BAB 3
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dulu, tidak pernah terbayang sama sekali di benak saya untuk belajar bahasa Arab. Sebab, dari SD sampai SMA, saya belajarnya di sekolah umum. Bukan di sekolah Islam, semisal madrasah. Jadi, tentu saja tidak ada pelajaran bahasa Arab yang saya dapat di sekolah.
Orang tua saya juga tidak pernah menyuruh untuk belajar bahasa Arab. Guru di sekolah pun begitu. Termasuk guru agama dan guru ngaji saya di masjid.
Malah yang ada dulu, seorang guru pernah menyarankan kepada saya dan teman-teman untuk menguasai dua hal: bahasa Inggris dan komputer. Katanya, kalau jago bahasa Inggris dan komputer, nanti gampang dapat kerja.
Lalu, kenapa saya kemudian tertarik belajar bahasa Arab?
Begini ceritanya…
*****
Pada tahun 1998, saya diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) lewat jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Karena jarak Jakarta-Bogor jauh, maka tentu saja saya harus pindah tempat tinggal. Saya harus kos di Bogor.
Waktu itu, belum ada asrama mahasiswa seperti sekarang. Jadi, mahasiswa baru harus mencari rumah kos sendiri di sekitar kampus IPB.
Dari SMA saya di Jakarta, ada empat orang yang diterima di IPB, termasuk saya. Tiga orang teman saya kuliah di Fakultas Pertanian (Faperta) yang waktu itu lokasinya di dekat Terminal Baranangsiang Bogor. Sedangkan saya kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) yang berlokasi di daerah Dramaga Bogor. Keduanya terpisah jarak cukup jauh. Harus dua kali naik angkot waktu itu kalau ingin ke Dramaga dari Baranangsiang. Kalau sekarang, harus tiga kali naik angkot.
Ketika tinggal di Dramaga, saya bertemu dengan sebuah kosan yang di dalamnya ada pembinaan keagamaan. Termasuk pembinaan bahasa Arab. Nama kosannya "Pondok Asri Al-Qudwah".
Nah, di sinilah kemudian saya mengenal bahasa Arab!
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar