BAB 46
JANGAN PERNAH MENYERAH!
Banyak hal sebenarnya yang belum saya ceritakan terkait interaksi saya dengan bahasa Arab. Namun saya rasa, apa yang saya sampaikan ini sudah cukup. Takutnya malah nanti jadi kepanjangan kalau diceritakan semuanya.
Sebelum saya tutup, saya ingin sampaikan bahwa cara terbaik untuk bisa bahasa Arab adalah dengan belajar di pondok pesantren. Minimal setahun kita fokus belajar bahasa Arab di sana. Ini cara yang paling efektif menurut saya. Lebih bagus lagi kalau kita bisa belajar langsung di negara Arab.
Kalau tidak bisa,
kita coba cari tempat-tempat kursus bahasa Arab terdekat di daerah kita. Kita belajar bersama guru langsung di sana. Kita belajar sampai bisa.
Kalau tidak bisa belajar bersama guru langsung, kita bisa belajar online. Yang penting ada pembimbing yang bisa kita jadikan tempat berkonsultasi.
Kalau sulit mendapatkan guru yang bisa mengajarkan secara langsung atau online, kita bisa belajar secara otodidak. Berikut ini cara praktisnya:
Cari buku panduan belajar yang sesuai level kita.
Cari buku panduan yang ada soal latihan, kunci jawaban latihan, audio atau video penjelasan isi buku.
Luangkan waktu minimal 1 JAM sehari untuk FOKUS BELAJAR.
Baca buku panduan dengan baik. Baca hingga paham. Dengarkan juga audio atau video penjelasannya.
Kerjakan latihan tanpa melihat kunci jawaban.
Cocokan jawaban dengan kunci jawaban.
Jika ada yang belum paham, tanyakan kepada orang yang paham.
Rajin MUROJA'AH (MENGULANG PELAJARAN)
Bergabung dengan komunitas pecinta bahasa Arab.
Senantiasa BERDO'A agar dimudahkan dalam belajar.
Jangan pernah menyerah!
Nah, demikian.
*****
Terakhir, saya ingin memberi nasihat kepada kawan-kawan yang saat ini sedang belajar bahasa Arab.
Begini…
Kita harus ingat bahwa yang namanya kesulitan tentu akan ada saja kita jumpai dalam proses belajar. Apalagi bagi yang baru pertama kali belajar. Biasanya akan banyak kesulitan dihadapi. Namun itu adalah hal yang biasa. Namanya juga orang baru belajar, ya nggak?
Ketika kita baru awal-awal membuka buku Nahwu, mungkin ada beberapa istilah yang masih sulit kita mengerti. Atau, ketika kita baru mulai mempelajari ilmu Shorof, kita mungkin merasa sulit dan berat untuk menghafal pola-pola kata.
Ini adalah hal yang wajar. Sebab, tidak sedikit orang yang mengalami hal yang sama dengan kita. Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan ketika menghadapi kesulitan-kesulitan ini?
Jika kita ingin berhasil dalam belajar, ada satu hal penting yang harus kita lakukan. Ya, satu hal penting. Apa itu?
JANGAN MENYERAH! JANGAN SEKALI-KALI MENYERAH!
Ketika rintangan datang menerjang, kita hadapi rintangan itu. Ketika persoalan datang mendera, kita pecahkan persoalan itu. Jika tak bisa kita pecahkan sendiri, kita minta bantuan orang lain yang mampu. Intinya, jangan pernah menyerah!
*****
Ada sebuah kisah yang sangat masyhur tentang Imam Al-Kisai rahimahullah. Beliau adalah salah seorang ulama besar pakar bahasa Arab. Namun, tahukah kita, beliau juga awalnya merasa kesulitan dalam mempelajari dan memahami ilmu Nahwu. Bahkan hampir putus asa. Lalu, apa yang terjadi kemudian?
Diceritakan bahwa suatu hari beliau melihat semut yang sedang berusaha naik ke dinding dengan membawa makanan, namun semut itu tidak mampu hingga terjatuh. Lalu si semut mengambil kembali makanan itu dan berusaha naik ke dinding untuk kedua kalinya. Makanan itu tetap saja jatuh. Demikian terus terulang hingga beberapa kali. Tapi si semut dengan gigih tetap berusaha. Hingga akhirnya ia pun berhasil membawa makanan tersebut naik ke dinding.
Dari peristiwa yang ia saksikan ini, Imam Al-Kisa'i rahimahullah tersentak sadar. Dia mendapat pelajaran berharga. Menurutnya, “Jika semut kecil yang tidak memiliki akal dan dengan segala kekurangannya saja mau terus berusaha, maka alangkah bodohnya aku malah berputus asa dan berhenti berusaha”.
Imam Al-Kisa'i rahimahullah pun kemudian memutuskan untuk terus belajar, hingga akhirnya menjadi ulama ahli bahasa Arab yang terkenal hingga kini.
Nah, demikian kurang lebih ceritanya.
Maka kesimpulannya adalah: Bila kita menghadapi kesulitan dalam belajar bahasa Arab yang sifatnya mungkin sukar untuk diatasi bahkan sampai membuat kita hampir putus asa, maka ada satu prinsip yang patut kita terapkan. Prinsip itu sangat sederhana, namun sangat ampuh. Yaitu,
JANGAN MENYERAH!
Demikian saja kisah dari saya. Semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat dan bisa memberi pencerahan bagi para pembaca semua. Lebih dan kurangnya saya mohon maaf.
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ،
وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
"Maha
Suci Engkau, ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan
bertaubat kepada-Mu."
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
"Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami, Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, keluarga dan para Sahabatnya
semua, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai
hari kiamat kelak."
اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
"Segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam."
Wassalaamu’alaikum wa Rahmatulaahi wa Barakaatuh.
SEMANGAT BELAJAR
Bogor, Rajab 1443H/Februari 2022
Muhammad Mujianto
(Penulis Serial Kitab Fahimna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar