✍️ Catatan Akhir Pekan
๐นBERSAMA MENUJU SURGA
Waktu saya kecil (saya lahir tahun 1980), hampir tidak pernah mendengar kasus perceraian terjadi pada orang2 tua dulu. Keluarga mereka bisa awet sampai tua. Bahkan sampai beranak cucu dan bercicit pula.
Padahal, mereka hidup serba sederhana. Rumah sederhana. Pakaian sederhana. Makan juga seadanya. Namun, rumah tangga mereka bisa baik2 saja. Itu terjadi sebelum tahun 1990-an.
Beda keadaannya dengan jaman sekarang. Semakin hari, semakin banyak didapati kasus2 perceraian.
Padahal, jaman sekarang segala kebutuhan hidup semakin mudah didapat. Ada rice cooker untuk masak nasi, ada kulkas untuk menyimpan sayur2an, ada mesin cuci pakaian, ada kendaraan yang siap mengantar kita ke berbagai tempat dan segala kemudahan hidup lainnya. Makanan juga banyak yang enak2.
Tapi, kenapa justru sekarang malah banyak terjadi kasus perceraian?
Entahlah...
Banyak faktor tentunya. Masing2 orang tentu punya masalah hidup masing2.
๐น๐น๐น
Tapi, saya sempat iseng memperhatikan kehidupan keluarga orang2 tua dulu di tempat saya lahir di Jakarta. Berawal dari pertanyaan yang ada dibenak saya:
"Kira2, apa rahasianya sehingga orang2 tua dulu banyak yang rumah tangganya awet sampai tua?? Padahal mereka hidup serba sederhana... Mereka pun tidak sekolah tinggi... Bahkan banyak yang tidak sekolah...."
Akhirnya, saya dapati, paling tidak ada empat hal terdapat pada kehidupan mereka:
๐ฆKEKOMPAKAN
Ya, mereka kompak dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Mereka paham tugas masing-masing. Mereka paham hak dan kewajiban mereka masing-masing.
Saya perhatikan, kehidupan beberapa orang yang saya kenal, mereka melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh para pemain sepak bola. Maksudnya?
Begini…
Kalau sebuah tim sepak bola ingin menang, para pemainnya tentu harus disiplin menjalankan tugasnya masing-masing. Mereka harus kompak. Ada yang bertahan dan ada yang menyerang.
Kalau pemain belakang butuh bantuan, pemain depan turun membantu. Kalau pemain depan butuh bantuan, pemain belakang maju untuk membantu serangan. Intinya, setiap pemain harus paham dulu tugas masing-masing, kemudian pandai melihat situasi.
Nah, ini pula yang saya lihat dilakukan oleh orang-orang tua dulu. Sudah turun-temurun, tugas suami adalah mencari nafkah. Mereka keluar rumah bekerja mencari uang. Sedangkan istri di rumah mengurus rumah.
Kalau suami sedang butuh bantuan (misalnya, sedang menganggur), maka istri bisa membantu mencari tambahan uang. Bisa lewat jualan atau ikut bekerja di tempat yang layak untuknya. Tapi yang penting, tugas utamanya di rumah sudah terselesaikan.
Begitupun saat istri sedang butuh bantuan (misalnya, sedang sakit atau baru melahirkan), maka suami bisa membantu untuk meringankan tugas istri. Bisa suami yang terjun langsung atau mencarikan orang lain yang bisa menggantikan tugas istri (Maksudnya mencarikan pembantu, bukan mencari istri ke-2 hehe… Jangan salah paham dulu...๐
Biasanya, masalah akan timbul jika suami-istri tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Misalnya, suami yang malas mencari nafkah, atau istri yang lalai mengurus rumah. Tapi, kalau suami-istri bisa mejalankan tugasnya dengan baik, biasanya hidup mereka terlihat adem-ayem saja.
Tidak masalah seandainya suami dan istri sama-sama bekerja mencari uang. Misalnya, suami kerja kantor, sedangkan istri mengajar di sekolah. Yang penting, tugas utama mereka bisa terselesaikan dengan baik. Nafkah tercukupi dan urusan rumah terselesaikan dengan baik.
Naah…
Inilah yang saya lihat ada pada orang-orang tua jaman dulu. Ini pula yang saya yakin termasuk faktor penyebab rumah tangga mereka bisa langgeng. Mereka bisa bersama sampai tua.
๐น๐น๐น
Selanjutnya...
๐ฆ SYUKUR DAN QANA'AH
Saya perhatikan, orang2 tua dulu pandai sekali bersyukur. Seberapa pun rezeki yang mereka dapat, mereka syukuri. Mereka pun memiliki sifat qana'ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang didapat.
Kalau hari ini cuma bisa makan dengan nasi dan garam, ya sudah. Mereka syukuri. Mereka tidak membebani diri mencari2 yang tidak ada. Apalagi sampai harus berhutang untuk membeli makanan enak.
Seingat saya dulu, saya pernah makan cuma pakai nasi dicampur terasi yang sudah digarang (dipanaskan di dekat tungku). Pernah juga makan cuma pakai kerupuk.
Alhamdulillah, meskipun begitu, hidup masih bisa dijalani dengan baik.
Ada hadits yang mengatakan:
ูุฏ ุฃููุญ ู ู ุฃุณَูู ู ุฑُุฒَِู ููุงًูุง ، ู ََّููุนَู ุงُููู ุจู ุง ุขุชุงู
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, dia memperoleh kecukupan rezeki dan dianugerahi sifat qana’ah atas segala pemberian” (HR. Muslim: 1054).
Biasanya, masalah dalam keluarga muncul jika ada yang menuntut untuk mendapatkan lebih dari yang didapat. Misalnya, sanggupnya cuma beli telur, tapi memaksakan diri untuk beli ayam. Atau, sanggupnya cuma beli sepeda, tapi memaksakan diri untuk beli motor. Padahal, tanpa itu semua, hidup masih bisa dijalani dengan baik dan normal.
๐น๐น๐น
๐ฆ SABAR
Orang2 tua dulu juga memiliki sifat sabar. Mereka tidak mudah berkeluh kesah dengan keadaan yang serba sulit waktu itu.
Mereka sabar dengan makanan yang serba sederhana, tempat tinggal yang sederhana, pakaian yang sederhana, kendaraan yang sederhana, dan kesederhanaan hidup lainnya.
Kemudian, mereka juga sabar dengan kekurangan yang ada pada pasangan hidup mereka masing2. Mereka tidak saling menuntut untuk melakukan hal2 yang berada di luar kesanggupan.
Ternyata memang, kesabaran ini sangat penting dalam kehidupan berumah tangga. Dengan adanya kesabaran dalam rumah tangga, pertolongan dan kemudahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala akan datang. Sebab, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membersamai orang2 yang sabar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ุฅَِّู ุงََّููู ู َุนَ ุงูุตَّุงุจِุฑَِูู
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar". (QS. Al-Baqarah [2]:153)
Syaikh As Sa'di rahimahullah menjelaskan dalam kitab tafsirnya: "..."beserta orang-orang yang sabar” maksudnya, beserta orang yang menjadikan kesabaran sebagai akhlak, sifat, dan karakternya dengan memberinya pertolongan, bimbingan dan arahan-Nya, hingga kesulitan dan kemalangan itu terasa ringan, segala hal yang berat terasa mudah dan segala kesusahan yang dirasakan akan lenyap."
๐น๐น๐น
๐ฆ MENGALAH
Seingat saya, hampir tidak pernah saya mendengar orang2 tua dulu bertengkar hingga sampai perang mulut. Mereka bisa saling mengalah. Kalau ada suami sedang marah, istri diam, tidak balas dengan kemarahan juga. Begitupun sebaliknya.
Menurut saya, ini sangat penting dipahami oleh pasangan suami istri. Sebab, kalau kemarahan dibalas dengan kemarahan, maka yang biasanya akan muncul adalah perpecahan dalam rumah tangga.
Tapi, kalau kemarahan muncul, kemudian dihadapi dengan diam dan mengalah, maka "peperangan" bisa dicegah. Keutuhan rumah tangga bisa terus terjaga.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
ุฅِุฐَุง ุบَุถِุจَ ุฃَุญَุฏُُูู ْ ََْูููุณُْูุชْ.
"Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam!". (HR. Ahmad: 2136)
Perlu kita pahami bahwa mengalah bukan berarti kalah. Kemudian, pahala besar akan didapat oleh orang yang sanggup melampiaskan kemarahannya, namun dia menahannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
ู َْู َูุธَู َ ุบَْูุธًุง ََُููู َูุงุฏِุฑٌ ุนََูู ุฃَْู ُِْูููุฐَُู ุฏَุนَุงُู ุงَُّููู ุนَุฒَّ َูุฌََّู ุนََูู ุฑُุกُูุณِ ุงْูุฎَูุงَุฆِِู َْููู َ ุงَِْูููุงู َุฉِ ุญَุชَّู ُูุฎَِّูุฑَُู ุงَُّููู ู َِู ุงْูุญُูุฑِ ู َุง ุดَุงุกَ
"Barangsiapa menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melampiaskannya, maka AllAh 'Azza wa Jalla akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari Kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari." (HR Abu Dawud:4777, At-Tirmidzi: 2021, Ibnu Majah: 4186 dan Ahmad (3/440))
Nah, paling tidak, empat hal ini yang saya lihat ada pada orang2 tua dulu.
Saya yakin, jika keempat hal ini dipraktikan oleh keluarga jaman sekarang, insya Allah, angka perceraian bisa lebih ditekan.
๐น๐น๐น
Tapi, ada satu lagi yang menurut saya penting untuk dihadirkan dalam sebuah rumah tangga. Apa itu?
๐ฆ KELEMBUTAN
Ya, kelembutan sangat penting dalam menjalani hidup berumah tangga. Kelembutan akan jadi penghias dalam hidup berumah tangga. Kelembutan akan menghadirkan rasa sejuk dalam rumah tangga.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda:
ุฅَِّู ุงََّููู ุฑٌَِููู ُูุญِุจُّ ุงูุฑَِّْูู ِูู ุงْูุฃَู ْุฑِ ُِِّููู
“Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan mencintai kelembutan dalam setiap urusan“. (HR Bukhari: 6024 dan Muslim: 2165)
Beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda:
ุฅَِّู ุงูุฑَِّْูู ูุงَ َُُูููู ِูู ุดَْูุกٍ ุฅِูุงَّ ุฒَุงَُูู َููุงَ ُْููุฒَุนُ ู ِْู ุดَْูุกٍ ุฅِูุงَّ ุดَุงَُูู
“Sesungguhnya kelembutan tidaklah diberikan pada segala urusan melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah kelembutan ditarik dari tiap urusan kecuali akan menjadikannya buruk“. (HR Muslim no: 2594)
Maka, kalau ingin rumah tangga kita damai sejahtera, maka kita harus hadirkan kelembutan dalam kehidupan rumah tangga. Bukan malah sebaliknya.
๐น๐น๐น
Naah... Itu...
BERANI COBA❓
๐
Semoga kita semua diberi kemudahan dalam menjalani hidup berumah tangga...
Diberi keberkahan hidup berumah tangga, diberi sakinah, mawaddah dan rahmah..
Dan kita semua dikumpulkan lagi kelak di SURGA bersama keluarga dan orang2 yang kita cintai๐น
Amiin ya Rabbal a'lamiin..
Wallahu a'lam.
✍️ Perumahan Bukit Asri Ciomas Bogor, Sabtu 9 Agustus 2025
@MuhammadMujianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar