Pertama kali saya belajar Arab
adalah ketika masih tinggal di daerah Pogung, kampung di sebelah utara kampus
UGM.
Saat itu saya baru awal-awal
mengikuti kajian rutin. Dalam kajian itu saya sering melihat teman-teman
membawa kitab gundul. Saat itu saya berpikir “Kok enak ya, kalau kita bisa
membaca kitab berbahasa Arab, bisa lebih memahami isi kitab aslinya, tidak
sekedar membaca terjemahannya”.
Mulailah tumbuh keinginan untuk
belajar bahasa Arab, dan secara kebetulan ada informasi tentang program bahasa
Arab di salah satu masjid di Pogung. Saya mendaftar program itu, dan ternyata
program tersebut adalah program belajar bahasa Arab secara intensif. Pelajaran
bahasa Arab diberikan tiap hari dan tiap hari ada dua kali pertemuan yaitu pagi
dan sore.
Saat itu saya bagaikan
belajar
renang di lautan. Belajar bahasa Arab dari nol tapi langsung ikut program
bahasa Arab intensif. Akhirnya setelah ikut beberapa kali pertemuan langsung
dapat gelar “LC” alias “Langsung Cabut” karena belum bisa mengikuti materi yang
diberikan. Materi pertemuan pagi belum paham sudah ditambah materi lagi pada
sore harinya. Begitu terus setiap hari sehingga lama-kelamaan otak saya tidak
kuat untuk menampung materi. Apalagi ditambah ada materi-materi yang harus
dihapal.
Pengalaman itu tidak menjadikan
keinginan untuk belajar bahasa Arab menjadi surut. Hanya saja saya harus
berpikir untuk mencari metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan
saya. Saya sempat mengikuti beberapa kegiatan belajar bahasa Arab, namun
sayangnya tidak pernah tuntas. Beberapa kali terjadi program berhenti karena
pesertanya habis mengundurkan diri sebelum program berakhir.
Alhamdulillah sekitar 3 tahun yang
lalu saya mendapatkan info di internet
tentang cara belajar bahasa Arab FAHIMNA. Beberapa waktu kemudian saya mendapat
informasi pelatihan bahasa Arab metode FAHIMNA dengan media pembelajaran
melalui Facebook. Saya segera mendaftarkan diri dan bertekad, untuk kali ini
saya harus belajar sampai tuntas agar bisa mempelajari Islam lebih baik dengan
bekal bisa membaca kitab berbahasa Arab dan alhamdulillah saya masih
bisa bertahan hingga level 3 ini. Semoga Allah memberikan kekuatan dan
kemudahan agar saya bisa mengikuti pelatihan bahasa Arab metode FAHIMNA ini
sampai tuntas.
METODE FAHIMNA ini saya rasakan
merupakan metode yang paling mudah dipahami dan diikuti meskipun belum punya
bekal bahasa Arab sama sekali. Pembelajaran yang dalam satu minggu hanya
diberikan satu atau dua materi pembahasan, penyusunan materi yang tepat (tidak
terlaku berat dan tidak terlalu banyak) membuat materi lebih mudah dipahami.
Adanya tugas latihan membaca Arab gundul, ujian tiap akhir pekan serta
tugas-tugas lain sangat membantu dalam memahami materi dan melatih kedisiplinan
dalam belajar.
Metode belajar yang saya lakukan
selama mengikuti pelatihan bahasa Arab metode FAHIMNA ini adalah dengan
berusaha untuk membaca materi yang diberikan, menandai hal-hal yang penting
atau menuliskan kembali di buku lain sehingga ketika lupa akan lebih mudah
mencarinya. Selain itu saya juga berusaha mengerjakan semua tugas dengan baik
dan tepat waktu.
Dalam masalah belajar bahasa Arab
metode FAHIMNA ini salah satu hal yang masih sulit saya lakukan adalah
mendisiplinkan diri untuk belajar tiap hari dan mengerjakan tugas sesegera
mungkin. Saya sering belajar ketika menjelang ujian, atau mengerjakan tugas
ketika mendekati batas akhir sehingga hasilnya kurang optimal.
Dari sisi materi pelajaran, materi
yang saya rasakan paling sulit adalah dalam hal menghapal pola tashrifan, baik tashrif
mendatar maupun menurun. Saya butuh usaha ekstra keras untuk menghapal materi
ini, itupun belum bisa hapal seluruhnya dan masih sering lupa atau
terbalik-balik antara pola yang satu dengan yang lain.
Terakhir...
Nasihat untuk diri saya sendiri dan
untuk teman-teman yang ingin belajar bahasa Arab metode FAHIMNA ini, apabila
ingin berhasil hendaklah :
1. Menanamkan pada diri sendiri
kecintaan terhadap bahasa Arab dan merasa membutuhkan bahasa Arab agar bisa
memahami agama Islam lebih baik.
2. Tidak mudah menyerah apabila ada
kendala atau kesulitan yang muncul saat mengikuti program ini. Jadikan kendala
dan kesulitan ini sebagai tantangan yang harus ditaklukkan dan jangan jadikan
sebagai alasan untuk berhenti belajar bahasa Arab.
3. Berusaha mendisiplinkan diri
dalam hal waktu belajar dan mengerjakan tugas.
Selain hal-hal tersebut di atas, hal
yang paling utama adalah selalu berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan dan
kemudahan untuk memahami materi yang diajarkan, luruskan niat karena Allah Ta’ala
semata.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat dan ridho-Nya sehingga kita bisa mempelajari bahasa Arab dengan baik,
bisa memahami dengan baik sehingga bisa memberi manfaat untuk diri kita sendiri
khususnya dan bagi orang lain pada umumnya.
(Mujiyono, 42 Tahun, Swasta, Prambanan
Yogyakarta)
Sumber: Ebook "Aku & Fahimna" (Masih proses editing. Insya Allah nanti akan dipublikasikan dan bebas download)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar