REZEKI SUDAH DIATUR
Rezeki sudah diatur. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk di muka bumi ini.
Kita tidak bisa memaksakan rezeki itu datang kepada kita. Jika Allah tidak menetapkannya untuk kita, maka kita tidak akan mendapatkannya. Meski kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya.
Bisa jadi ada orang yang buka toko di tempat yang strategis. Namun, jika Allah telah menetapkan rezekinya seret, maka sedikitlah rezeki yang dia dapat. Sedikit pembeli yang datang berkunjung. Meski dia sudah pasang iklan di mana-mana.
Namun, bisa jadi ada orang yang buka toko di gang sempit. Jika Allah telah menetapkan rezekinya melimpah, maka datanglah rezeki itu kepadanya laksana air yang mengalir. Banyak orang datang berbondong-bondong ke tokonya untuk membeli. Padahal promosi yang dilakukannya biasa-biasa saja.
Mungkin saja, kopi yang tinggal beberapa senti lagi masuk ke mulut kita, tiba-tiba ada yang menyenggol tangan kita sehingga kopi itu tumpah ke tanah menjadi rezekinya semut.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Karena rezeki Allah Subahanahu wa Ta’ala yang mengatur. Bukan kita. Kita hanya berusaha untuk menjemput dan mencarinya.
Pernah suatu ketika saya berbincang-bincang dengan seorang bapak penjual mainan anak-anak yang biasa berkeliling ke kampung-kampung. Saya tanyakan tentang pendapatannya sehari-hari dan pengalamannya berdagang.
“Pernah kadang sudah seharian keliling nggak ada yang beli. Eh, tiba-tiba pas lewat di sekolahan TK ada yang ngeborong dagangan saya…..” demikian kisahnya.
Kita tentu tahu kisah Hajar ibunda Ismail ‘alaihis Salam. Saat Ismail kecil menangis kehausan, Hajar pun bangkit berusaha mencari air. Dia menuju Bukit Shafa untuk mencari air, kemudian ke bukit Marwah, kemudian balik ke bukit Shafa lagi, hingga tujuh kali bolak-balik. Namun, ternyata air munculnya malah di kaki Ismail ‘alaihis Salam.
Nah, begitulah rezeki. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengaturnya. Tugas kita hanya berusaha untuk mencarinya. Tidak boleh hanya diam dan berangan-angan rezeki datang tiba-tiba. Rezeki harus dicari.
*****
Jadi sekali lagi, rezeki itu sudah diatur. Rezeki itu di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tugas kita hanyalah berusaha untuk menjemputnya. Kita cari rezeki itu dengan cara yang halal, bagus, dan cerdas. Setelah itu, kita serahkan semuanya kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala. Kita bertawakal kepadanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi no. 2344. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Semoga kita semua dikaruniai rezeki yang halal, baik, penuh berkah dan melimpah ruah. Amiin ya Allah ya Rabbal ‘alamiin….
# Dikutip dari buku “JANGAN BERHARAP PADA MANUSIA!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar