati sesuatu yang tidak mengenakan dalam hidup ini, untuk menghibur diri, biasanya saya melakukan beberapa hal berikut:


1️⃣ HUSNU ZHON (BAIK SANGKA)

Saya akan berusaha untuk baik sangka kepada orang. Meskipun terus terang, hati merasa sakit. Tapi, saya coba untuk berikan 1002 alasan untuk orang itu.


"Oh, mungkin dia lupa dengan saya..."


"Oh, mungkin dia tidak mengenali saya...atau lupa..."


"Oh, mungkin dia sedang melamun, sehingga tidak mendengar suara saya..."


"Oh, mungkin dia pernah saya cuekin di jalan, tanpa saya sadari, akhirnya diapun balas begitu juga... Jadi, saya yang salah..."


Dll.


Seperti pernah kejadian, saya berpapasan dengan teman satu kampung pada sebuah acara training di Leuwiliang Bogor. Waktu itu, saya tidak pakai kaca mata. Jadi, tidak jelas melihat wajah orang.


"Ente nggak kemal Ane?" ucap seseorang tiba2.


Saya kaget. Saya tatap wajah orang itu. Ternyata teman saya satu kampung di Jakarta.


"Oh, afwan... Saya nggak pake kaca mata, jadi nggak jelas ngeliat orang..."


*****


Pokoknya, saya coba cari alasan supaya saya tidak berburuk sangka kepada orang lain. Sebab, buruk sangka itu penyakit. Bisa bikin dada terasa sempit. Sedangkan baik sangka kepada orang bisa menjadikan  hati kita lebih tenang.


Saya jadi teringat kejadian beberapa tahun lalu. Sudah cukup lama. 


Sebelum pindah rumah, saya pernah punya tetangga satu komplek. Kami biasa shalat di masjid yang sama. Kalau berangkat dan pulang dari masjid, saya selalu lewat depan rumahnya.


Anehnya, kalau bertemu, sikapnya dingin. Padahal, saya sudah berusaha untuk lebih dulu menyapa. Saya juga sudah berusaha untuk ajak ngobrol dan ngakrabin. 


Tapi entahlah,  sikapnya selalu begitu. Dingin. Seperti ada rasa benci di hatinya. Astaghrifurullaah...


Suatu hari, saya mendapat kabar beliau meninggal dunia. Kebetulan waktu itu, saya sedang berada di luar kota. Saya dan istri sedang menginap di sebuah hotel di Bekasi.


"Ada warga kita yang meninggal," kata saya ke istri.


"Siapa?"


Saya ceritakanlah tentang orang itu ke istri saya. Saya bilang ke istri saya:


"Aku nggak tahu, kenapa orang itu kok kayaknya nggak suka sama aku... Kalau ketemu cuek... Dingin... Apa mungkin dia pernah punya pengalaman buruk denganku saat ketemu di jalan... Tanpa sengaja mungkin aku pernah nyuekin orang itu... Entahlah..."


Saya doakan beliau diampuni dosanya, amal ibadahnya diterima, dan dimasukan ke Surga. 


Amiin..


Ini yang pertama. Saya berusaha untuk berbaik sangka kepada orang2 yang bersikap tidak mengenakan hati.


2️⃣ MEMAKLUMI

Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan manusia dengan berbagai sikap dan karakter. Tidak sama. Ada yang ramah, murah senyum, suka bergaul dengan siapa saja, supel, dll. Namun, ada juga yang sebaliknya.


Jadi, jangan kita paksakan orang untuk sama. Jangan paksakan orang untuk bersikap sesuai dengan keinginan kita.


Jadi, kita maklumi saja sikap2 orang yang tidak menyenangkan terhadap diri kita. 


"Oh, mungkin dia memang orangnya begitu..."


Ini yang kedua.


3️⃣ INTROSPEKSI DIRI

Setiap mendapatkan musibah dan hal2 yang tidak mengenakan dalam hidup, saya berusaha untuk introspeksi diri. 


"Apa dosa yang telah saya perbuat sehingga saya mendapatkan musibah ini?"


"Apa kesalahan yang sudah saya lalukan sehingga perlakuan orang ke saya seperti itu?"


Sebab bisa jadi, semua hal tidak menyenangkan yang saya alami dalam hidup disebabkan dosa dan kesalahan yang saya lakukan, baik disengaja maupun tidak.


Dengan begitu, saya jadi lebih termotivasi untuk terus memperbaiki diri dari hari ke hari.


*****


Barangkali ini saja yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa memberi sedikit pencerahan.


Terakhir, saya ingin memberi nasihat untuk diri saya dan kita semua....


💦KITA TIDAK DITANYA

Kelak, di akhirat nanti, kita tidak ditanya tentang apa yang orang lain perbuat kepada kita. Tapi, kitalah yang akan ditanya tentang apa yang sudah kita perbuat di dunia ini.


Maka, jangan sibukan diri untuk menilai orang lain begini dan begitu. Tapi, kita sibukan diri untuk menilai diri kita sendiri.


"Apakah kita sudah menjadi manusia yang baik?"


Kalau belum, kita terus berusaha memperbaiki diri dari hari ke hari. Kita terus belajar, belajar dan belajar. Kemudian, kita berusaha amalkan ilmu yang sudah kita pelajari.


Wallahu a'lam.


✍️Masjid At-Tawwab Tangerang Banten, Sabtu 2 Agustus 2025

@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar