✍️ Catatan Akhir Pekan
🌹MENUMBUHKAN RASA CINTA
Dulu, saya kurang suka makan terong. Rasanya kurang cocok di lidah. Lembek2 gimana gitu.
Tapi kemudian, saya berubah total. Sekarang, terong termasuk jajaran makanan yang saya sukai. Kenapa bisa berubah?
Begini ceritanya...
Tahun 1998, saya pindah ke Bogor. Tujuannya untuk kuliah di IPB. Karena jauh dari rumah ortu di Jakarta, akhirnya saya terpaksa ngekos di dekat tempat kuliah.
Waktu itu, saya kos di daerah Dramaga Bogor. Tepatnya di Desa Balio (Babakan Lio). Lokasinya tidak jauh dari pangkalan angkot Kampus Dalam.
Tepat di depan kosan saya ada warung makan. Namanya Warang Makan Berkah. Yang punya penduduk asli situ. Kami biasa menyebut pemilik warung dengan panggilan "Bu Berkah".
Masakannya enak. Cocok di lidah banyak orang. Termasuk saya. Ada yang bilang, masakannya seperti masakan rumah. Beda dengan warung makan pada umumnya.
Ada dua menu pavorit yang biasa saya makan: terong kecap dan tempe orek basah. Saya sudah lupa, kenapa dulu saya pilih makan terong di warung itu. Padahal saya kurang suka terong waktu itu.
Namun yang jelas, setelah makan terong di warung berkah, penilaian saya tentang terong jadi berubah. Saya sekarang jadi suka terong.
Rasanya beda dari terong yang pernah saya makan selama ini. Benar2 cocok di lidah. Hampir saya tidak pernah bosan memakanya.
Naah..
Dari sini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa rasa suka kita terhadap sesuatu bisa diubah. Dari yang awalnya tidak suka atau tidak terlalu suka, sekarang menjadi suka bahkan suka banget. Atau bahkan mungkin sebaliknya, dari suka menjadi tidak suka.
Kira2 apa penyebabnya?
Kalau melihat pada terong tadi, yang harus diubah adalah cara pegolahannya. Gimana caranya, terong itu diolah menjadi makanan yang enak.
Sekarang, kalau terong itu diibaratkan sebagai seorang manusia, bagaimana cara mengolahnya agar menjadi manusia yang disukai banyak orang?
Caranya, dengan mengubah akhlaknya. Karena secara umum, orang akan suka bergaul dengan orang yang berakhlak mulia.
Kalau tidak percaya, coba Anda pilih: mau berteman dengan orang yang dermawan atau orang yang pelit?
Tentu, yang dermawan kan?
Naah.. Itu dia!
Jadi, kalau kita mau disukai banyak orang, kita harus berusaha menjadi orang yang berakhlak mulia, bukan yang yang berakhlak hina dan rendah.
Apa saja akhlak yang mulia?
Banyak! Coba cari sendiri di internet.
Tapi, ulama ada yang memfokuskan pada tiga akhlak mulia untuk dipraktikan dalam kehidupan sehari2.
1️⃣ MEMBERI BANTUAN
Agar disukai orang, kita harus menjadi orang yang siap memberi bantuan. Bantuan yang tulus tentunya. Tidak berharap upah atau ucapan terima kasih dari manusia. Tapi memang murni ingin membantu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya". (QS. Al-Maidah [5]:2)
2️⃣ TIDAK MENGGANGGU
Kalau kita tidak bisa membantu orang lain, minimal kita tahan diri kita dari mengganggu orang lain, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan baghyu (permusuhan; melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar). Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS An-Nahl [16]: 90)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Tidak akan masuk surga orang yang biasa mengganggu tetangganya.” (HR. Muslim)
3️⃣ BERWAJAH CERIA
Termasuk akhlak mulia yang sangat dianjurkan Islam untuk diamalkan adalah senyum dan berwajah ceria.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
لاَ تَحْقِرَنَّ منَ المعْرُوفِ شَيْئاً ولوْ أنْ تَلْقَ أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah remehkan kebaikan sekecil apapun, meskipun hanya berupa wajah ceria saat engkau berjumpa dengan saudaramu”. (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah (bernilai) sedekah bagimu“. (HR. At-Tirmidzi)
*****
Nah, ketiga hal ini, kalau bisa dipraktikan secara maksimal di tengah2 masyarakat, saya yakin akan tumbuh rasa cinta dan saling mencintai di antara mereka. Tidak percaya? Silakan dicoba! 😁
❗PERHATIAN❗
Namun, saya juga perlu ingatkan. Sebaik apapun kita, tentu akan ada saja orang yang tidak suka.
Seperti terong tadi yang kita bicarakan di awal. Seenak apapun diolah, saya yakin, akan ada saja yang tidak suka.
Maka, hendaknya kita tetap berada di atas akhlak mulia. Kita cari apresiasi dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bukan apreasi dari manusia.
Sebab, kata Imam Syafi'i rahimahullah:
رضا الناس غاية لا تدرك، فعليك بما يصلحك فالزمه فإنه لا سبيل إلى رضاهم
"Keridhaan manusia adalah tujuan yang tidak akan mungkin dicapai. Maka, lakukanlah apa yang membuatmu baik dan istiqomahlah berada dibatasnya, karena kita tidak mungkin untuk membuat semua orang ridha (kepada kita)".
Beliau mengingatkan kita untuk fokus pada perbaikan diri sendiri dan tidak terlalu mempedulikan cibiran orang lain, karena kita tidak mungkin membuat semua orang puas dengan apa yang kita perbuat.
Wallahu a'lam.
✍️ Joglo Jakarta Barat, Sabtu 2 Agustus 2025
@MuhammadMujianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar