Laman

Senin, 12 Juni 2023

KARYAWAN YANG AMANAH

 


✍️ KARYAWAN YANG AMANAH


"Ustadz, bolehkah di saat sedang tidak ada pekerjaan di kantor, saya isi dengan shalat Dhuha atau atau membaca al-Qur'an?"


Demikian kurang lebih pertanyaan yang diajukan kepada seorang ustadz di sebuah acara pengajian. Sang ustadz pun menjawab:


"Antum digaji perusahaan untuk bekerja, bukan untuk shalat atau baca al-Qur'an... Kecuali perusahaan mengizinkan yang demikian itu...".


Intinya, ustadz ingin memberi nasihat kepada jama'ah, khususnya yang bekerja sebagai karyawan, agar menjaga amanah dengan baik. Sebab, kelak di akhirat kita akan dimintai pertanggungjawaban terkait hal ini.


*****


Yah, terkadang kita dapati sebagian karyawan kurang memperhatikan masalah ini. Ada yang seenaknya saja berbuat. Yang penting dia masuk kerja. Adapun masalah kualitas kerja kurang diperhatikan.


Padahal kalau mereka ditanya begini:


"Seandainya kamu jadi pimpinan perusahaan, kamu pingim karyawanmu bekerja secara profesional atau asal2an?"


Saya yakin, semua akan menjawab ingin punya karyawan yang profesional. Mereka ingin punya karyawan yang mau menjaga amanah dan bisa bekerja dengan sebaik mungkin.


Naah...


Atasan kita juga begitu. Sama dengan kita. Mereka ingin kita (karyawannya ini) bekerja dengan baik. Dengan profesional.


Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar akan hal ini. Kita bisa buktikan sendiri di tempat2 bekerja.


Saat tidak ada pekerjaan, apa yang mereka lakukan???


Ada yang asik chatingan via WA, berbalas komentar di FB, nonton film di Youtube, dll.


Padahal, mereka digaji bukan untuk itu❗


Mestinya, saat jam kerja, fokusnya  di pekerjaan dan hal2 yang berkaitan dengan pekerjaan. Misalnya, seorang guru matematika, di saat tidak ada jam ngajar di kelas, dia gunakan waktu untuk hal2 yang berkaitan dengan tugasnya di sekolah. Misalnya, mencari2 info cara mengajar matematika yang mudah dan menyenangkan, membuat contoh2 soal yang menarik, dll. 


*****


Termasuk wujud penjagaan amanah seorang karyawan adalah masuk kerja dalam kondisi prima. Tidak loyo dan kurang gairah.


Oleh karena itu, karyawan yang baik tindakannya itu penuh pertimbangan. Tidak ngasal. Kalau dia tahu bahwa nonton bola dini hari bisa mempengaruhi kinerja dia di kantor, maka dia tidak nonton. Dia memilih istirahat cukup agar keesokan harinya bisa masuk kerja dalam kondisi prima.


Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat untuk kita semua.


🌹إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبرني والبيهقي)


 “Sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta'ala mencintai seseorang yang apabila beramal, dia mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani dan Al-Baihaqi).


Syaikh Abdul Muhsin  hafizhahullah berkata seraya memberi nasihat:


Wajib atas setiap pegawai dan pekerja untuk menggunakan waktu yang telah dikhususkan bekerja pada pekerjaan yang telah dikhususkan untuknya. Tidak boleh ia menggunakannya pada perkara-perkara lain selain pekerjaan yang wajib ditunaikannya pada waktu tersebut. Dan tidak boleh ia menggunakan waktu itu atau sebagian darinya untuk kepentingan pribadinya, atau kepentingan orang lain apabila tidak ada kaitannya dengan pekerjaan ; karena jam kerja bukanlah milik pegawai atau pekerja, akan tetapi untuk kepentingan pekerjaan yang ia mengambil upah dengannya."

Referensi : https://almanhaj.or.id/13821-bagaimana-menjadi-pegawai-yang-amanah.html)


Wallahu a'lam.


🌻 Bogor, 24 Dzulqa'idah 1444H/13 Juni 2023

✍️ Muhammad Mujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar