Laman

Selasa, 30 Agustus 2022

BAB 25: BERTAMU

 


BAB 25

BERTAMU


Guru saya mengajarkan: "Kalau bertamu usahakan bawa sesuatu. Semoga itu bisa menyenangkan tuan rumah, sekaligus meringankan bebannya dalam menjamu tamu. Siapa tahu mereka kondisinya sedang susah. Jangan kedatangan kita justru jadi menambah bebannya...".

Demikian kurang lebih nasihatnya.

Pesan guru saya ini selalu saya ingat. Bahkan sering saya praktikan. Kalau saya bertamu ke rumah orang, terutama kalau rencananya akan ngobrol lama, maka saya akan usahakan untuk membawa sesuatu. Biasanya berupa makanan ringan, minuman, atau buah-buahan.

Kenapa saya sampaikan hal ini?

Sebab, sebagian orang ada yang kurang peka terkait hal ini. Ada yang bertamu lama, tapi tidak bawa apa-apa. Padahal orang yang dia kunjungi kondisinya sedang sulit. Jangankan memberi hidangan untuk tamu, hidangan untuk keluarganya saja sulit.

Saya teringat dengan seorang kawan. Kondisinya waktu itu sedang sulit. Untuk membeli susu buat anaknya saja, dia harus nyari-nyari uang di saku baju dan celananya. Demikian ceritanya ke saya.

Sehingga pernah suatu ketika, kawan-kawan saya yang lain ingin mengunjunginya. Jumlahnya lumayan banyak. Namun, tak ada yang berinisiatif untuk membawa hadiah.

Melihat hal itu, saya coba ajarkan ke mereka. Saya contohkan ajaran guru saya. Saya ajak mereka untuk membeli sesuatu sebelum berkunjung. Diantaranya waktu itu, kita beli gorengan untuk dimakan bersama sambil ngobrol.

Jadi, demikian.

*****

Pesan yang ingin saya sampaikan adalah: Jika memang kita mampu, tidak ada salahnya kita membawa hadiah saat bertamu. Bukankah kita dianjurkan untuk saling memberi hadiah?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

تَهَادُوا تَحَابُّوا
“Saling memberi hadiahlah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.”

(HR. Al-Bukhari)

Tapi, kalau kita kondisinya memang miskin dan tak mampu membeli hadiah untuk dibawa, maka tidak mengapa kita datang dengan tanpa bawa apa-apa. Yang penting kita tetap memperhatikan adab dalam bertamu. Misalnya: membuat janji terlebih dahulu (jangan dadakan), pilih waktu yang tepat (jangan sampai mengganggu waktu istirahat orang), menjaga pandangan saat di dalam rumah tuan rumah, tidak membawa anak yang berpotensi membuat gaduh dan rusuh, dll.


*****

Kemudian, kalau kita jadi tuan rumah, hendaknya kita perhatikan adab juga. Supaya tamu kita nyaman di rumah kita. Misalnya, segera memberi jamuan saat tamu datang. Minimal air putih. Jangan sampai tamu kita sudah datang dari jauh, sudah ngobrol lama, tidak ada setetes air pun yang kita hidangkan.

Termasuk adab yang baik dari tuan rumah adalah mempersilakan tamu untuk memakan hidangan yang sudah tersaji. Jangan diam saja. Bisa jadi tamu yang datang orangnya pemalu dan tidak enakan. Sehingga dia sungkan untuk mengambil hidangan.

Demikian.

Semoga kita termasuk orang-orang yang beradab dan berakhlak mulia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar