✍️ Catatan Malam Jum'at
2️⃣ JURUS BERBAGI
Kedua jurus ini sungguh dahsyat luar biasa. Sudah banyak yang membuktikannya.
Nanti saya akan sampaikan beberapa cerita dari orang2 yang sudah merasakan kedahsyatan jurus ini.
Jurus ini bisa dicoba terutama oleh mereka yang saat ini sedang menderita penyakit berat yang tak kunjung sembuh, atau sedang mengalami permasalahan hidup yang tak kunjung sirna.
Mau tahu jurusnya seperti apa?
Begini...
*****
Sebelumnya, saya mau tanya dulu. Ketika seseorang berbagi sesuatu kepada orang lain (uang, makanan, dll) atau membantu orang lain, kira2 apa tujuannya?
Ya, bermacam2 tentunya, kan ya? Tapi, paling tidak ada dua tujuan yang ingin didapat umumnya orang:
1️⃣ Mendapat pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala
2️⃣ Agar orang yang diberi merasa senang dan bahagia
Umumnya dua ini. Tujuan lainnya, agar si pemberi juga merasa senang hatinya.
Nah, ternyata, membuat senang hati orang lain itu termasuk amalan yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Termasuk perbuatan menghilangkan kesulitan orang.
Dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya...". (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir)
Ada ulama yang berkata, kalau Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah cinta kepada kita, maka bersiap2lah menerima kejutan darinya!
Kalau Allah Subhanahu wa Ta'ala cinta dengan orang yang membuat hati orang lain senang, kira2 gimana kalau rasa senangnya itu bukan senang biasa, tapi senang yang luar biasa. Tentunya, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan semakin cinta.
Maka, tidak heran jika kemudian banyak pemberian menakjubkan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada orang2 yang telah memasukan kegembiraan luar biasa ke dalam hati orang lain. Termasuk kepada orang yang telah memberikan bantuan luar biasa kepada orang lain.
Naah...
Inilah, jurus berbagi yang saya maksud:
🌹Berbagilah kepada orang2 yang benar2 sangat membutuhkan. Supaya apa? Supaya rasa gembiranya semakin luar biasa.
Tapi, ada satu lagi jurusnya...
🌹Berbagilah pada waktu2 yang istimewa.
Sekarang, saya akan sampaikan cerita menakjubkan dari mereka yang sudah merasakan pengaruh luar biasa dari jurus ini.
Berikut ini ceritanya...
💦 CERITA PERTAMA
Dikisahkan bahwa pernah suatu hari seorang laki-laki bertanya kepada Abdullah bin Mubarak, tentang penyakit bisul di lututnya yang mengeluarkan nanah selama tujuh tahun, padahal sudah datang ke banyak dokter namun tak kunjung sembuh.
Maka Ibnul Mubarak berwasiat agar laki-laki tadi menggali sumur di tempat yang kering dan gersang di mana penduduknya sangat membutuhkan air, kemudian mewakafkan sumur tersebut kepada mereka, dan Ibnul Mubarak berkata:
أَرْجُو أَنْ يَنْبُعَ فِيهِ عَيْنٌ فَيُمْسَكَ الدَّمُ عَنْك
Aku berharap ketika di tempat tersebut keluar air, Allah akan menghentikan aliran nanahmu. Maka dilaksanakanlah wasiat tersebut dan laki-laki tersebut pun sembuh.
Coba kita renungkan!
Gimana kira2 perasaan orang2 yang tinggal di tempat yang kering dan gersang saat diberi sumber air? Tentu sangat senang bukan?
Kemudian, membuat sumur ada bantuan yang luar biasa. Bukan bantuan biasa.
💦 CERITA KEDUA
Sebut saja namanya Fulanah. Dikabarkan hamil, rasanya amat sumringah. Penantian lama dengan sang suami pun seakan terbayar lunas dengan kabar gembira itu. Bayangan lucu dan menggemaskannya sang bayi semakin terputar kuat dalam imajinasi seiring bertambahnya usia kandungan.
Sayangnya, Allah Ta’ala berkehendak yang paling baik untuk semua hamba-hamba-Nya. Janin Fulanah keguguran. Sebab berada di daerah pedalaman, ia dan suaminya pun harus menempuh perjalanan udara ke kota lain di provinsinya untuk melakukan kuret.
Bolak-balik ke kota tersebut tentulah memakan biaya yang tak sedikit, tenaga yang besar, dan waktu yang tak bisa dibilang singkat. Anehnya lagi, selepas dikuret, Fulanah justru sering mengalami perdarahan dari lubang kemaluannya.
Maka, ia dan suami pun kembali berobat ke dokter spesialis kandungan yang memeriksanya tempo hari. Setelah melakukan pemeriksaan dengan saksama, ternyata sang dokter tidak mengetahui penyebab keluarnya darah dari kemaluan Fulanah.
Suami istri itu pun pulang ke tempat tinggalnya dengan harapan kosong dan tanda tanya besar tentang misteri penyakit yang dialaminya. Entah berapa kali, keduanya bolak-balik untuk berobat. Namun, sang dokter tetap tidak bisa mengidentifikasi penyebab utama perdarahan itu.
Hingga suatu hari, ketika hendak melakukan kontrol, Fulanah berniat membawa uang dalam jumlah yang banyak. Bukan untuk diberikan kepada dokter yang memeriksanya, ia berniat menyedekahkan harta yang ditaruhnya di tas tersebut kepada yang berhak menerimanya.
Ketika di ruang tunggu bandara di kotanya, dalam hati Fulanah berdoa, “Ya Allah, kirimkanlah orang yang aku bisa bersedekah kepadanya.”
Tak lama setelah itu, datanglah pengemis tepat ketika keduanya hendak beranjak. Maka diberikanlah sejumlah uang yang telah disiapkan. Ketika itu, pengemis pun kaget sebab menerima sedekah yang amat banyak, sedangkan suaminya turut bertanya, “Mengapa memberikan uang kepada pengemis sebanyak itu?”
Sang istri hanya tersenyum dan menjelaskan bahwa ia hanya berniat untuk bersedekah.
Sepulangnya dari berobat kala itu, seperti biasanya, Fulanah memasak. Di tengah aktivitasnya menyiapkan hidangan sebagai seorang istri, Fulanah merasakan mual, seperti hendak buang air. Ia pun bergegas ke kamar mandi mengikuti nalurinya.
Betapa kagetnya ia ketika yang keluar bukan kotoran, tapi segumpal daging. Namun, di tengah kagetnya, ia masih berpikir jernih dan mengambil plastik untuk menempatkan segumpal daging tersebut, kemudian dibawa ke dokter kandungan yang selama ini mengobatinya.
Setelah melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap gumpalan daging itu, sang dokter menyimpulkan bahwa gumpalan tersebut merupakan kanker. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana ceritanya gumpalan itu bisa keluar dengan sendirinya saat Fulanah ingin buang air tempo hari?
Setelah itu, Fulanah dinyatakan sembuh. Alhamdulillah.
[SELESAI CERITA]
Membaca cerita ini, saya jadi ingat pengalaman pribadi saya.
Begini ceritanya...
💦 CERITA KETIGA
Waktu almarhumah ibu saya masih ada, pernah sore hari saya ditelpon. Waktu itu, posisi saya di Bogor, sedangkan ibu saya di Jakarta.
Saya disuruh pulang ke Jakarta sore itu juga. Katanya, perut ibu saya sakit lagi. Dugaan saya, ibu saya minta untuk diantar ke dokter. Selama ini memang untuk urusan ke rumah sakit mengantar ibu, saya yang selalu diandalkan.
Pulanglah saya sore itu juga bersama istri. Sampai di Jakarta Maghrib. Saya dapati ibu saya sedang terbaring di tempat tidur. Kemudian, saya tanya ibu saya:
"Mau makan bubur?"
Tujuan saya agar ada makanan yang masuk dulu ke perut ibu saya. Semoga badannya jadi lebih enakan.
Ibu saya mau. Kemudian, saya keluar rumah naik motor mencari tukang bubur ayam.
Agak susah juga mencari tukang bubur ayam malam2 di daerah orang tua saya tinggal. Hampir tidak ada yang jual.
Saat saya sedang berkeliling mencari, mata saya tertuju pada segerombolan orang yang sedang duduk2 di emperan sebuah rumah. Lokasinya persis di pinggir jalan raya. Ada orang dewasa dan anak2 juga. Sebagian tuna netra. Sepertinya mereka sedang beristirahat melepas lelah.
Muncul ide untuk menyenangkan hati mereka. Harapan saya, dengan sebab ini, penyakit ibu saya bisa sembuh. Saya berikan uang Rp.100.000 kepada mereka. Uang segitu nilainya cukup besar waktu itu.
"Ini buat beli makan ya....," ucap saya.
"Terima kasih, Bang!"
"Terima kasih, Om!"
Ucap mereka bersahut2an dengan nada sangat senang.
Alhamdulillah, akhirnya bubur ayam berhasil saya beli. Kemudian, yang lebih membuat saya gembira, rasa sakit di perut ibu saya berangsur hilang, sehingga beliau tidak harus ke dokter.
Saya tidak tahu, apakah ini pengaruh sedekah yang saya berikan itu atau bukan. Yang jelas, setelah pemberian sedekah itu, rasa sakit yang diderita ibu saya berangsur2 hilang. Alhamdulillah.
Naah...
Ini semua cerita berkaitan dengan jurus pertama.
Adapun cerita terkait jurus kedua berasal dari pengalaman saya pribadi. Bahkan, dari pengalaman inilah jurus kedua ini lahir.
Ceritanya begini...
💦 CERITA KEEMPAT
Dari pengajian, saya tahu bahwa diantara waktu mustajab dalam berdoa adalah di malam hari, terutama di sepertiga malam yang akhir.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Tuhan kita Tabaaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia saat sepertiga malam terakhir. Lalu dia berkata, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan. Siapa yang memohon kepadaku, niscaya akan Aku berikan. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku, niscaya akan aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 6940 dan Muslim no. 1262).
Nah, berangkat dari hadits ini, saya dulu punya kebiasaan, kalau ingin memberi ibu saya uang, maka saya menunggu waktu ini. Menjelang waktu Subuh, saya datangi ibu. Biasanya, sekitar setengah jam sebelum Subuh ibu saya sudah bangun tidur.
Saya berikan uang yang cukup banyak. Sekian juta rupiah. Termasuk besar waktu itu. Bahkan diluar kebiasaan pemberian saya selama ini.
"Ini buat belanja," ucap saya.
Mendapat pemberian itu, ibu saya biasanya akan mengucapkan doa:
"Semoga usahanya lancar...."
"Amiin.." jawab saya.
Dan, saya merasakan waktu itu, banyak keberkahan yang saya dapat dalam hidup. Terutama dalam usaha yang sedang saya jalani.
Waktu itu, saya punya penerbitan buku pribadi. Saya sendiri yang menjalani. Kadang dibantu istri.
Karena kekurangan modal, maka buku yang saya produksi saya cetak di tukang fotokopi. Jadi, berupa fotokopian. Satu paket buku saya jual dengan harga Rp.300.000.
Anehnya, meskipun fotokopian, kualitas tintanya kadang kurang bagus, namun buku itu laku terjual ke seluruh Indonesia. Dari mulai Aceh sampai Papua. Bahkan sampai ke Malaysia dan Jepang.
Saya merasa, semua itu berkat bantuan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan pengaruh dari doa2 yang dipanjatkan oleh almarhumah ibu saya.
Demikian.
Wallahu a'lam.
🌻 MEMPRAKTIKAN JURUS
Bagi yang ingin mempraktikan jurus ini, kita bisa melakukan cara2 berikut:
💦 Saat malam yang dingin, coba berikan makanan dan minuman hangat kepada orang2 yang sekiranya sangat membutuhkan makanan di kala itu.
💦 Saat ada orang sakit dan kita tahu dia kurang mampu dalam hal ekonomi, coba kita datangi dan ringankan beban hidupnya.
Intinya, kita cari orang2 yang sedang kesusahan dan sangat membutuhkan bantuan, maka kita beri bantuan dengan sesuatu yang dianggap mereka sebagai suatu yang luar biasa yang membuat mereka sangat gembira menerimanya.
Namun....
🌻 NASIHAT GURU SAYA
Saya teringat nasihat guru ngaji saya. Beliau rahimahullah sering memberi nasihat agar dalam beramal, yang harus kita utamakan adalah keikhlasan. Lakukan amalan dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bukan karena ingin mendapatkan keuntungan dunia.
Misalnya, kita bersedekah kepada orang, membantu orang, maka tujuan utamanya adalah mencari pahala. Kalau kemudian, ada hasil lain yang kita dapat (misalnya: sembuh dari penyakit, rezeki bertambah, dll.), maka anggap itu sebagai bonus. Bukan itu yang kita cari pertama kali. Sekali lagi, tujuan utama kita adalah mencari pahala akhirat
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.." (QS. Al-Bayyinah [98] ayat 5)
Sungguh benar apa yang dikatakan guru saya ini. Ini juga yang membuat kita nanti tidak kecewa.
Sebab, kalau ada orang yang misalnya bersedekah karena berharap kesembuhan, tapi kemudian kesembuhan itu tak kunjung datang, maka dia bisa kecewa. Bahkan bisa jadi buruk sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Maka, dalam beramal apapun, kita kedepankan rasa ikhlas kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita cari pahala di sisi-Nya.
Adapun untuk bonus di dunia, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sambil kita berbaik sangka dengan semua takdir Allah Subhanahu wa Ta'la.
Yakinlah, semua takdir yang kita terima dalam hidup, itulah yang terbaik untuk kita. Meskipun terkadang kita merasakan pahitnya. Kita harus terima semua itu dengan lapang dada.
Wallahu a'lam.
✍️ Perumahan Bukit Asri Ciomas Bogor, Malam Jum'at 7 Agustus 2025
@MuhammadMujianto
DAFTAR PUSTAKA:
https://mais-cilacap.com/sedekah-juga-bisa-menyembuhkan-penyakit/
https://kisahikmah.com/sembuh-dari-kanker-setelah-sedekah/
https://rumaysho.com/7369-membuat-orang-lain-bahagia.html
https://almanhaj.or.id/22576-tidak-ada-pertentangan-antara-turunnya-allah-taala-ke-langit-dunia-dan-bersemayam-nya-di-atas-arasy.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar