Laman

Jumat, 26 Agustus 2022

MEMBUAT JUDUL SEMENTARA

 

MEMBUAT JUDUL SEMENTARA


 

Langkah sebelumnya bisa dibaca di SINI.

 *****

 

Sebagaimana telah saya singgung sebelumnya, setelah mendapatkan ide, biasanya saya langsung mengikatnya dalam bentuk judul sementara. Saya berusaha mencari judul-judul yang menarik untuk saya sematkan di kover buku saya nanti. Saya ingin, lewat judul yang saya berikan, orang tertarik pada pandangan pertama.


Belajar dari kebiasaan saya ketika berkunjung ke toko buku, yang pertama kali saya lihat dari jejeran buku yang dipajang di rak buku adalah judul bukunya. Kalau ada yang menurut saya menarik, langsung saya ambil dan lihat-lihat isi dalamnya.


Oleh karena itu, saya berusaha membuat judul semenarik mungkin. Saya berusaha untuk membuat judul yang menggigit, membuat penasaran dan bisa memancing orang untuk bertanya “Apa sih isinya?”


Tapi kalau dipikir-pikir, tidak gampang memang membuat judul yang menarik. Bisa jadi menurut kita sudah menarik, tapi menurut orang lain belum tentu. Seperti yang terjadi dengan beberapa artikel saya yang dimuat di majalah dan koran. Pernah saya menulis artikel dengan judul “Fikih Tertawa”, namun oleh redaksi diganti menjadi “Tertawa Ada Aturannya”. Pernah juga saya menulis artikel dengan judul “Jilbab Syar’i”, namun oleh redaksi judulnya diganti menjadi “Menjaga Kesucian”. 

 


 

Begitupun dengan nasib tiga buku saya yang berhasil diterima penerbit. Buku saya yang berjudul “Menjadi Kaya Dengan Merokok” oleh penerbit diganti menjadi “Ngerokok Bikin Kamu ‘Kaya’”. Kemudian, buku saya yang berjudul “Seandainya Aku Mati Besok…” oleh penerbit diganti menjadi “Paspor Kematian: Jalan Menuju Surga-Mu”. Lalu, buku saya yang berjudul “Hati-hati Kawan… HP Bisa Bikin Kamu Masuk Neraka!” oleh penerbit diganti menjadi “Agar HP Bikin Kamu Masuk Surga”.

 


 







*****


Memang, kata Mas Edy Zaqeus, judul bukan faktor yang paling menentukan, tetapi tetap saja judul yang pas akan menjadi iklan utama bagi sebuah buku. Buku, sama halnya dengan produk lainnya, sekalipun bagus isi/kualitasnya bisa saja tidak dilirik konsumen, karena iklan atau judulnya tidak memberikan impresi/kesan yang bagus.


Saya jadi teringat dengan cerita Napoleon Hill dalam bukunya yang berjudul Think & Grow Rich. Kata dia, seorang penerbit buku murah membuat penemuan yang sangat berharga bagi para penerbit pada umumnya. Dia mengetahui bahwa banyak orang membeli judul, dan bukannya isi buku. Hanya dengan mengubah judul sebuah buku yang tidak laku, penjualan untuk buku itu melonjak naik lebih dari satu juta kopi. Isi buku itu sama sekali tidak berubah. Dia hanya merobek sampul buku yang berisi judul yang tidak laku dan memasang sampul baru dengan judul yang punya nilai “box office”.


Mengingat arti pentingnya sebuah judul, ada baiknya kita sering berlatih membuat judul-judul yang menarik. Kita juga bisa belajar dari judul buku-buku best seller yang ada di pasaran.


Saran saya juga, dalam membuat judul sementara, kalau bisa kita buat sebanyak-banyaknya. Setelah itu kita minta penilaian orang lain terhadap judul yang telah kita buat. Atau, bisa juga kita minta bantuan orang lain untuk memberi judul yang menurut mereka pas dengan tulisan kita.


Untuk “buku rokok”, waktu itu langsung saya beri judul “Menjadi Kaya Dengan Merokok” Sepertinya saya sudah cocok dengan judul ini. Apalagi setelah judul ini saya ajukan ke kawan-kawan, banyak yang merasa penasaran. “Masak sih merokok bisa bikin kaya?”, demikian komentar mereka. Nah, komentar seperti inilah yang saya inginkan. Berarti hal ini menunjukkan bahwa judul yang saya berikan sudah sip.


Sebelumnya, sempat juga terbersit keinginan untuk memberi judul “Misteri Pembunuh Berasap”. Judul ini terinspirasi oleh artikel tentang rokok yang pernah saya tulis dan dimuat di majalah remaja el-Fata. Judulnya “Pembunuh Berasap”. Agar kedengarannya lebih menarik, apalagi waktu itu lagi musim judul-judul buku berawalan “Misteri”, maka saya tambahkan kata-kata “Misteri” di depannya. Sehingga judulnya menjadi “Misteri Pembunuh Berasap”.


Namun, setelah saya mendapatkan judul yang menurut saya lebih menarik, saya pun jadi pindah ke lain hati. Hingga akhirnya, saya putuskan untuk tetap memberi judul buku saya ini dengan “Menjadi Kaya Dengan Merokok”. Walaupun sebelumnya sempat juga terbersit judul-judul lain seperti “Dapat Apa Dengan Rokok” dan “Bila Remaja Tidak Merokok”.


Tapi perlu diingat juga. Dalam membuat judul jangan sampai kebangetan. Jangan hanya karena ingin membuat judul yang menarik perhatian, lantas kita membuat judul yang menipu, misalnya judul yang diberikan berbeda dengan isinya. Judulnya kemana, isinya kemana.


*****


Agar semakin termotivasi untuk segera menuliskannya, biasanya judul sementara saya letakan dalam sebuah gambar cover buku khayalan saya. Kalau dulu, gambar cover itu biasanya saya buat di kertas. Saya buat sketsa sebuah buku plus judulnya.


Tapi itu dulu. Sekarang, biasanya saya gunakan aplikasi PixelLab untuk membuat cover khayalan saya. Misalnya saja buku ini. Sebelum dicetak, saya sudah buatkan covernya begini:

 


 

Saat ini, saya punya keinginan untuk menulis buku tentang tips bisnis online. Maka, sebelum saya menuliskannya, saya buat cover khayalan dulu lengkap dengan judul sementara.

 


 

#Dikutip dari buku"7 LANGKAH PRAKTIS MENULIS BUKU". Dapatkan bukunya di SINI & SINI

CATATAN:

Gambar-gambar di atas hanya ditampilkan di blog ini, tidak ada di buku 7 LANGKAH PRAKTIS MENULIS BUKU

 




























Setelah judul berhasil dibuat, langkah saya selanjutnya adalah …

1 komentar:

  1. Edy zaqeus pernah menulis buku, dg judul "kalau mau kaya ngapain sekolah". Berisikan kumpulan motivator indonesia, judul buku tersebut diambil dari perkataanya om bob sadino. Gara2 judul bukunya itu saya beli bukunya, hahahaha (sekedar info)

    BalasHapus