Laman

Senin, 18 April 2022

AKU & BAHASA ARAB (BAB 38): KABARNAS 3 (1)

 


BAB 38

KABARNAS 3 (1)



Dari empat kemahiran bahasa, menurut saya, kemahiran bicara yang paling berat dipelajari secara otodidak. Jangankan kita yang belajarnya sendiri di rumah, yang lulusan pondok pesantren saja belum tentu lancar ngomong Arabnya.

Untuk bisa lancar ngomong bahasa Arab, cara paling efektif adalah tinggal di lingkungan yang berbahasa Arab. Misalnya, tinggal di negara Arab. Atau paling tidak, setiap hari ada teman yang bisa kita ajak ngomong bahasa Arab.

Intinya, belajar percakapan harus punya teman. Belajarnya harus bersama orang lain. Tidak bisa sendirian. Kecuali kalau kita cuma ingin ngelancarin lidah ngomong Arab. Baru bisa sendirian. Ngomong saja sendiri di depan cermin setiap hari!


*****


Dari awal belajar bahasa Arab,

saya selalunya fokus di kemahiran membaca. Targetnya bisa baca kitab. Pernah beberapa kali belajar muhadatsah, namun saya anggap itu selingan saja. Tidak serius.

Makanya, meskipun sudah bisa baca kitab gundul, bahasa Arab saya pasif. Kalau dengar orang Arab ngomong, saya ngerti. Tapi, giliran diajak bicara, susah untuk merespon dengan cepat.

Karena sulit untuk dipelajari secara mandiri, makanya saya sering memberi masukan kepada teman-teman yang baru belajar bahasa Arab untuk fokus belajar kemahiran membaca saja. Sebab, selain mudah untuk dipelajari secara mandiri, sarana belajarnya juga banyak. Manfaatnya pun lebih terasa. Kita bisa pakai kemahiran ini untuk memperbagus ibadah keseharian, seperti: shalat, zikir, do'a, dan tilawah al-Qur'an.

Beda dengan kemahiran berbicara. Di kelas mungkin kita bisa ngomong Arab. Tapi di rumah? Di lingkungan? Siapa yang mau ngomong bahasa Arab dengan kita? Ustadz lulusan timur tengah saja banyak yang ngomongnya pakai bahasa Indonesia.

Namun, saya tetap punya keinginan untuk bisa lancar ngomong bahasa Arab. Kadang saya latihan sendiri di depan cermin. Kadang sambil naik motor, saya ceritakan apa yang ada di depan saya menggunakan bahasa Arab.

Baru segitu usaha saya untuk bisa ngomong bahasa Arab. Belum terlalu serius dan semangat untuk mencari teman yang bisa diajak belajar bersama.

*****

Waktu itu, sebelum pandemi, saya punya jadwal rutin mengajar bahasa Arab di lingkungan kampus IPB Dramaga Bogor. Saya mengajar atas permintaan kawan-kawan mahasiswa yang tinggal di Pondok Prestasi. Belajarnya setiap Sabtu, dari sekitar jam 9.00 WIB sampai menjelang Zuhur. Pesertanya ada yang dari luar kampus, tidak hanya mahasiswa IPB.

Suatu hari, ada seorang pelajar ikut di majelis saya. Namanya Reza. Tinggalnya tidak jauh dari rumah saya. Dia dulu pernah ikut kursus bahasa Arab yang saya adakan di sebuah lembaga bimbingan belajar. Karena sibuk sekolah, dia pun tidak belajar sampai selesai.

Dia mendatangi saya. Kita pun ngobrol santai. Waktu itu, dia selalu menggunakan bahasa Arab saat bicara. Dari dialah kemudian saya mengenal KABARNAS.


Bersambung...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar