Rabu, 13 Juli 2022

BONGKAR RAHASIA! KENAPA SAYA MENULIS BUKU WARIS?

 


❗TIPS BELAJAR❗


Lewat kisah ini, saya ingin menyampaikan sebuah metode belajar yang efektif. Saya sering menerapkannya.


Sebelumnya, saya ingin sedikit bercerita...


Begini. Awal pertama kali saya belajar ilmu waris itu waktu SMA kelas 3. Yang mengajar guru agama saya. Beliau lulusan Gontor.


Saya masih ingat waktu itu, nama saya dijadikan contoh kasus bagi waris. Saya juga masih ingat waktu itu, beberapa kawan minta bantuan ke saya terkait cara hitung waris.


Kemudian, karena tidak terpakai dan tidak diulang2, ilmu ini pun saya lupakan. Hingga akhirnya benar2 hilang dari ingatan. 


Saya malahan di kemudian hari lebih tertarik untuk belajar bahasa Arab (Nahwu - Shorof). Alhamdulillah, lebih dari 50 buku pelajaran bahasa Arab berhasil saya tulis. Lihat buku2nya di: https://bit.ly/3yzuvo0


*****


Hingga suatu ketika,

saya tertantang untuk menyusun sebuah buku yang membahas tentang cara menghitung warisan. Saya terdorong untuk menulis buku waris yang mudah dipahami oleh para pemula. Ada beberapa peristiwa yang melatarbelakangi hal ini.


Pertama, saat saya sedang mengulang2 kembali pelajaran ilmu fikih di sebuah kitab fikih. Saat sampai di bab warisan, saya merasa kesulitan memahaminya secara sempurna.   Bahkan, meskipun sambil mendengarkan penjelasan ustadz, tetap saya merasa belum puas. Susunan materinya belum pas bagi saya.


Kedua, saat saya sedang menyimak penjelasan ustadz yang membahas kitab fikih secara tuntas dari awal sampai akhir dalam dauroh fikih beberapa hari lamanya. Saat menjelaskan bab waris, sang ustadz menjelaskan sesuai urutan isi buku. Beliau memulai dari penjabaran dalil2.


Akhirnya, jamaah bingung. Sebab, mereka belum punya bekal untuk bisa memahami penjelasan ustadz terkait ilmu waris. Sepertinya, banyak yang ahli waris saja belum paham.


Naah...


Dari dua peristiwa inilah kemudian saya bertekad kuat untuk menyusun buku tentang ilmu waris untuk para pemula. Saya cari informasi sebanyak2nya. Artikel seputar waris saya kumpulkan dan pelajari. Buku2 seputar ilmu waris  karya penulis dalam dan luar negeri saya baca. Video pelajaran ilmu waris saya simak.


Akhirnya, saya pun mendapatkan sebuah kesimpulan. Mestinya, urutan belajar waris itu seperti ini!


Lahirlah kemudian buku: PANDUAN MEMAHAMI ILMU WARIS BERDASARKAN SYARIAT ISLAM.


Saya bahas di dalamnya tentang:


💦  Rukun waris

💦 Beda hibah, wasiat, dan warisan

💦 Langkah2 menghitung warisan

💦 Contoh2 menghitung warisan

💦 Kasus2 khusus seperti: kasus waris waris bertingkat, warisan orang hilang, meninggal bersama, warisan janin, dll.

💦 Dll.


Kemudian, saya ajarkan buku ini secara langsung dan lewat online via WA. Untuk online, hingga sekitar angkatan ke-5.


Alhamdulillah, banyak yang tercerahkan.


Kemudian, saya off mengajar ilmu waris. Saya fokus lagi di pengajaran bahasa Arab.


*****


Kemudian hari, saya tertarik untuk meringkas buku waris yang saya tulis. Saya ingin menyusun buku yang cukup hanya berisi langkah2 praktis menghitung warisan. Kasus2 khusus yang agak sulit dipahami oleh orang awam, saya hilangkan. 


Akhirnya, lahirlah buku 4 LANGKAH PRAKTIS MENGHITUNG WARISAN. Buku ini, selain bertujuan untuk meringkas buku sebelumnya, juga berupa penyempurna buku sebelumnya. Jadi, pembasannya dibuat semudah dan sejelas mungkin.


Lalu, dibuatlah pelatihan online buku ini. Sekarang, saat kisah ini ditulis, pelatihan memasuki pekan ke-3.


*****


Karena ilmu waris mirip dengan ilmu matematika, agar teori lebih mudah dipahami, maka kemudian muncullah ide untuk menulis buku kumpulan contoh soal hitung waris. Buku disusun agar pembaca bisa mengingat kembali kaidah penentuan bagian warisan masing2 ahli waris. Lahirlah kemudian buku: BANK SOAL HITUNG WARIS.


Saya berikan LEBIH DARI 100 CONTOH SOAL di buku. Sekarang, bukunya sedang proses editing. Insya Allah, pekan depan naik cetak.


*****


Naah..


Dari apa yang saya jalani selama ini terkait proses penulisan buku waris, ada sebuah metode belajar yang bisa kita terapkan. Metodenya adalah: BELAJARLAH UNTUK MENGAJAR!


Ya, belajarlah dengan niat untuk diajarkan kepada orang lain. Dengan begitu, kita jadi lebih semangat dalam belajar. Jadi lebih serius. Kita akan coba berusaha sekuat tenaga untuk memahami ilmu agar nanti bisa disampaikan dengan baik kepada orang lain.


Jadi, apapun ilmu yang saat ini sedang kita pelajari, setelah keikhlasan, niatkanlah agar ilmu itu bisa mengangkat kita dari kebodohan, dan juga agar ilmu itu bisa kita ajarkan kembali kepada orang lain dengan jelas, mudah, dan menyenangkan.


Kemudian nanti, dalam proses transfer ilmu, baik lewat lisan ataupun tulisan, ingatlah selalu sabda Nabi kita tercinta:


يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا


“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Demikian.


Semoga bermanfaat.


✍️ Bogor, Rabu 13 Dzul Hijjah 1443H/13 Juli 2022

@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar