Laman

Sabtu, 19 September 2020

PUSYING!

 

PUSYING!

Pernah suatu ketika, saya dan kawan-kawan dari Pondok Prestasi mengadakan Pelatihan Bahasa Arab Intensif 3 HARI di salah latu Lab ILKOM IPB. Pelatihan berlangsung dari sekitar jam 7-an, sampai menjelang Zhuhur. Sesi pertama Bahasa Arab sampai sekitar jam 10-an. Kemudian dilanjutkan dengan Ilmu Tajwid oleh pengajar yang lain.


Di akhir pelatihan,

saya adakan ujian kecil-kecilan. Dan saya minta komentar peserta terkait pelajaran bahasa Arab. Apakah bikin pusing? Apakah mereka pingin lanjut?


Alhamdulillah responnnya positif. Meskipun banyak yang merasa pusing, namun banyak yang senang dan tertarik ingin lanjut belajar menyelesaikan materi yang belum dibahas.


Saya tidak kaget membaca komentar mereka. Dan saya sudah menduga akan ada yang merasa pusing. Makanya sebelum selesai, saya kasih permisalan kepada mereka. 


Saya bilang, kalau di depan kita ada tumpukan pasir tinggi, kemudian kita disuruh mindahin dalam sehari cuma pake alat gayung kecil, kira-kira berat nggak? 


Tentu akan berat, bukan?!


Tapi, coba kita disuruh mindahinnya selama setahun. Tentu akan ringan.


Naah...


Begitupun dengan bahasa Arab. Kalau kita ingin menguasainya dalam beberapa hari, tentu akan terasa berat. Sebab, banyak hal yang harus dihafal. Kaidah, kosa kata, dan tashrifan. Sementara kemampuan otak kita sangat terbatas. 


Beda halnya kalau kita kasih waktu setahunan untuk proses memahaminya, insya Allah akan jauh lebih mudah. 


Sama halnya dengan bahasa Inggris. Untuk sampai bisa, bukankah kita butuh waktu bertahun-tahun. SMP 3 tahun dan SMA juga 3 tahun. Ditambah kursus di luar sekolah. Tahunan baru kita bisa. Bahasa Arab juga begituh!


Makanya, saya sering bilang ke temen-temen yang baru belajar bahasa Arab. Kalau di Pondok Pesantren saja kadang butuh waktu 2-3 tahun untuk menguasai kaidah bahasa Arab dengan baik. Itupun belajarnya hampir setiap hari dari pagi sampai siang. Dan mereka fokus memang waktunya untuk belajar.


Lalu, bagaimana dengan kita yang belajarnya seminggu kadang cuma beberapa kali? Udah gitu, kebanyakan kita belajarnya sambilan. Ada yang sambil kerja, kuliah, dagang, ngajar, dll. Tentu akan lebih lama lagi.


Tapi...


Kita jangan melihat panjangnya jalan yang akan kita tempuh. Lebih baik, kita susun strategi. Agar terasa ringan, jalan panjang itu kita bagi-bagi menjadi jalan-jalan yang pendek. Jika kita lelah, kita bisa istirahat sejenak sambil mengumpulkan energi kembali (Baca: Muroja'ah). Insya Allah, perjalanan akan terasa ringan.


Nggak masalah, kita sampau tujuannya lama. Yang penting kita terus melangkah, nggak boleh berhenti. 


Tentu akan sangat indah, jika di usia senja nanti (misal 60-70-an tahun), kita diwafatkan Allah dalam keadaan: hafal al-Qur'an, faham artinya, bisa mengkaji kitab-kitab ulama, dan kita bisa ibadah sholat, dzikir, dan doa dengan sangat indahnya, karena kita mengerti betul apa yang kita ucapkan.


Kalaupun kita ditakdirkan tidak sampai ke tujuan, semoga kita mendapatkan pahala besar dari niat kita yang baik nan tulus ini. 


Jadi...


Mari kita terus semangat dalam mempelajari bahasa Arab!


Semoga bermanfaat.


@MuhammadMujianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar