📒 KISAH PENGALAMAN HIDUP: AKU & BAHASA ARAB (37)
✍️ KABARNAS 3 (6)
Ilmu itu berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tanpa pertolongan dari-Nya, kita tidak akan pernah mendapatkan ilmu. Sehebat apapun usaha yang kita lakukan.
Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar dimudahkan dalam belajar. Sambil kita terus berusaha mencari ilmu dengan cara2 dan strategi yang tepat.
*****
Berdasarkan pengalaman & pengamatan saya, ada empat hal yang sangat berpengaruh untuk meraih kesuksesan dalam belajar. Apa saja?
Pertama, guru yang berilmu, benar2 menguasai ilmunya, dan bisa menyampaikan ilmunya dengan cara2 yang tepat.
Kedua, murid yang serius dan sungguh2 dalam belajar, dan ngerti adab dalam belajar.
Ketiga, metode yang tepat.
Keempat, lingkungan yang mendukung dalam proses belajar.
Insya Allah, kalau keempat ini ada, kesuksesan dalam proses belajar dan mengajar akan mudah diraih. Insya Allah.
*****
KABARNAS 3 diadakan ditempat yang menurut saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar. Tempatnya sejuk, dikelilingi banyak pepohonan. Nama lokasinya Cico Resort yang beralamat di Jl. Tumenggung Wiradireja 216 Cimahpar, Bogor Utara, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16155.
Saya sempat berpikir:
"Bagus juga nih kayaknya kalau dijadikan pondok pesantren...".
Guru yang mengajar kami adalah guru2 yang berkompeten di bidang pengajaran bahasa Arab. Mereka sudah sangat berpengalaman. Saya bisa menerima materi dengan mudah dari mereka hafizhahumullah.
Metode yang digunakan di KABARNAS, untuk saya sangat cocok. Karena memang, kalau kita ingin bisa percakapan, maka kita harus mau memaksakan diri bicara bahasa Arab. Sebanyak mungkin kita mendengar bahasa Arab, dan sebanyak mungkin kita mengucapkan bahasa Arab.
Namun, menurut saya, metode mubasyaroh ini, cocoknya untuk orang yang sudah punya dasar bahasa Arab. Lebih bagus lagi, dia sudah bisa baca kitab. Jadi, saat pelatihan, dia tinggal ngelancarin lisan berbicara bahasa Arab.
Kalau untuk orang yang dari nol, sama sekali belum pernah belajar bahasa Arab, menurut saya kurang cocok. Kenapa?
Ya, kita bisa bayangkan sendiri. Misalnya, kita tidak bisa bahasa Jawa, kemudian kita diajarkan pakai bahasa Jawa yang kita tidak mengerti. Kira2 apa yang terjadi? Pusing!
Mungkin ada yang berkata begini:
"Bukankah dulu ketika kita kecil, kita tidak paham bahasa Indonesia, kemudian orang tua kita mengajarkan kita bahasa Indonesia pakai bahasa Indonesia, akhirnya kita bisa lancar bahasa Indonesia?"
Iya, betul! Tapi, itu butuh berapa lama? Lama! Kadang butuh waktu beberapa tahun baru bisa lancar. Tidak cukup sebulan dua bulan.
Kemudian, kosatakata yang diajarkan waktu kecil apakah kosakata yang susah?
Tentu, tidak bukan? Paling2 kosakatanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti: makan, minum, mandi, dll.
Waktu kecil, kita belum mengenal kosakata tentang ekonomi, energi, kesehatan, dll. Kita baru belajar itu ketika masuk sekolah.
Nah, kalau memang mau pakai metode mubasyaroh untuk orang yang sama sekali belum pernah belajar bahasa Arab, maka silakan terapkan secara utuh cara belajar anak kecil. Belajarnya harus lama. Minimal setahun. Tidak bisa hanya sebulan dua bulan.
Kemudian, ajarkan kosakata dasar dulu hingga benar2 lancar. Dan ini pun butuh waktu yang tidak sebentar. Harus terus dilakukan pengulangan. Seperti anak kecil baru belajar bicara, satu dua kata kadang harus diulang berkali2, kadang bisa berhari2.
Ini menurut saya.
*****
Kawan2 peserta KABARNAS saya yakin sangat ingin bisa lancar bicara bahasa Arab. Makanya, mereka berani keluar uang banyak untuk ikut KABARNAS. Mereka juga rela meninggalkan keluarga selama sebulan.
Sayangnya saya pehatikan, banyak yang keinginannya itu belum berbuah kesungguhan. Banyak yang masih malu2 untuk berbicara bahasa Arab. Terutama yang belajarnya dari nol.
Padahal, peraturan yang di terapkan selama pelatihan sudah sangat bagus. Diantaranya ada peraturan, peserta wajib berbicara bahasa Arab selama pelatihan, baik di kelas, maupun di luar kelas. Sayangnya, banyak peserta yang melanggarnya.
Kadang, saya suka pancing2 mereka untuk terbiasa ngomong bahasa Arab. Setiap berpapasan, saya sapa dengan bahasa Arab. Tapi sepertinya, banyak yang memang masih berat untuk mempraktikan ilmu yang didapat di kelas.
Sebenarnya, sebelum memutuskan ikut KABARNAS, saya sudah memprediksikan hal ini. Saya khawatir, banyak yang baru, sehingga tidak bisa diajak praktik bicara setiap hari.
Waktu itu, saya utarakan kekhawatiran saya ke kawan saya Reza. Dia ngasih saran agar nanti saya bisa dekati pengajarnya untuk praktik muhadatsah.
Alhamdulillah, banyak ilmu yang saya dapat dari KABARNAS. Saya semakin lancar bicara bahasa Arab. Percaya diri pun semakin bertambah.
KABARNAS pun akhirnya bisa saya selesaikan dengan baik. Saat penutupan, saya pun mendapat predikat peserta terbaik, alhamdulillah.
Bersambung...
@MuhammadMujianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar