Selasa, 19 Agustus 2025

MENCARI KEBAHAGIAAN

 


✍️ Catatan Akhir Pekan


📒MENCARI KEBAHAGIAAN


Suatu hari, saat sedang berjalan di jalan raya Kota Jakarta, saya melihat dua orang anak kecil. Laki2 dan wanita. Dugaan saya mereka kakak beradik. Yang laki2 berusia sekitar 12 tahunan, sedangkan yang wanita usia TK.


Yang laki2 berjalan sambil menarik gerobak rongsokan, sedangkan yang wanita duduk di dalam gerobak. Mereka adalah pemulung.


Kedua anak itu tampak ceria. Ketawa ketiwi. Yang laki2 berjalan sambil memakai kaca mata hitam. Gaya jalannya meniru orang kaya yang sombong seperti yang ada di sinetron 😁


Melihat pemandangan ini, dalam hati saya bertanya2:


"Kok mereka bisa sebahagia itu ya?"


Padahal saya yakin, mereka hidupnya sangat prihatin. Tempat tinggal sangat sederhana. Makan juga apa adanya. Saya tahu betul hal ini karena dulu waktu kecil saya cukup lama bergaul dengan orang2 seperti mereka.


Sementara ada sebagian orang yang hidup berkecukupan, banyak uang, rumah mewah dan bisa makan serba enak, tapi mereka merasa hidupnya tidak bahagia. Sering merasa gelisah. 


Akhirnya, saya coba iseng cari arti kebahagiaan. Seperti biasa, saya minta bantuan Mbah Gugel. Ternyata, saya dapati definisi yang bervariasi. Tapi, secara umum maksudnya sama.


Bahagia itu berkaitan dengan suasana hati dan pikiran yang diwujudkan dengan rasa senang, gembira, hati yang lapang dan yang semacamnya. Seperti yang dipertontonkan kedua anak kecil tadi. 


Menurut Syaikh DR. Abdur Rahman bin Mu'alla Al-Luwaihiq: "Kebahagiaan adalah perasaan batin yang dirasakan oleh seseorang di dalam dirinya, yang diwujudkan dalam bentuk ketenangan jiwa, ketentraman hati, kelapangan dada, dan ketenangan hati nurani serta pikiran. Hal ini merupakan hasil dari perilaku yang lurus, baik secara lahir maupun batin, yang didorong oleh kekuatan iman."


Jadi intinya, kalau kita mau bahagia, maka kita harus buat hati dan pikiran kita itu senang dan gembira.


Lalu, bagaimana caranya?


Dari beberapa buku yang pernah saya baca dan juga penjelasan para ahli ilmu, ada beberapa hal yang bisa membuat hidup kita bahagia. Berikut ini diantaranya:


🌹 BERIMAN BERAMAL SHALIH

Orang yang beriman dan beramal shalih akan diberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Ini janji Allah Subhanahu wa Ta'ala.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ


"Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)


Jadi, kalau kita merasa sudah beriman dan beramal shalih, namun belum merasa bahagia, maka kita perlu melakukan evaluasi. Kita perlu introspeksi diri. Barangkali iman dan amal shalih kita masih banyak yang perlu diperbaiki.


Hendaknya kita perbanyak belajar dari perjalanan hidup Rasulullah dan para Sahabat beliau.


🌹BERDZIKIR KEPADA ALLAH

Allah Subhanahu wa Ta'ala berjanji akan memberikan ketenangan hati bagi orang2 yang berzikir kepada-Nya.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ


".. Ketahuilah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang”. (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).


Maka, hendaknya kita banyak berzikir dalam keseharian  kita. Tentunya zikir sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.


🌹BERIMAN KEPADA TAKDIR

Kita harus yakini, semua yang terjadi di muka bumi ini, termasuk yang terjadi pada diri kita, semuanya adalah ketetapan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita harus terima dengan lapang dada. Tidak boleh protes.


Kita harus yakini, bahwa di balik semua ketetapan itu, pasti ada hikmah yang bisa kita ambil.


Apa saja yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita, kita harus ridha. Dengan begitu, hati kita menjadi lapang.


Rasulullah Shalllahu 'alaihi wa Sallam bersabda:


وارْضَ بما قسم اللهُ لكَ تَكُن من أَغْنَى الناسِ


"Ridhalah dengan pemberian dari Allah, maka engkau akan menjadi manusia paling kaya". (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)


🌹QANA'AH

Qana'ah termasuk yang bisa membuat kita bahagia. Qana'ah artinya merasa cukup dengan pemberian Allah Subhanahu wa Ta'ala.


Guru saya pernah memberi nasihat: 


"Meskipun sehari kita cuma punya beras seliter misalnya, maka kita harus syukuri. Insya Allah, itu cukup untuk bekal kita hidup..".


Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Sallam bersabda:


قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ


”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk kepada Islam, diberi rizki yang cukup, dan dia qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah: 4138).


Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:


مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا


“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi: 2346 dan Ibnu Majah: 4141).


🌹BERSYUKUR DAN BERSABAR

Dalam menjalani hidup, terkadang kita mendapat kenikmatan. Namun, terkadang kita dapat sebaliknya.


Maka, agar hidup kita berkah dan bahagia, kita harus bersyukur dan bersabar. Bersyukur ketika mendapat nikmat dan bersabar saat mendapat musibah.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:


عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ


“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim: 2999)


🌹BERBUAT BAIK KEPADA SESAMA

Telah terbukti, berbuat baik kepada sesama manusia (bahkan kepada hewan dan tumbuhan) bisa menimbulkan kebahagiaan. Ada kisah, orang yang sakit parah bahkan divonis dokter hidupnya tidak akan lama lagi, tapi akhirnya dia bisa kembali sehat. Apa rahasianya? Dia mengubah sikap dirinya menjadi orang yang mau membantu sesama. Sebelumnya dia hidup hanya memikirkan diri sendiri.


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:


مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ


"Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah akan melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.." (HR. Muslim)


Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:


وَمَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ


“Siapa yang menolong saudaranya dalam kebutuhannya, maka Allah pun akan menolongnya dalam kebutuhannya” (HR. Bukhari: 2442 dan Muslim: 2580).


Maka, benarlah orang yang mengatakan:


"Tangan yang memberi minyak wangi akan ikut menjadi harum".


Artinya: kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan balasan kebaikan juga. Hidup kita juga akan bahagia.


*****


Inilah beberapa amalan yang bisa kita lakukan untuk meraih kebagaiaan. Insya Allah, amalan lainnya akan saya sampaikan dalam buku khusus berjudul "MERAIH KEHIDUPAN BAHAGIA".


Kemudian, ada satu hal yang perlu saya ingatkan.


Begini..


💦KENAPA BELUM BAHAGIA❓

Sebagian orang ada yang merasa hidupnya belum bahagia. Padahal dari sisi materi mereka termasuk berkecukupan.


Kenapa bisa begitu?


Diantaranya sebabnya, mereka mengaitkan kebahagiaan dengan sesuatu sulit dicapai.


Misalnya, ada yang berkeyakinan:


☕ Saya merasa bahagia kalau sudah punya uang sekian milyar.

☕ Saya merasa bahagia kalau sudah punya rumah sendiri.

☕ Saya merasa bahagia kalau sudah punya mobil baru.


Akhirnya, karena semua itu belum tercapai, merekapun tidak pernah merasa bahagia.


Padahal, masih diberinya kita kesempatan untuk bisa hidup di dunia ini mestinya sudah menjadi hal yang membuat kita bahagia. Sebab, kita masih diberi kesempatan  mencari bekal untuk kehidupan akhirat. Kita masih bisa mencari pahala.


Bukankah setiap pagi kita membaca doa bangun tidur:


الحمد للهِ الذي أحيانا بعد ما أماتنا وإليه النشورُ


"Segala puji bagi Allah yang menghidupkanku setelah sebelumnya mematikanku (membuatku tidur) dan kepada-Nya lah kita dibangkitkan)”. (HR. Al-Bukhari: 6325 dan Muslim: 2711).


Seharusnya, hal ini sudah cukup membuat kita bahagia. Kemudian, kita lakukan amal2 yang tadi disebutkan untuk melanggengkan kebahagiaan kita.


Semoga kita semua diberi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.


Wallahu a'lam.


✍️Sukakarya Bekasi, Malam Ahad 16 Agustus 2025

@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar