Kamis, 03 Maret 2022

AKU & BAHASA ARAB (BAB 7): 2 LANGKAH

 


BAB 7

2 LANGKAH



Sebelum kita memutuskan untuk belajar sesuatu, agar belajarnya efektif, hendaknya kita melakukan dua hal. Pertama, menentukan target yang jelas; dan yang kedua, menyusun rencana yang bagus untuk meraih target. Inilah dua langkah yang penting untuk kita lakukan sebelum mulai belajar, agar belajarnya nanti jadi terarah dan hasilnya bisa bagus sesuai harapan.

Waktu itu, target kami belajar bahasa Arab adalah agar bisa baca kitab gundul. Sebab, kami rutin setiap pekan menghadiri kajian kitab gundul.


Sayangnya, terget ini tidak didukung dengan rencana yang efektif. Mestinya, kalau kita ingin bisa baca kitab gundul, yang harusnya fokus dipelajari di awal adalah pelajaran Nahwu dan Shorof. Sebab, dua ilmu ini adalah syarat untuk bisa membaca kitab gundul.

Saya tidak tahu, kenapa dulu yang fokus kami pelajari itu ilmu Nahwu dan muhadatsah (percakapan). Ilmu Shorof kurang diperhatikan. Padahal mestinya, ilmu Shorof ini yang harus fokus dipelajari di awal belajar. Pola-pola kata harusnya dihafal dulu di awal. Sedangkan ilmu Nahwu, bisa dipelajari perlahan saja, sambil menghafal tashrifan.

Seingat saya, penah juga dibahas ilmu Shorof. Tapi cuma sebentar. Setelah itu tidak dipelajari lagi. Entah apa alasannya. Saya sudah lupa.


Jadi waktu itu, kami belajar dua materi dalam sepekan: ilmu Nahwu dan muhadatsah. Ilmu Nahwu menggunakan buku panduan kitab al-Muyassar fi 'Ilmin Nahwi Jilid 1 karya Al-Ustadz Aceng Zakariya hafizhahullah, sedangkan muhadatsah menggunakan buku panduan kitab Durus Lughah terbitan Gontor.

Dalam sepekan, kami belajar enam pertemuan. Sehari satu pertemuan, dari Senin hingga Sabtu. Tiga pertemuan belajar ilmu Nahwu bersama Ustadz Bukit hafizhahullah, dan tiga pertemuan lagi belajar muhadatsah bersama Ustadz Wandi hafizhahullah. Setiap pertemuan durasinya satu jam ba'da shalat Subuh.

Untuk ilmu Nahwu, cara belajarnya standar. Ustadz membacakan isi kitab panduan, menerjemahkan, dan menjelaskan. Kami menulis terjemahannya langsung di kitab, kemudian mengerjakan latihan.

Untuk mugadatsah, ustadz memberikan contoh-contoh percakapan singkat. Beliau jelaskan terjemah perkata dan mencontohkan cara membacanya. Kemudian kami mempraktikannya.


*****

Awal belajar, semua peserta tampak semangat. Setiap hari yang hadir lengkap semua penghuni kos. Namun, lama kelamaan, peserta mulai berkurang. Mulai hilang satu persatu.

Hingga akhirnya, hanya meninggalkan satu orang yang belajar. Saya sendiri waktu itu yang masih bertahan. Yang lain, tidak bisa ikut belajar dengan alasannya masing-masing.

Akhirnya, pembinaan bahasa Arab pun dihentikan. Kami hanya belajar selama sekitar enam bulan saja.


Bersambung...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar