>>> LAFAZH TAKBIRATUL IHRAM
اَللهُ
أَكْبَرُ
Allah Maha Besar
>>> PELAJARAN PENTING<<<
>> PELAJARAN 1
Takbiratul Ihram (تَكْبِيْرَةُ الْإِحْرَامِ) adalah termasuk rukun shalat. Maka shalat
tidak sah tanpa mengucapkan takbiratul ihram.
Lafazh “تكبيرة” berbeda dengan “تكبير”. Lafazh “تكبير” adalah mashdar ashli, sedangkan lafazh “تكبيرة” adalah mashdar marrah (مَصْدَرُ
الْمَرَّةِ).
Mashdar Marrah adalah mashdar yang menunjukkan satu kali kejadian. Misalnya:
“ضَرْبَةٌ” (Satu pukulan), “لُقْمَةٌ” (Satu suapan), “لَيْلَةٌ” (Satu malam), dll.
Jadi, lafazh “تكبيرة” artinya adalah: satu kali pengucapan takbir.
>>>
PELAJARAN 3
Lafazh “الإحرام” adalah mashdar dari “أَحْرَمَ –
يُحْرِمُ - إِحْرَامًا”,
yang artinya “Mengharamkan”.
Dinamakan TAKBIRATUL IHRAM karena takbir ini mengharamkan orang
yang shalat dari melakukan perkara halal yang bukan termasuk bagian dari
shalat, seperti: makan, minum, ngobrol, dll., hingga selesai pelaksanaan shalat
(setelah salam).
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُورُ وَتَحْرِيمُهَا
التَّكْبِيرُ وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
“Pembuka sahnya shalat adalah bersuci, sesuatu yang menyebabkan
haramnya hal-hal yang bertentangan dengan shalat adalah ucapan takbir dan yang
menyebabkan halalnya hal-hal itu kembali adalah ucapan salam” (HR. Abu Daud no.
61, Tirmidzi no. 3, Syaikh Al Albani menshahihkannya dalam Al-Irwa`:
301). [Dikutip dari https://muslim.or.id/25230-mengungkap-keindahan-bertakbir-dalam-shalat-1.html)
>>> PELAJARAN 4
Siapakah Allah?
Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Pencipta kita, Pemberi rezeki, dan
Pengatur alam semesta. Oleh karena itu, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala saja
yang berhak untuk diibadahi. Tidak boleh kita palingkan ibadah kepada selain-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الله
لا إله إلا هو الحي االقيوم
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)…”. (QS. Al-Baqarah [2]:
255)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berada TINGGI di ATAS seluruh
makhluk-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
سبح
اسم ربك الأعلى
“Sucikanlah nama Tuhan-mu (Allah) Yang Maha
Tinggi”. (QS. Al-A’laa [87]: 1)
(Pembahasan tentang keberadaan Allah bisa dibaca di: https://rumaysho.com/275-ada-1000-dalil-yang-membicarakan-allah-berada-di-atas-seluruh-makhluk-nya.html
)
>>> PELAJARAN 5
Asal Lafazh Allah “الله” adalah Al-Ilaah
“الإله”
yang artinya “مألوه”
(Yang Disembah). Kemudian, huruf hamzahnya dibuang untuk meringankan ucapan,
karena sering digunakan. Sehingga jadilah lafazh “الله”. (Silakan baca
di: https://muslimafiyah.com/asal-kata-lafdzu-jalalah-allah-beberapa-faidah-bahasa-arab.html
)
>>> PELAJARAN 6
Allahu Akbar artinya adalah Allah Maha Besar. Maksudnya: Allah Maha
Besar dari segala sesuatu. Dan segala sesuatu itu hina di hadapan Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang
semestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan
langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia
dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar [39]: 69)
“Dan bagi-Nyalah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Jaatsiyah [45]: 37)
Oleh karena itu, di saat kita memulai shalat, hendaknya kita
hadirkan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hati kita. Hendaknya kita
fokus hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak memikirkan hal-hal
selain-Nya.
>>> PELAJARAN 7
Ada beberapa kesalahan yang biasa terjadi di tengah-tengah
masyarakat dalam pengucapan lafazh takbiratul ihram. Diantaranya sebagai
berikut:
1.
Memanjangkan
harokat huruf ALIF pada lafazh “الله” menjadi “آلله”. Sehingga seakan-akan ada penambahan huruf
HAMZAH ISTIFHAM yang membuat artinya menjadi “APAKAH ALLAH (MAHA BESAR)?”.
Hal ini seperti
dalam QS. Yunus (10) ayat 59:
قُلْ
ءَآللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ
“Katakanlah: ‘Apakah
Allah telah memberikan izin kepadamu…’”
2.
Memanjangkan
huruf “ب” pada lafazh “أكبر” menjadi “أكبار”. Sehingga artinya menjadi “(ALLAH ADALAH) GENDANG”. Sebab “أكبار” adalah bentuk jamak taksir dari “كَبْرٌ” yang artinya GENDANG/BEDUG (Lihat Kamus Al-Munawwir
hal. 1183). Na’udzu billah min dzalik! Kita berlindung kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala dari melakukan kesalahan-kesalahan semacam ini.
3.
Membaca huruf
Lam pada lafazh “الله” dengan tipis (tarqiq), sehingga menyerupai orang-orang
Nashrani saat mengucapkan tuhan A-lah.
Wallahu a’lam.
>>> TUGAS KITA SEMUA
Saat mengucapkan takbiratul ihram di awal shalat, hendaknya kita
hadirkan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita lupakan sejenak
urusan-urusan dunia. Hendaknya kita fokus menghadap kepada-Nya.
Semoga bisa menambah kekhsuyu’an kita dalam shalat.
Bogor, Rabu 18/1/2017
Muhammad Mujianto al-Batawie
(Pengasuh Blog: http://kitabfahimna.blogspot.com)
>>> BAHAN BACAAN
·
Fathul ‘Aliim
fi Syarh Ad’iyyah wa Adzkaar As-Shalah minat Takbir ilat Taslim karya Husain
bin Audah Al-Awayisah
·
Dll.
syukran,apakah ini termasuk tadabbur nya
BalasHapus