Kamis, 26 Januari 2023

BEKAL TADABUR AL-QUR'AN (MUKADIMAH)

 



MUKADIMAH


Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan al-Qur’an untuk ditadaburi ayat-ayatnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:



كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad [38]: 29)

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran ataukah hati mereka terkunci?”. (QS. Muhammad [47]: 24)

Tadabur beda dengan tafsir. Kalau tafsir lebih ke pembahasan makna ayat. Adapun tadabur lebih ke pembahasan tentang pelajaran yang bisa dipetik dari ayat. Tafsir adalah wasilah untuk tadabur.

Perhatikan contoh berikut!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Fatihah [1]: 1)



>>> TAFSIR

Aku memulai membaca al-Qur’an dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala sambil memohon pertolongan kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah merupakan nama untuk Rabb Yang Maha banyak berkahnya lagi Maha Tinggi, satu-satunya Zat yang berhak diibadahi. Dan ini adalah merupakan nama paling khusus diantara nama-nama Allah Ta'ala yang tidak dinamai dengan nama ini selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha banyak berkahnya lagi Maha Tinggi.


الرَّحْمَنِ (Yang Maha Pengasih) yang memiliki rahmat umum yang meliputi seluruh makhluk, الرَّحِيمِ (Yang Maha Penyayang) yakni kepada orang-orang Mukmin. dan keduanya merupakan dua nama diantara nama Allah Ta’ala yang keduanya mencakup penetapan sifat rahmah (menyayangi) bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang layak bagi keagungan-Nya.

(Lihat Tafsir Al-Muyassar karya Kumpulan Ulama Pakar Tafsir)



>>> TADABUR

Diantara pelajaran yang bisa diambil dari ayat ini adalah:

  1. Huruf ”BA” pada lafazh ”بِسْمِ اللَّهِbermakna ”isti’anah” (Permohonan bantuan). Jadi maknanya: Dengan memohon bantuan…

  2. Isim mufrod jika disandarkan kepada isim makifat, maka menunjukan makna umum. Sehingga lafazh ”بِسْمِ اللَّهِmaknanya adalah: ”Dengan memohon bantuan semua nama Allah”. Jadi, bukan hanya satu nama.

  3. Huruf penyusun lafazh ”الرَّحْمَٰنِlebih banyak dari lafazh ”الرَّحِيمِ. Hal ini menunjukan bahwa lafazh ”الرَّحْمَٰنِmemiliki kandungan makna yang lebih luas dari lafazh ”الرَّحِيمِ. Hal ini sesuai dengan kaidah bahasa:

زيِاَدَةُ الْمَبْنَى تَدُلُّ عَلَى زِيَادَةِ الْمَعْنَى

Bertambahnya bangunan kata, menunjukan bertambahnya makna yang terkandung di dalam kata”



Oleh karena itu, diantara tafsiran lafazh ”الرَّحْمَٰنِadalah ”Pemilik rahmat besar yang bersifat umum (untuk semua makhluk)”. Sedangkan lafazh ”الرَّحِيمِditafsirkan dengan ”Pemilik rahmat besar yang bersifat khusus (untuk orang yang beriman)”.



  1. Lafazh basmalah berbentuk jar-majrur. Muta’allaqnya dihapus untuk memberi makna umum. Sehingga lafazh basmalah ini bisa digunakan untuk semua bentuk amal kebaikan secara umum, tidak hanya untuk satu amal kebaikan saja.

  2. Dll.



****

Untuk bisa mentadaburi al-Qur’an, kita harus paham bahasa Arab. Kita harus kuasai ilmu-ilmu bahasa Arab (terutama Nahwu, Sharaf dan Balaghah). Sebab, al-Qur’an diturunkan dengan berbahasa Arab.



كَذَٰلِكَ أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا

Dan demikianlah Kami menurunkan al-Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) al-Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaaha [20]: 113)



Tanpa paham bahasa Arab, kita tidak akan mungkin bisa memahami dan mentadaburi al-Qur’an dengan baik dan sempurna.


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: ”Sesungguhnya memahami al-Qur’an dan as-Sunnah hukumnya wajib. Keduanya tidak bisa dipahami, kecuali dengan memahami bahasa Arab. Sebuah kewajiban tidak bisa sempurna kecuali dengan adanya ”sesuatu”, maka ”sesuatu” itu menjadi wajib”.


Maka, hendaknya kita semangat untuk mempelajari bahasa Arab sebagai bekal untuk memahami al-Qur’an dan mentadaburinya.



Wallahu a’lam.



1 komentar:

  1. MaasyaaAllah, buku yang sangat dinantikan. InsyaaAllah ana akan langsung pesan. Abu Ammar.

    BalasHapus