🖊️ CATATAN BAHASA ARAB (20)
📒 KEUNIKAN BAHASA ARAB
Bahasa Arab beda dengan bahasa Indonesia. Misalnya, kalau dalam bahasa Indonesia, susunan kalimat yang digunakan adalah:
Subjek + Predikat + Objek
Contoh:
📒 KEUNIKAN BAHASA ARAB
Bahasa Arab beda dengan bahasa Indonesia. Misalnya, kalau dalam bahasa Indonesia, susunan kalimat yang digunakan adalah:
Subjek + Predikat + Objek
Contoh:
✍️ VARIASI ALIF-LAM
Alif-lam ada banyak variasi maknanya. Alif-lam tidak hanya menunjukan sesuatu yang sudah tertentu penunjukan bendanya, seperti:
يضرب زيدٌ بعوضةً. البعوضةُ كبيرةٌ.
Zaid sedang memukul seekor nyamuk. Nyamuk itu (yang dipukul Zaid) besar.
Namun, alif-lam juga bisa menunjukan makna SEMUA JENIS, seperti:
❓APA FUNGSI ALIF-LAM❓
Ada beberapa fungsi alif-lam pada sebuah kata. Diantaranya adalah untuk menjadikan kata itu jelas penunjukan bendanya (tertentu bendanya, tidak berlaku umum).
Jelas gimana maksudnya?
Maksudnya begini...
❓PAKAI ALIF-LAM ATAU TIDAK❓
Sering muncul pertanyaan begini: bagaimana menentukan suatu kata itu pakai alif-lam atau tidak?
Jawaban saya:
ISIM MAQSHUR yang munshorif (menerima tanwin), jika tidak diberi alif-lam di awalnya, maka huruf sebelum alif diberi harokat fathatain pada semua keadaan (marfu', manshub, dan majrur).
💦 الهُدَی
💦 هُدًی
💦 الفَتَی
💦 فَتًی
DHOMIR HA GHOIB pada asalnya berharokat DHOMMAH.
💦 ضَرَبَهُ
💦 لَهُ
💦 عِنْدَهُ
Namun, dia dikasroh pada dua keadaan:
ISIM MANQUSH jika tidak bersama ALIF-LAM, maka huruf YA-nya dibuang, saat dalam keadaan MARFU' dan MAJRUR. Kemudian huruf sebelum YA diberi tanda KASROTAIN.
💦 جَاءَ قَاضٍ
Telah datang seorang hakim
JAMAK MUDZAKKAR SALIM saat digabung dengan DHOMIR YA MUTAKALLIM, bentuknya sama saat dalam keadaan MARFU', MANSHUB, & MAJRUR.
Perhatikan contoh berikut!
💦 MARFU', FA'IL
✨جَاءَ مَدَرِّسِيَّ
Telah datang guru2 saya
👉 Tanda I'rob: WAWU yang diubah menjadi YA
DHOMIR YA MUTAKALLIM boleh diberi tanda FATHAH atau SUKUN.
Misalnya:
✨ كِتَابِيْ
✨ كتابِيَ
✨ سَاعِدْنِيْ
✨ ساعدنِيَ
✨ بِيْ
✨ بِيَ
Terkadang, dhomir ya mutakallim bersambung dengan HA SAKTAH. Seperti pada surat Al-Haaqqah ayat 28 & 29:
DHOMIR YA MUTAKALLIM ي (Arti: Saya) terkadang dihapus dalam sebuah kalimat. Hal ini banyak dijumpai dalam al-Qur'an.
Misalnya:
✨ وَلِيَ دِيْنِ
"...dan untukku agamaku". (QS. Al-Kafirun [109]: 6)
Bentuk perkiraannya:
👇INFO BUKU FAHIMNA PUBLISHING👇
✨ SHOPEE
👉 KLIK: https://shopee.co.id/fahimna_publishing
✨ TOKOPEDIA
👉 KLIK: https://tokopedia.com/tokofahimna
✊SEMANGAT BELAJAR✊
Sebelum belajar bahasa Arab, kita harus belajar baca al-Qur'an terlebih dahulu. Supaya kita bisa membaca dan melafalkan tulisan Arab dengan benar.
Dalam bahasa Arab, banyak kata yang mirip2 pelafalannya. Kadang, salah baca, bisa menyebabkan perubahan makna kata.
Misalnya:
✍️ISIM FA’IL, FA’IL, ISIM MAF’UL, MAF’UL BIH
Ketika belajar ilmu Shorof, kita akan bertemu dengan istilah “ISIM FA’IL” dan “ISIM MAF’UL”. Dan ketika belajar ilmu Nahwu, kita akan bertemu dengan istilah “FA’IL” dan “MAF’UL BIH”.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah: Apakah kedua istilah ini sama? Apakah ISIM FA’IL sama dengan FA’IL”? Apakah ISIM MAF’UL sama dengan MAF’UL BIH?
Jawaban:
✍️ ANTARA FA'IL & PELAKU
Beberapa kitab Nahwu untuk pemula mendefinisikan FA'IL dengan PELAKU. Tujuannya tentu untuk memudahkan penjelasan untuk para pemula.
Tapi, di buku Nahwu yang saya susun, saya ingin sedikit lebih mendetailkan. Saya sampaikan bahwa:
🖊️ FA'IL adalah ISIM yang berharokat akhir DHOMMAH, terletak setelah FI'IL, dan merupakan PELAKU dari FI'IL itu.
Naah... Ini...
Tentu, ini definisi untuk pemula.
Jadi, FA'IL letaknya setelah FI'IL, dan dia adanya pada JUMLAH FI'LIYYAH.
Makanya nanti, kalau ada PELAKU, tapi letaknya SEBELUM FI'IL, secara kaidah Nahwu namanya bukan FA'IL, tapi MUBTADA. Meskipun secara makna dia itu PELAKU.
Jadi, beda antara dua kalimat berikut:
MAA (مَا) bisa berupa ISIM ISTIFHAM dan ISIM MAUSHUL. Kita bisa membedakannya dengan memahami susunan kalimat.
Berkaitan dengan ما ada kaidah yang penting untuk dipahami:
💦 Jika terletak setelah HURUF JAR, maka penulisannya disambung.
💦 MAA yang berupa ISIM ISTIFHAM, jika bersambung dengan huruf jar, maka huruf alifnya dibuang:
✨ عَمّ يَتَسَاءَلُوْنَ
Tentang apakah mereka saling bertanya?
Bentuk asalnya:
Dalam bahasa Arab, terkadang ada kata yang huruf penyusunnya dibuang. Ada juga yang huruf penyusunnya diganti dengan huruf yang lain. Sehingga pola katanya menjadi berbeda dengan pola kata pada umumnya.
Misalnya, pada surat Al-Qadr ayat 4.
✨ تَنَزَّلُ
Bentuk asalnya:
✨ تَتَنَزَّلُ
Huruf ت yang ada di awal dibuang.
Contoh lain pada surat Al-Muzzammil ayat 1.
✨ الْمُزَّمِّلُ
Bentuk asalnya:
✍️FI’IL MUDHORE YANG BERUBAH MAKNA
Menyambung tulisan sebelumnya, FI’IL MUDHORE juga ada yang bisa berubah maknanya menjadi seperti FI’IL MADHI. Yang pada asalnya menunjukkan kejadian di waktu sekarang/akan datang, kemudian bisa berubah menjadi kejadian di waktu lampau.
Kapankah itu bisa terjadi?
Hal itu bisa terjadi jika FI’IL MUDHORE diawali oleh huruf-huruf berikut:
🍂 Diawali huruf LAM
لم يفهم علي الدرس
"Ali belum paham pelajaran itu"
🍂 Diawali huruf LAMMA
لما يحضر زيد
"Zaid belum hadir (hingga kini)"
🍂 Diawali huruf RUBBAMA
ربما تكره ما فيه الخير لك
"Terkadang kamu membenci apa-apa yang didalamnya terdapat kebaikan untukmu"
Demikian saja.
Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam.
📒 Pembahasan diolah dari kitab At-Ta'liqaat Al-Jaliyyah
👇BACA CATATAN LAINNYA👇
http://kitabfahimna.blogspot.com
📒 FI’IL MADHI YANG BERUBAH MAKNA
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa FI’IL MADHI adalah kata kerja untuk waktu lampau, sedangkan FI’IL MUDHORE adalah kata kerja untuk waktu sekarang atau akan datang.
Misalnya:
“ذَهَبَ”
TELAH pergi
“يَذْهَبُ”
SEDANG/AKAN pergi
Namun, pada keadaan tertentu, FI’IL MADHI bisa berubah maknanya menjadi seperti FI’IL MUDHORE (Menunjukkan aktivitas di waktu SEKARANG/AKAN DATANG). Begitupun sebaliknya. FI’IL MUDHORE bisa berubah maknanya menjadi seperti FI’IL MADHI.
Berikut penjelasannya:
🍂Terkadang FI’IL MADHI menunjukkan waktu SEKARANG pada lafaz-lafaz seputar AKAD. Seperti misalnya:
بِعْتُكَ هذَا الْكِتَابَ
“Aku jual kepadamu kitab ini”
وَهَبْتُكَ هذَا الْبَيْتَ
Aku hadiahkan rumah ini kepadamu”
قَبِلْتُ نِكَاحَهَا
“Aku terima nikahnya”
🍂 Terkadang FI’IL MADHI menunjukkan waktu AKAN DATANG pada keadaan berikut:
✨Jika terletak setelah ADAT SYARAT, selain LAW “لو”.
مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka dia AKAN berhasil.
✨Jika diperuntukkan untuk do’a.
رَحِمَكَ اللهُ
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatimu”
بَارَكَ اللهُ لَكَ
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahimu”
Lalu, bagaimana dengan FI’IL MUDHORE?
Tunggu tulisan berikutnya. Untuk sementara FI’IL MADHI dulu.
Demikian saja. Semoga bermanfaat.
📒 Pembahasan diolah dari kitab At-Ta'liqaat Al-Jaliyyah
👇BACA CATATAN LAINNYA DI👇
http://kitabfahimna.blogspot.com
FI'IL MUDHORE bisa menunjukkan waktu sekarang dan akan datang.
Jika ada indikasi yang menunjukan waktu sekarang, maka dia bermakna aktifitas di waktu sekarang.
✨ يَذْهَبُ زيدٌ الْآنَ
Zaid sedang pergi sekarang
Keberadaan kata الآن menunjukan bahwa fi'il mudhore bermakna sekarang.
Namun,
Satu HURUF JAR bisa memiliki banyak makna. Ada yang sampai belasan makna. Kadang sebuah huruf, mengandung makna huruf yang lain.
Contohnya pada ayat:
✨ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Surat al-Qadr ayat 4
Ada yang mengatakan huruf من di sini bermakna huruf الباء, sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah di kitab tafsirnya.
Contoh lain lagi,
Isim yang terletak setelah لَوْلَا berposisi sebagai MUBTADA yang KHOBARNYA WAJIB DIBUANG. Diperkirakan khobarnya adalah مَوْجُودٌ (Arti: ADA).
Contoh:
لولا الْمَاءُ لَهَلَكَ الزَّرْعُ
Kalaulah tidak ada air, niscaya tanaman akan binasa
✍️Sumber risalah berbahasa Arab:
https://www.facebook.com/1438911706322813/posts/1901676796712966/