Laman

Kamis, 03 Maret 2022

AKU & BAHASA ARAB (BAB 8): SELEKSI ALAM

 


BAB 8

SELEKSI ALAM



Dalam pelajaran biologi, ada sebuah istilah yang namanya "Seleksi Alam". Siapa yang kuat, dialah yang akan bisa terus bertahan hidup di alam ini.

Dalam belajar bahasa Arab, ternyata ada juga hal semacam itu. Siapa yang kuat (serius, sungguh-sungguh, dan mau bersabar dalam belajar), maka dialah yang bisa bertahan untuk terus belajar sampai akhir. Tidak berhenti di tengah jalan.


*****

Sudah bukan rahasia lagi tentang adanya "seleksi alam" di majelis-majelis pembelajaran bahasa Arab. Baik yang online maupun yang offline. Awal belajar, peserta yang hadir banyak. Tapi, lama kelamaan, peserta berkurang satu demi satu. Hingga akhirnya, hanya menyisakan beberapa orang saja.

Seorang ustadz ada yang berkata: "Saya pernah ngadain pelatihan bahasa Arab. Awalnya yang datang 50 orang. Akhirnya tinggal lima orang...".

Saya juga pernah beberapa kali mengajar bahasa Arab. Awalnya, yang datang lumayan banyak. Tapi akhirnya, tinggal dua orang yang belajar sampai selesai.

Hal ini terjadi juga di Wisma As-Sunnah. Awalnya, semua penghuni kos rajin hadir di majelis. Tapi akhirnya, tinggal satu orang tersisa.


*****

Banyak faktor tentunya yang menyebabkan peserta tidak bisa belajar sampai akhir. Bisa disebabkan faktor pelajarnya yang memang kurang serius dalam belajar dan belum merasa butuh dengan bahasa Arab.

Bisa juga karena faktor gurunya yang kurang menguasai materi dan tidak bisa menjelaskan materi dengan baik dan menyenangkan. Atau, bisa juga karena faktor metode yang digunakan kurang pas. Termasuk juga faktor pemilihan waktu belajar yang tidak tepat.

Kalau saya perhatikan waktu itu, menurut dugaan saya, penyebab peserta banyak yang berhenti belajar adalah karena tiga hal. Pertama, peserta yang belum merasa butuh dengan bahasa Arab. Sebab mestinya, kalau orang sudah merasa butuh dengan bahasa Arab, tentu dia akan berusaha sebisa mungkin untuk meraihnya. Apa saja akan dikorbankan untuk mendapatkannya.

Kedua, waktu belajar yang kurang pas. Kalau menurut saya, bagi mahasiswa yang setiap harinya ada kuliah dari pagi, maka sebaiknya belajarnya malam hari, selesai aktifitas kuliah. Kalau pagi ba'da Subuh, kadang ada yang harus menyiapkan bahan kuliah. Banyak juga yang ingin tidur lagi sebentar supaya bisa ke kampus dengan segar, tidak mengantuk di kelas.

Ketiga, tidak ada penjelasan di awal tentang target yang ingin dicapai dan cara mencapainya. Waktu itu, kita belajar-belajar saja. Kita hanya menerima apa yang diajarkan. Tidak ada gambaran di awal tentang arah pembelajaran bahasa Arab yang sedang kita jalani.

Ini hasil kesimpulan saya pribadi. Entah menurut yang lain.

Dulu memang yang paling terasa ketika tugas praktikum semakin banyak. Setiap pekan ada laporan praktikum yang harus dikumpulkan. Jadi, konsentrasi belajar dan waktu untuk muroja'ah semakin berkurang.

Waktu itu, ada satu kawan yang tidak ikut belajar. Bukan karena dia malas atau sibuk. Tapi, karena dia sudah punya dasar bahasa Arab. Sehingga dia bisa belajar secara mandiri.

Tapi intinya, waktu itu majelis bahasa Arab di Wisma As-Sunnah hanya berlangsung sekitar setengah tahun. Tinggal menyisakan saya sendiri di akhir pertemuan.

Entahlah, kenapa saya waktu itu jadi sangat tertarik untuk bisa bahasa Arab. Rasanya gimana gitu kalau bisa baca kitab gundul. Ada kepuasan tersendiri.

Karena sudah tidak ada lagi majelis bahasa Arab di kos, saya pun mencoba belajar dengan cara saya sendiri. Saya coba belajar secara mandiri.


Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar