Sabtu, 13 Desember 2025

1 + 1 = ?

 


✍️ CATATAN AKHIR PEKAN


๐Ÿ’ฆ 1 + 1 = ... ❓ 10 - 1 = ❓


Kalau anak SD diminta untuk mengisi soal di atas, tentu dengan mudah mereka akan menjawab:


๐Ÿ’ฆ 1 + 1 = 2

๐Ÿ’ฆ 10 - 1 = 9


Dan ini jawaban yang benar kalau dilihat dari kaca mata manusia. Namun, kalau dilihat dari kacamata agama, jawabannya bisa jadi begini:


๐Ÿ’ฆ 1 + 1 = 27


Kok bisa❓


Ya, bisa. Misalnya kita shalat sendirian, maka kita tidak dapat pahala shalat berjamaah. Tapi, kalau kita shalat berdua (berjamaah), maka kita akan dapat pahala berlipat ganda, insya Allah. 


Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:


ุตَู„ุงَุฉُ ุงู„ْุฌَู…َุงุนَุฉِ ุฃَูْุถَู„ُ ู…ِู†ْ ุตَู„ุงَุฉِ ุงู„ْูَุฐِّ ุจِุณَุจْุนٍ ูˆَุนِุดْุฑِูŠู†َ ุฏَุฑَุฌَุฉً


“Shalat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Kemudian, soal nomer dua, bisa jadi begini:


๐Ÿ’ฆ 10 - 1 : 1000


Kok bisa❓


Ya, bisa saja. Misalnya kita punya uang Rp. 10 juta. Kemudian kita infakan Rp. 1 juta. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala ganti uang kita dengan balasan yang berlipat ganda. Allah Subhanahu wa Ta'ala beri keberkahan pada harta kita. 


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


ูˆَู…َุง ุฃَู†ْูَู‚ْุชُู…ْ ู…ِู†ْ ุดَูŠْุกٍ ูَู‡ُูˆَ ูŠُุฎْู„ِูُู‡ُ ูˆَู‡ُูˆَ ุฎَูŠْุฑُ ุงู„ุฑَّุงุฒِู‚ِูŠู†َ


“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39). 


Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:


ู…َุซَู„ُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู†ْูِู‚ُูˆู†َ ุฃَู…ْูˆَุงู„َู‡ُู…ْ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูƒَู…َุซَู„ِ ุญَุจَّุฉٍ ุฃَู†ْุจَุชَุชْ ุณَุจْุนَ ุณَู†َุงุจِู„َ ูِูŠ ูƒُู„ِّ ุณُู†ْุจُู„َุฉٍ ู…ِุฆَุฉُ ุญَุจَّุฉٍ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูŠُุถَุงุนِูُ ู„ِู…َู†ْ ูŠَุดَุงุกُ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุงุณِุนٌ ุนَู„ِูŠู…ٌ


“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)


Demikian. 


Semoga bisa dipahami maksudnya. 


Jadi begini... 


Terkadang, ketika kita melihat sesuatu jangan melulu dari kacamata manusia. Harus juga kita lihat dari kacamata agama. Kacamata Islam. Kacamata Allah Subhanahu wa Ta'ala. 


Misalnya begini. Kalau orang yang tidak peduli dengan kewajiban agama, dia mungkin menganggap shalat itu bisa mengurangi penghasilannya. Kalau dia tutup tokonya di waktu shalat, dia merasa pemasukannya akan berkurang. Untungnya jadi berkurang. 


Tapi beda dengan orang yang melihat shalat sebagai kewajiban yang harus ditunaikan dengan baik. Khusyuk dan tepat waktu. Dia tidak takut rezekinya berkurang kalau dia tutup toko di waktu2 shalat. 


Bahkan sebaliknya. Dia yakin, kalau dia melaksanakan kewajiban dari Allah ini, maka dia akan mendapatkan keberkahan. Bisa jadi uang yang di dapat lebih sedikit dari orang yang tetap buka tokonya di waktu2 shalat. Tapi, dia mendapatkan keberkahan pada hartanya. Kesehatan diri dan keluarganya dijaga. Dia selalu merasa cukup. Beda jauh dengan orang yang "terlalu pehitungan"  dengan syariat Islam (perintah Allah). 


Dia menganggap:


๐Ÿ˜‡Kalau saya shalat nanti keuntungan saya berkurang... 


๐Ÿ˜‡Kalau saya sedekah nanti uang saya berkurang.. Mendingan dipakai buat makan sendiri..


Dst.


๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน


Begitupun dalam hal menuntut ilmu. Bisa jadi, ketika kita memilih untuk menghadiri majelis ilmu di saat2 biasanya kita bekerja (yang masih bisa kita tinggalkan), justru dengan begitu, rezeki kita akan bertambah pada hari2 berikutnya. Rezeki kita jadi berkah melimpah karena sebab kita meninggalkan kerja karena ingin belajar ilmu agama yang nilainya jauh berharga dari harta benda.


๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน


Terakhir, ada sebuah nasihat berharga tentang kunci pembuka rezeki berupa ibadah dengan penuh konsentrasi kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ibadah dengan khusyuk.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda.


ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุชَุนَุงู„َู‰ ูŠَู‚ُูˆْู„ُ: ูŠَุง ุงุจْู†َ ุขุฏَู…َ! ุชَูَุฑَّุบْ ู„ِุนِุจَุงุฏَุชِูŠْ، ุฃَู…ْู„ุฃْ ุตَุฏْ ุฑَูƒَ ุบِู†ًู‰، ูˆَุฃَุณُุฏَّ ูَู‚ْุฑَูƒَ، ูˆَุฅِู†ْ ู„ุงَ ุชَูْุนَู„ْ ู…َู„ุฃْุชُ ูŠَุฏَูƒَ ุดُุบْู„ุงً، ูˆَู„َู…ْ ุฃَุณُุฏَّ ูَู‚ْุฑَูƒْ


“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam! Beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)”. (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)


Beribadah dengan sepenuhnya  maksudnya ibadah dengan penuh konsentrasi (khusyuk). Tidak asal2an.


Demikian. 


Semoga bermanfaat 


Wallahu a'lam. 


✍️Muhammad Mujianto

Ahad 14 Desember 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar